Fast Fashion: Murah dan Menarik tapi Berbahaya?

Dhea Intania Listiawan
Dhea Intania Listiawan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara jurusan Marketing Communication.
Konten dari Pengguna
24 Januari 2023 10:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhea Intania Listiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi baju. foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baju. foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Apakah kalian mengetahui perihal fast fashion? Yups, produk fesyen dengan harga beragam yang sering kalian temui di pusat perbelanjaan dengan gaya pakaian yang selalu berubah-ubah pada setiap musimnya merupakan hasil dari industri fast fashion.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang merek pakaian ternama yang digandrungi oleh remaja Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki sangat lekat dengan keberadaan pakaian fast fashion.
Banyak keunggulan yang diberikan oleh industri ini, terutama bagi para generasi baru, yaitu gaya pakaian yang tidak membosankan, harganya yang terkesan lebih murah, hingga dapat memenuhi gengsi di kalangan teman-teman.
Akan tetapi, ternyata keberadaan pakaian-pakaian dari fast fashion ini menimbulkan banyak dampak negatif, terutama bagi kesehatan lingkungan sekitar.
Sesuai dengan namanya, industri ini menciptakan pakaian dengan cara yang cepat. Hal ini juga berkaitan dengan berbagai model pakaian yang selalu berubah pada musim-musim tertentu. Proses yang terbilang cepat jika berada di dalam industri ini, bukanlah hal yang baik. Akibatnya, banyak limbah yang dihasilkan akibat pakaian yang sudah tidak lagi terpakai.
ADVERTISEMENT
Faktanya, industri ini menjadi salah satu penyumbang limbah tekstil terbesar di dunia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pakaian yang tidak terjual sehingga dibuang oleh pihak industri, serta konsumen yang turut membuang pakaiannya dengan alasan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan musim.
Ilustrasi limbah fashion. Foto: VectorMine/Shutterstock
Selain limbah tekstil, seperti yang kita ketahui, keberadaan pabrik menjadi ancaman besar bagi kesehatan lingkungan. Pewarna yang digunakan untuk mewarnai tekstil kepada pakaian merupakan zat yang berbahaya bagi lingkungan. Alhasil, air menjadi tercemar dan tidak layak untuk digunakan oleh makhluk hidup. Selain itu, asap yang diproduksi melalui proses produksi pakaian juga akan menyebabkan pencemaran udara.
Pada kenyataannya, kualitas yang dimiliki oleh pakaian industri fast fashion memiliki nilai yang buruk. Hal tersebut berkaitan dengan harganya yang relatif murah. Kualitas yang buruk ini menjadikan pakaian tidak tahan lama sehingga lebih banyak limbah tekstil yang tercipta.
ADVERTISEMENT
Sempat beredar juga di media sosial, bahwa terdapat demo besar-besaran yang dilakukan oleh para pekerja industri fast fashion akibat mereka yang tidak diberikan upah secara wajar. Berdasarkan hal tersebut, maka semakin kuat pula argumen mengenai produk hasil industri fast fashion memiliki banyak dampak buruk kepada lingkungan sekitar.
Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat mengurangi pembelian produk fast fashion?
Tidak dapat dipungkiri bahwa produk dari industri ini memiliki gaya yang sejalan dengan perkembangan zaman. Tetapi, membeli produk fast fashion bukan satu-satunya cara yang dapat kita lakukan untuk mengikuti tren yang ada. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan agar kita tetap tampil trendy tanpa harus mengeluarkan uang demi membeli produk dari industri fast fashion, yaitu;
ADVERTISEMENT
1. Thrifting
Calon pembeli memilih pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (8/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Istilah thrifting akhir-akhir ini mulai populer, khususnya di kalangan remaja Indonesia. Kegiatan thrifting merupakan kegiatan di mana kita membeli pakaian bekas yang masih layak pakai. Terdapat banyak jenis pakaian yang bisa ditemukan dalam toko pakaian bekas. Mulai dari yang berjenis vintage, hingga mode kekinian. Dengan melakukan thrifting, kamu dapat membantu lingkungan sekitar untuk mengurangi limbah tekstil.
2. Membuat Pakaian Sendiri
Ilustrasi menjahit. Foto: Shutterstock
Cara ini terkesan sulit untuk dilakukan. Namun, kamu dapat menemukan banyak penjahit yang dapat memenuhi ekspektasi kamu terhadap pakaian yang diinginkan. Kamu bisa membeli kain sendiri yang tentunya dengan kualitas terbaik.
Meskipun membayar kain ditambah dengan jasa jahit terkesan mahal, kamu akan mendapatkan pakaian yang kamu suka dengan kualitas yang baik dan masa pakai yang lebih lama dibandingkan dengan membeli produk fast fashion.
ADVERTISEMENT
3. Mix and Match
Ilustrasi OOTD. Foto: GoodStudio/Shutterstock
Dengan melakukan kegiatan ini, kamu dapat menggunakan pakaian yang sudah kamu miliki di lemarimu sebelumnya. Gaya yang kamu miliki dapat mengikuti zaman, tetapi tanpa harus merogoh kocek lebih untuk membeli produk fast fashion.
Selain itu, kamu juga dapat membantu untuk mengurangi pembuangan limbah tekstil dengan cara ini. Berbagai gaya bisa kamu lakukan dengan cara padu padan dan kreasi atas baju-baju yang sudah kamu miliki.
Pakaian dari industri fast fashion memang sangat menarik. Tetapi, banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan jika kita terus menerus membeli produk fast fashion. Sekali atau dua kali membeli produk ini tidak apa-apa. Namun, alangkah lebih baik jika kamu melakukan cara yang lain, sehingga dapat menyelamatkan bumi, makhluk hidup, dan dirimu sendiri.
ADVERTISEMENT