Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Jejak Feminis dalam Tafsir Al-Qur'an: Menyuarakan Keadilan Gender
22 Januari 2025 13:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Diah Rahmatul Faizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa Itu Tafsir Feminis?
Secara sederhana, tafsir feminis adalah usaha untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an terkait relasi laki-laki dan perempuan dengan menonjolkan nilai keadilan, kesetaraan, dan kepantasan. Dalam tafsir feminis, ayat-ayat yang selama ini dianggap bias terhadap perempuan ditinjau kembali agar sesuai dengan prinsip dasar Islam yang universal: keadilan dan kemaslahatan untuk semua.
ADVERTISEMENT
Tokoh-tokoh tafsir feminis seperti Amina Wadud, Asma Barlas, dan Nasaruddin Umar menekankan bahwa tafsir klasik seringkali dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya patriarkal di masa lalu, sehingga belum sepenuhnya merepresentasikan pengalaman perempuan.
Latar Belakang Kemunculan Tafsir Feminis
Istilah feminisme berasal dari kata Latin femina, yang berarti perempuan, dan kemudian berkembang menjadi feminism dalam bahasa Inggris, yang merujuk pada paham tentang perempuan dan persamaan gender. Feminisme sendiri bertujuan untuk menghapuskan segala bentuk ketidakadilan dan penindasan terhadap perempuan, baik di rumah, tempat kerja, maupun masyarakat.
Dalam konteks Islam, tafsir feminis mulai berkembang di akhir abad ke-20 sebagai respons terhadap penafsiran klasik yang dianggap bias gender. Banyak mufasir klasik, seperti al-Tabari dan al-Jalalayn, menafsirkan ayat-ayat seperti QS. An-Nisa [4]: 34—yang membahas tentang qiwamah (kepemimpinan laki-laki)—dengan perspektif yang menempatkan perempuan pada posisi subordinat.
ADVERTISEMENT
Munculnya tafsir feminis juga dilandasi oleh semangat keadilan Islam. Para tokoh feminis Muslim, seperti Amina Wadud, Asma Barlas, dan Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa Al-Qur'an pada hakikatnya mendukung kesetaraan gender. Oleh karena itu, mereka berupaya menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan berkeadilan.
Prinsip-Prinsip Kesetaraan Gender dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an mengajarkan prinsip kesetaraan gender melalui berbagai ayat yang menegaskan persamaan laki-laki dan perempuan dalam tanggung jawab dan penghargaan. Berikut beberapa ayat yang menjadi dasar tafsir feminis:
Allah menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama diciptakan untuk menyembah-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
ADVERTISEMENT
Al-Qur'an menegaskan bahwa ukuran kemuliaan seseorang di hadapan Allah adalah ketakwaan, bukan jenis kelamin:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat [49]: 13)
Allah tidak membedakan pahala berdasarkan jenis kelamin:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
ADVERTISEMENT
Laki-laki dan perempuan sama-sama diangkat sebagai khalifah di bumi:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al-An'am [6]: 165)
Tafsir Feminis: Mengkritisi Bias Patriarki
Para penafsir feminis menekankan bahwa tafsir adalah produk akal manusia yang terpengaruh oleh konteks sosial, budaya, dan politik. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk membaca ulang ayat-ayat Al-Qur'an dengan pendekatan yang lebih relevan. Contohnya adalah tafsir tentang kepemimpinan perempuan, poligami, dan warisan.
ADVERTISEMENT
Tafsir feminis menggunakan metode tematik (maudhu’i) dan pendekatan kontekstual untuk memastikan makna ayat-ayat Al-Qur'an sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan kemaslahatan.
Wallahu a’lam.