Konten dari Pengguna

Merevisi Pikiran, Teknik Untuk Anoreksia Nervosa

Kusuma
psikologi UWD
6 November 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aneroksia nervosa merupakan kondisi serius yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental individu. Kondisi ini merupakan gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, ketakutan yang intens terhadap kelebihan berat badan, dan persepsi yang terdistorsi tentang berat badan dan penampilan tubuh. Aneroksia nervosa dapat mempengaruhi individu dari segala usia, tetapi lebih umum terjadi pada wanita muda.
ADVERTISEMENT
Intervensi psikologi merujuk pada proses di mana seorang profesional, seperti terapis atau konselor, bekerja dengan individu atau kelompok untuk membantu mereka mengatasi masalah atau tantangan psikologis.
Secara umum, intervensi merupakan tindakan apa pun yang dimaksudkan untuk mengganggu dan menghentikan atau mengubah suatu proses, seperti dalam perawatan yang dilakukan untuk menghentikan, mengelola, atau mengubah jalannya proses patologis suatu penyakit atau gangguan (APA Dictionary of Psychology, n.d.).
Intervensi psikologi dapat mengambil banyak bentuk yang berbeda, termasuk terapi individu, terapi kelompok, terapi keluarga, dan terapi kognitif perilaku. Terapi individu, yang juga dikenal sebagai terapi satu-satu, melibatkan konseling satu lawan satu dengan seorang terapis untuk membantu individu mengatasi masalah atau tantangan psikologis. Terapi kognitif perilaku membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang berkontribusi pada masalah psikologis mereka.
ADVERTISEMENT
Intervensi psikologi dapat menjadi bentuk terapi yang sangat efektif untuk membantu individu mengatasi masalah psikologis dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Mengapa Perlu Merevisi Pikiran?
foto bersama Melati, orang yang menerapkan revisi pikiran di Tangerang, Banten ( Senin, 4 November 2024 ). Foto: Kusuma/Kumparan
Apa Saja Manfaat Dari Merevisi Pikiran?
Merevisi pikiran adalah bentuk terapi yang menggunakan teknik-teknik psikologis untuk membantu individu mengatasi masalah-masalah emosional, perilaku, dan kognitif. Manfaat dari intervensi merefisi pikiran, diantaranya:
1.Meningkatkan kesejahteraan mental: Intervensi merevisi pikiran dapat membantu individu mengatasi masalah-masalah seperti depresi, kecemasan, dan trauma, yang dapat mengarah pada peningkatan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
2. Meningkatkan kualitas hubungan: Dengan mengatasi masalah-masalah emosional dan perilaku, intervensi merevisi pikiran dapat membantu individu mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan pasangan romantis.
3. Meningkatkan fungsi kognitif: intervensi merevisi pikiran,diambil dari bentuk intervensi psikologi, seperti terapi kognitif perilaku, dapat membantu individu mengatasi masalah-masalah kognitif seperti kecemasan dan depresi dengan mengajarkan mereka cara berpikir dan berperilaku dengan cara yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
4. Meningkatkan kesehatan fisik: Stres dan kecemasan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, sehingga mengurangi tingkat stres dan kecemasan melalui intervensi merevisi pikiran dapat mengarah pada peningkatan kesehatan fisik.
5. Meningkatkan produktivitas: Dengan mengatasi masalah-masalah emosional dan perilaku, intervensi ini dapat membantu individu mengembangkan keterampilan dan strategi yang lebih baik untuk mengelola stres dan tantangan di tempat kerja, yang dapat mengarah pada peningkatan produktivitas.
6. Meningkatkan kepuasan hidup: Secara keseluruhan, intervensi kognitif dapat membantu individu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan mengatasi masalah-masalah yang telah menghalangi mereka mencapai kepuasan hidup yang lebih besar.

