Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Rumah Ibadah Moderasi di Desa Linggo Asri Jadi Ikon Kerukunan Umat Beragama
2 Oktober 2023 20:33 WIB
Tulisan dari diana fithriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pekalongan, 28 September 2023– Indonesia menjadi salah satu negara dengan kemajemukan masyarakat yang cukup menarik. Tidak hanya beragam dari segi bangsa dan budaya, namun keberagaman ini juga datang dari perbedaan keyakinan antar kelompok masyarakat.
ADVERTISEMENT
Toleransi beragama di Indonesia tidak hanya ada di kota-kota besar, tetapi juga di desa-desa terpencil. Hal ini terlihat dari Desa Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Sejalan dengan hal tersebut, UIN Gusdur Pekalongan pun membawa mahasiswanya untuk terjun ke lapangan dalam menyaksikan hidup toleransi di tengah masyarakat. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat kali ini berada di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Desa Linggo Asri, Kec. Kajen Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Desa Linggo Asri memiliki jumlah penduduk sekitar 1.328 jiwa. Dari jumlah tersebut, 1.090 orang beragama Islam, 225 orang beragama Hindu, 1 orang beragama Katolik, dan 2 orang beragama Budha.
Meskipun memiliki beragam agama, masyarakat Desa Linggo Asri hidup rukun dan toleran. Hal ini terlihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama, seperti gotong royong, perayaan hari besar keagamaan, dan kegiatan sosial lainnya.
ADVERTISEMENT
Desa Linggo Asri juga memiliki Rumah Ibadah Moderasi yang terdiri dari masjid dan pura. Rumah ibadah ini dibangun untuk mempermudah masyarakat dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
Desa Linggo Asri menjadi bukti bahwa toleransi beragama dapat terwujud di Indonesia, bahkan di desa-desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Toleransi beragama di Desa Linggo Asri tidak terlepas dari faktor-faktor sosiologi komunikasi yang berkontribusi. Salah satu faktornya adalah adanya peraturan desa yang mengatur tentang toleransi beragama. Peraturan ini melarang segala bentuk diskriminasi dan intoleransi berdasarkan agama.
Faktor lain yang berkontribusi adalah adanya hubungan yang erat antarwarga dari berbagai agama. Warga Desa Linggo Asri saling mengenal dan bertetangga dengan baik. Mereka juga sering berinteraksi dalam berbagai kegiatan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Faktor terakhir yang berkontribusi adalah adanya program-program media massa yang mempromosikan toleransi beragama. Program-program ini memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya toleransi beragama.
Dengan adanya faktor-faktor sosiologi komunikasi tersebut, toleransi beragama di Desa Linggo Asri dapat terwujud. Hal ini menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia untuk membangun toleransi beragama
Desa Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi contoh nyata toleransi beragama di Indonesia. Desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 1.328 jiwa ini memiliki keragaman agama, dengan mayoritas beragama Islam, diikuti Hindu, Katolik, dan Budha. Namun, masyarakat Desa Linggo Asri hidup rukun dan toleran.
Salah satu simbol kerukunan beragama di Desa Linggo Asri adalah keberadaan dua rumah ibadah yang terletak di dalam satu RT yang sama. Rumah ibadah tersebut adalah Masjid AT Taqwa dan Pura Kalingga Satya Dharma.
ADVERTISEMENT
Masjid AT Taqwa terletak di RT 02 RW 01 Desa Linggo Asri, berjarak hanya sekitar 50 meter dari Pura Kalingga Satya Dharma.Masjid AT Taqwa memiliki desain yang sederhana dan minimalis dengan atap berbentuk limas.Pura Kalingga Satya Dharma dibangun dengan gaya arsitektur Jawa Tengah.
Masjid AT Taqwa dan Pura Kalingga Satya Dharma telah menjadi tujuan wisata religi.Wisatawan dari berbagai daerah mengunjungi kedua rumah ibadah ini untuk belajar tentang toleransi beragama.Kunjungan wisatawan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Linggo Asri.
Desa Linggo Asri menjadi salah satu desa yang terpilih sebagai Kampung Moderasi Beragama oleh Kementerian Agama.
Moderasi beragama adalah sikap tengah-tengah dalam beragama, yang menghindari sikap ekstrimisme.Moderasi beragama merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Keberadaan dua rumah ibadah di dalam satu RT yang sama menunjukkan bahwa masyarakat Desa Linggo Asri telah menerapkan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.Kedua rumah ibadah ini dibangun atas inisiatif masyarakat Desa Linggo Asri.Keberadaan dua rumah ibadah ini juga menjadi bukti bahwa toleransi beragama dapat terwujud di mana saja, termasuk di desa-desa terpencil.Keberadaan dua rumah ibadah ini juga menjadi simbol kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia.
"Karena Linggo Aasri itu sudah menjadi ikon dalam moderasi agama, utamanya dari Kemenag. Jadi kita di Linggoasri dipilih untuk mewakili Jawa Tengah di ajang lomba nasional ini. Dari Kemenag yang mengajukan Desa Linggoasri dan terpilih sampai masuk 3 besar," ujar Mustajirin (49), merupakan seorang Kasi Kesra dan Pelayanan sekaligus tokoh pemuka agama Islam dan Ketua Nadhlatul Ulamah di Linggo Asri.
ADVERTISEMENT
"Tidak berhenti di situ, keunggulan lainnya yang dimiliki Desa Linggo Asri ini adalah rumah ibadah yang juga ramah musafir atau singkatnya Rumah Ibadah Ramah Musafir. Masjid dan pura Linggo Asri tidak hanya tempat beribadah bagi umat, tetapi juga dapat bermanfaat bagi turis wisatawan yang datang. Dengan menjadikan Rumah Ibadah Ramah Musafir ini sebagai tempat istirahat sejenak," ujar Mustajirin.
"Rumah Ibadah Ramah Musafir di Desa Linggo Asri menyediakan berbagai fasilitas untuk musafir, seperti tempat istirahat, makanan dan minuman, serta informasi tentang desa. Fasilitas-fasilitas tersebut disediakan oleh masyarakat Desa Linggo Asri secara sukarela. Ini merupakan salah satu bentuk penerapan moderasi beragama di Desa Linggo Asri. Moderasi beragama adalah sikap tengah-tengah dalam beragama, yang menghindari sikap ekstrimisme. Rumah Ibadah Ramah Musafir menunjukkan bahwa masyarakat Desa Linggo Asri saling menghormati dan menghargai umat beragama lain, termasuk musafir," ujar Mustajirin.
ADVERTISEMENT
"Rumah Ibadah Moderasi ini juga menjadi ikon yang terkenal dengan Rumah Ibadah Ramah Musafir. Artinya, ketika wisatawan kemalaman bisa menginap di sini karena ada kamarnya. Bahkan, ada juga wisatawan yang sengaja datang ke sini untuk belajar tentang toleransi beragama," tambah Mustajirin.
Keberhasilan Desa Linggo Asri dalam menerapkan toleransi beragama menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia untuk membangun toleransi beragama. Desa Linggo Asri menunjukkan bahwa toleransi beragama dapat terwujud di mana saja, tanpa memandang ukuran atau lokasi desa.