Kisah Jejak Pejuang Muda di Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik

Dewi Agustiana Sinta
Mahasiswi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Malang. Alumni Pejuang Muda Angkatan 1.
Konten dari Pengguna
1 November 2022 5:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Agustiana Sinta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
25 oktober 2021 Koordinasi perdana tim Pejuang Muda Gresik bersama Dinas Sosial Gresik, Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
zoom-in-whitePerbesar
25 oktober 2021 Koordinasi perdana tim Pejuang Muda Gresik bersama Dinas Sosial Gresik, Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
ADVERTISEMENT
Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian Sosial RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar bisa berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat. Program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang diterjunkan ke masyarakat untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kementrian sosial Ibu Tri Rismaharini melepas 5.140 mahasiswa peserta Pejuang Muda, Sumber dokumentasi pribadi penulis.
Dalam program Pejuang Muda terdapat empat pilihan program: Yang pertama, Di bidang bantuan sosial. Yang kedua, Pemberdayaan. Yang ketiga, lingkungan. Dan yang terakhir, fasilitas lingkungan. Di lokasi penugasan, Peserta Pejuang Muda mengerjakan proyek-proyek penanganan kemiskinan dan masalah sosial yang didukung oleh Kementerian Sosial berupa anggaran untuk membantu masyarakat.
ADVERTISEMENT
Program Pejuang Muda memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Dan saya adalah salah satu peserta yang lolos dan penempatan di kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 18 kecamatan.
Kegiatan program Pejuang Muda verifikasi dan validasi ( DTKS ) yang berlokasi di Kecamatan Benjeng, Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Dan kami ditugaskan untuk membantu percepatan penanganan kemiskinan melalui verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Verifikasi dan validasi (DTKS) tersebut dilakukan menggunakan aplikasi Socialial Affair Geographic Information System (SAGIS) di mana setiap penerima bantuan sosial masyarakat tersebut yang di verifikasi dan validasi di pergunakan untuk melakukan pendataan target survey dari kementerian sosial, Survey yang dilakukan oleh tim Pejuang Muda yang terjun ke lapangan pada akhirnya akan diinput di apk (SAGIS) dapat di konfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya serta pemanfaatan bantuan sosial yang telah diterima atau yang belum pernah diterima.
ADVERTISEMENT
Saya dan tim Pejuang Muda Gresik juga ditugaskan untuk berupaya menyelesaikan permasalahan sosial melalui team based project. Merupakan proyek sosial yang dilaksanakan melalui pemetaan masalah sosial dan mengidentifikasi solusi yang kemudian disusun dalam bentuk proposal. Selama saya dan tim Pejuang Muda bertugas, ada 19.000 data penerima bantuan sosial yang telah di verifikasi dan di validasi, dan masing-masing tim Pejuang Muda perorang dapat 1.000 data dari 4 Kecamatan yaitu Balongpanggang, Benjeng, Cerme dan Bungah.
Team Based Project melakukan kegiatan Studi Banding Budidaya Maggot yang berlokasi di Dusun Mojoroto Desa Balongpanggang, Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Dari hasil pemetaan masalah melalui observasi, ditemukan juga bahwa komposisi sampah terbesar di Kabupaten Gresik adalah sampah organik yaitu sampah sisa makanan. Team Based Project melakukan studi banding pada lokasi target pelaksanaan program, Muchammad Muchlis selaku sekretaris Kecamatan Balongpanggang, menjelaskan bahwa akhir-akhir ini penumpukan sampah di TPS Desa Balongpanggang mengalami kenaikan yang signifikan sehingga satu mobil truk kontainer yang biasa digunakan, tidak cukup untuk memungut semua sampah di TPS.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut juga didukung oleh pengurus Bank Sampah Dusun Mojoroto, Karno, yang menjelaskan bahwa banyaknya komposisi sampah di dusun tersebut adalah sampah organik berupa sampah pasar sayur, dan sampah rumah tangga. Sampah organik adalah masalah lingkungan yang menimbulkan sumber penyakit pada masyarakat apabila tidak dikelola atau dimusnahkan dengan prosedur yang tepat. Selain menimbulkan sumber penyakit, sampah organik juga dapat mengganggu kehidupan kita sehari-hari seperti bau yang tidak sedap, estetika, dan media penularan penyakit.
Dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pengelolaan sampah organik yang tepat untuk dapat mengurangi penumpukan sampah. Disini tim Pejuang Muda berdiskusi membuat keputusan untuk mengambil pembudidayaan maggot sebagai upaya pengurangan tumpukan sampah. Maggot merupakan bentuk larva dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF). Menurut beberapa penelitian maggot dipercaya mampu untuk membantu lingkungan dengan mengurangi limbah dengan sampah sisa sayur buah dan bahan makanan yang merupakan makanan utama maggot.
ADVERTISEMENT
Metode pembudidayaan ini lebih unggul karena memiliki banyak kelebihan dibanding metode pengendalian sampah organik lain. Pemilihan metode ini sangat mempertimbangkan berbagai faktor penting. Yang pertama, waktu siap panen Maggot terbilang sangat cepat, hanya membutuhkan sampah organik selama 25 hari. Kedua, Maggot itu memiliki kemampuan mengurangi sampah organik 2 sampai 5 kali bobot tubuhnya selama 24 jam. Dan satu kilogram maggot dapat menghabiskan 2 sampai 5 kilogram sampah organik per hari. Dan yang Ketiga, cara pembudidayaan yang relatif mudah dilakukan untuk berbagai kalangan masyarakat setempat sehingga peluang keberlanjutan di Kabupaten Gresik sendiri masih hanya satu desa saja, yaitu Desa Prupuh yang menggunakan Maggot sebagai metode untuk pengurangan sampah sehingga perlu dikembangkan lagi lebih lanjut untuk di daerah lain.
24 desember 2021 Team Based Project telah melakukan prosesi serah terima pembudidayaan maggot kepada pak karno selaku penanggung jawab keberlanjutan program dan ketua bank sampah yang berlokasi di Dusun Mojoroto. Sumber: dokumentasi pribadi penulis.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Pejuang Muda Kabupaten Gresik adalah “Pembudidayaan Maggot sebagai Upaya Mengurangi Timbunan Sampah untuk Menuju Zero Waste Village di Dusun Mojoroto, Desa Balongpanggang”.
ADVERTISEMENT
Adapun tujuan dari diadakannya proyek sosial dari kegiatan ini untuk memberikan edukasi betapa pentingnya memilah sampah dan juga bertujuan untuk mengembangkan lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan ini meningkatkan kualitas lingkungan utamanya pada pengelolaan sampah organik agar dapat dimanfaatkan dan menghasilkan nilai guna untuk masyarakat dan lingkungan.
Banyak sekali dampak kualitas pembelajaran karena adanya program Pejuang Muda ini karena dengan begitu saya dan tim Pejuang Muda bisa belajar untuk bermanfaat bagi masyarakat, Dan menghadapi tantangan, Merayakan perbedaan, Menjunjung nilai persatuan, Menelusuri keindahan bumi pertiwi, selain itu kita juga bisa melihat dari berbagai sudut pandang permasalahan, Yaitu menemukan alternatif solusi untuk masyarakat, dan lebih penting lagi mengajarkan kita untuk tetap bersyukur.
ADVERTISEMENT