Pengertian Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan serius yang ditandai dengan pembatasan asupan kalori yang ekstrem, ketakutan yang kuat terhadap kenaikan berat badan, dan pandangan yang menyimpang tentang bentuk dan ukuran tubuh seseorang. Kondisi ini berpotensi mengancam jiwa yang dapat menyebabkan kekurangan gizi, masalah kesehatan yang serius, dan bahkan kematian jika tidak diobati (Anorexia Nervosa, n.d.).
ADVERTISEMENT

Pendekatan Psikoterapi Behavioral

Psikoterapi perilaku, yang juga dikenal sebagai terapi perilaku, adalah bentuk psikoterapi yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, khususnya pengkondisian operan dan pengkondisian klasik, untuk mengubah perilaku maladaptif dan meringankan gejala gangguan psikologis.
Berikut ini adalah aspek-aspek utama dari psikoterapi perilaku:

Prinsip Latihan

Pengkondisian Operan : Ini melibatkan penggunaan penguatan dan hukuman untuk membentuk perilaku. Misalnya, penghargaan dapat digunakan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan, sementara hukuman dapat digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
Pengkondisian Klasik : Ini melibatkan pemasangan stimulus netral dengan stimulus tanpa syarat untuk memunculkan respons. Misalnya, seorang terapis mungkin memasangkan teknik relaksasi dengan stimulus yang ditakuti untuk mengurangi kecemasan.

Teknik Latihan

Penguatan : Memberikan penghargaan untuk perilaku yang diinginkan untuk meningkatkan frekuensinya.
ADVERTISEMENT
Hukuman : Memberikan konsekuensi negatif atas perilaku yang tidak diinginkan untuk mengurangi frekuensinya.
Membentuk : Mengubah perilaku secara bertahap dengan memperkuat langkah-langkah kecil menuju tujuan yang lebih besar.
Pemodelan : Mengamati dan meniru perilaku yang diinginkan.
Desensitisasi Sistematis : Secara bertahap memaparkan individu pada stimulus yang ditakuti sambil mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
Sasaran :
Tujuan utama terapi perilaku adalah untuk mengubah perilaku maladaptif dan mengurangi gejala gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan makan.
Pendekatan Terapi Perilaku Kognitif ( CBT)
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah bentuk psikoterapi yang berfokus pada perubahan pola pikir dan perilaku negatif untuk meningkatkan regulasi emosi dan mengurangi gejala gangguan kesehatan mental. Menggabungkan teknik perilaku dengan restrukturisasi kognitif untuk mengatasi aspek perilaku dan kognitif dari masalah psikologis. CBT didasarkan pada konsep bahwa pikiran, perasaan, sensasi fisik, dan tindakan saling berhubungan. Pikiran dan perasaan negatif dapat menjebak individu dalam siklus negatif, yang ingin diputus oleh CBT (What is Cognitive Behavioral Therapy?, n.d.). CBT didasarkan pada konstruksi psikologis bahwa interpretasi individu terhadap situasi memengaruhi reaksi mereka (emosional, perilaku, fisiologis), lebih dari situasi itu sendiri (Beck & Fleming, 2021). Dr. Beck menemukan bahwa ketika ia membantu pasiennya mengevaluasi dan mengubah pemikiran mereka yang terdistorsi, mereka merasa lebih baik dan mampu mengubah perilaku mereka.
ADVERTISEMENT

Terapi Penerimaan dan Komitmen ( ACT )

ACT dikembangkan pada tahun 1980-an oleh psikolog Steven C. Hayes, seorang profesor di Universitas Nevada. Ide-ide yang menyatu menjadi ACT muncul dari pengalaman Hayes sendiri, khususnya riwayat serangan paniknya . Akhirnya, ia bersumpah bahwa ia tidak akan lagi lari dari dirinya sendiri—ia akan menerima dirinya sendiri dan pengalamannya (Terapi Penerimaan dan Komitmen | Psychology Today, n.d.)
Acceptance and Commitment Therapy (ACT) adalah bentuk psikoterapi yang berfokus pada peningkatan fleksibilitas psikologis dengan menggabungkan strategi penerimaan dan kesadaran dengan strategi komitmen dan perubahan perilaku. Berfokus pada peningkatan fleksibilitas psikologis melalui strategi kesadaran dan penerimaan.
ACT didasarkan pada enam prinsip inti:
Penerimaan : Menerima pikiran dan perasaan tanpa mencoba mengubahnya.
ADVERTISEMENT
Defusi Kognitif : Mengenali bahwa pikiran hanyalah pikiran dan bukan fakta.
Diri sebagai Konteks : Mengenali bahwa diri tidak sama dengan isi pikiran seseorang.
Hadir : Berfokus pada saat ini.
Nilai : Mengidentifikasi dan berkomitmen pada nilai-nilai pribadi.
Tindakan Komitmen : Mengambil tindakan yang konsisten dengan nilai-nilai seseorang.
ACT juga melibatkan strategi perubahan perilaku untuk membantu individu mengambil tindakan yang konsisten dengan nilai-nilai mereka. Ini dapat mencakup penetapan tujuan, pemecahan masalah, dan mempraktikkan keterampilan baru
Acceptance and Commitment Therapy (ACT) merupakan pendekatan terapi terbaru dalam terapi perilaku kognitif, yang berfokus pada penerimaan daripada memodifikasi pikiran dan perasaan yang tidak berfungsi. 9 Kontrol berlebihan terhadap pikiran dan perasaan dapat dikaitkan dengan efek paradoks kontrol, yang mengakibatkan pengalaman pikiran dan perasaan yang tidak diinginkan secara tidak sengaja menjadi lebih kuat (Shin et al., 2023).
ADVERTISEMENT

Terapi Perilaku Dialektika ( DBT )

Terapi Perilaku Dialektis (DBT) adalah bentuk psikoterapi terstruktur yang menggabungkan unsur-unsur terapi perilaku kognitif (CBT) dengan strategi kesadaran dan penerimaan. Terapi ini dikembangkan oleh Marsha Linehan untuk mengobati gangguan kepribadian ambang (BPD) tetapi sejak saat itu telah diterapkan pada berbagai kondisi kesehatan mental. Teori ini dikembangkan untuk gangguan kepribadian ambang, terapi ini mencakup pelatihan keterampilan dalam perhatian penuh, efektivitas interpersonal, pengaturan emosi, dan toleransi terhadap tekanan.

Teori Manajemen Kontingensi

Teori managemen kontingensi yang dikemukakan oleh Fred Fiedler menyatakan bahwa efektivitas manajerial bergantung pada interaksi antara praktik manajemen dan peristiwa tertentu. teori ini mengakui bahwa manajemen bersifat situasional dan bahwa strategi yang berhasil dapat bervariasi tergantung pada konteks unik tempat strategi tersebut diterapkan. (Apa itu Teori Manajemen Kontinjensi?, 2023).
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan,pendekatan teori-teori ini memberikan dasar yang kuat untuk membuat intervensi dan membantu individu mencapai perubahan positif dalam kehidupan mereka. Dengan menggunakan teknik-teknik dan prinsip-prinsip dari teori-teori ini, intervensi akan membantu individu mengidentifikasi dan mengubah perilaku negatif mereka dan menggantinya dengan perilaku yang lebih positif dan produktif.

Anoreksia Nervosa

Aneroksia nervosa merupakan kondisi serius yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental individu. Ini adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, ketakutan yang intens terhadap kelebihan berat badan, dan persepsi yang distorsi tentang berat badan dan penampilan tubuh. Aneroksia nervosa dapat mempengaruhi individu dari segala usia, tetapi lebih umum terjadi pada wanita muda.
Aneroksia nervosa dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius bagi individu yang mengalaminya. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti kekurangan gizi, kelelahan, dan kerusakan pada organ internal. Anoreksia nervosa juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kecemasan umum. Aneroksia nervosa dapat mengganggu kehidupan sehari-hari individu dan membuat sulit bagi mereka untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Aneroksia nervosa dapat menjadi kondisi yang sulit untuk diobati, tetapi ada beberapa opsi pengobatan yang tersedia. Terapi perilaku kognitif dapat membantu individu mengubah pikiran dan perilaku negatif mereka terkait dengan makan dan penampilan tubuh. Tujuan intervensi ini adalah mengubah perilaku, kondisi emosional, atau pikiran guna menghasilkan perubahan positif pada penderita anoreksia nervosa.
Setelah kita menerima ide bahwa pikiran menentukan perilaku dan perasaan, maka merevisi pikiran menjadi tugas terpenting. Secara spesifik, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pikiran-pikiran yang dipunyai seseorang tentang peristiwa tertentu berkorespondensi secara rasional dan logis dengan peristiwa itu sendiri. Terapi Perilaku Dialektis (DBT) merupakan bentuk psikoterapi terstruktur yang menggabungkan unsur-unsur terapi perilaku kognitif (CBT) yang dikembangkan oleh Marsha Linehan untuk mengobati gangguan kepribadian ambang (BPD).
ADVERTISEMENT
Sasarannya adalah mengajak penderita anoreksia nervosa mengidentifikasi pikiran-pikiran yang tidak logis atau tidak rasional dan kemudian menantang pikiran yang tidak logis tersebut dengan persuasi verbal dalam meyakinkan diri untuk meninggalkan keyakinan yang tidak logis tersebut. Selain itu, mendorong diri untuk menguji kebenaran tentang keyakinan dirinya dengan melakukan perilaku yang telah ditentukan.
Pikiran yang mendasari ketakutannya tidak logis, maka pikiran itu dapat membuat perasaan ketakutannya terlalu besar. Artinya, seandainya seseorang dengan anoreksia nervosa berpikir ‘Aku akan gendut jika aku makan’, atau ‘aku akan menjadi buruk dan tidak akan ada lagi yang mau melihatku jika aku gendut,tubuhku yang membuat mereka tertarik kepada ku’, maka Ia bisa memiliki kondisi kecemasan dan ketakutan setiap makan. Mengingat tujuan terapi ini bukan untuk membuat penderita merasa positif secara tidak realistis, tetapi untuk merevisi pikiran sehingga lebih realistis, tentunya orang terdekat atau orang-orang sekitarnya dapat membantu dengan memberikan informasi tentang konsep diri. Misal, mendiskusikan mengapa setiap manusia berharga tetapi tubuh bukanlah hal yang membuat seseorang memiliki nilai. Sebagai orang yang dekat, memberikan validasi bahwa ia berharga tetapi bukan tubuhnya yang membuatnya berharga akan sangat membantu penyintas untuk membuka pikirannya ke arah yang lebih baik. Selain itu hal yang bisa dilakukan adalah sharing tentang fungsi nutrisi untuk kebutuhan tubuh,bahaya atau resiko yang akan timbul akibat dari perilakunya tersebut.
ADVERTISEMENT
Suport seperti itu akan sangat membantu penyintas untuk menemukan jalan pikiran yang terang karena sangat mempengaruhi proses pikirannya sendiri. Dalam prosesnya, pertama-tama pikiran yang tidak logis diidentifikasi, kemudian ditantang, dan akhirnya digantikan dengan pikiran yang lebih logis (Leahy, 2003).
Selain itu, bantuan atau suport juga bisa melibatkan penggunaan penguatan dan hukuman untuk membentuk perilaku dari Pendekatan Psikoterapi Behavioral dan teori manajemen kontingensi untuk memodifikasi perilaku penderita anoreksia nervosa.
Pertama-tama, tentukan salah satu kegiatan waktu luang favoritnya. Setelah itu menetapkan kontingensi tertentu untuk masing-masing perilaku terget dengan membuat jadwal perilaku dilakukan. Kontingensi awal harus dibuat sengaja lebih rendah dibandingkan tujuan akhirnya, karena rencananya adalah untuk membentuk perilaku penderita dengan memperkuat perilaku – perilaku yang merupakan ‘langkah-langkah yang menuju kearah yang benar’ dan kemudian ‘menaikkan tantangan’ setelah setiap minggu yang sukses. Misalnya saja kontingensi awalnya adalah sebagai berikut: Ia hanya boleh melakukan kegiatan waktu luang favoritnya hanya jika mampu melakukan kegiatan dari perilaku-perilaku sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja si penderita memiliki perilaku selalu menimbang berat tubuhnya setiap hari dan selalu meminum obat pencahar setelah selesai makan malam. Kegiatan waktu luang yang menjadi favoritnya adalah melakukan perawatan tubuh. Maka, hal pertama yang dilakukan adalah membuat jadwal berkala untuk menimbang berat badannya tiga kali dalam satu minggu hingga menjadi sekali dalam satu bulan. Penjadwalan serupa juga di berlakukan untuk mengurangi intensitas perilakunya yang selalu meminum obat pencahar setiap selesai makan hingga tidak lagi minum obat pencahar. Kegiatan perawatan tubuh akan digunakan sebagai motivasi, hadiah sekaligus hukuman jika tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Kesimpulan

Keluarga dan orang terdekat sangat mempengaruhi pola pikir dan kondisi emosional individu. Suport yang diberikan akan sangat membantu. Pemahaman teori-teori yang telah diuraikan di atas memberikan dasar yang kuat untuk membuat intervensi dan membantu individu mencapai perubahan positif dalam kehidupan mereka. Dengan menggunakan penggabungan teknik-teknik dan prinsip-prinsip dari teori-teori tersebut, intervensi akan membantu individu mengidentifikasi dan mengubah perilaku negatif mereka dan menggantinya dengan perilaku yang lebih positif dan produktif. Namun jika penyintas mengalami kondisi kronis, maka harus segera mendapatkan pertolongan dari tenaga ahli.
ADVERTISEMENT
REFERENCE
APA Dictionary of Psychology. (n.d.). Retrieved July 12, 2024, from https://dictionary.apa.org/
Beck, J. S., & Fleming, S. (2021). A Brief History of Aaron T. Beck, MD, and Cognitive Behavior Therapy. Clinical Psychology in Europe, 3(2), e6701. https://doi.org/10.32872/cpe.6701
Leahy, R. L. (2003). Cognitive Therapy Techniques: A Practitioner’s Guide. Guilford Press.
Apa itu Teori Manajemen Kontinjensi? - MBANote. (2023, July 26). https://mbanote.org/contingency-management-theory/
Shin, J.-W., Kim, S., Shin, Y. J., Park, B., & Park, S. (2023). Comparison of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) and Cognitive Behavior Therapy (CBT) for Chronic Insomnia: A Pilot Randomized Controlled Trial. Nature and Science of Sleep, 15, 523–531. https://doi.org/10.2147/NSS.S409981
Terapi Penerimaan dan Komitmen | Psychology Today. (n.d.). Retrieved July 9, 2024, from https://www.psychologytoday.com/us/therapy-types/acceptance-and-commitment-therapy
ADVERTISEMENT
What is Cognitive Behavioral Therapy? (n.d.). https://www.apa.org. Retrieved July 9, 2024, from https://www.apa.org/ptsd-guideline/patients-and-families/cognitive-behavioral
American Psychiatric Association. (2013b). Anorexia Nervosa. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder fifth edition DSM-5. Vol.1.
Andrew M. Pomerantz. Psikologi Klinis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2014
Anorexia Nervosa: What It Is, Symptoms, Diagnosis & Treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved July 4, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9794-anorexia-nervosa.