Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Ambisumer: Penuhi Keinginan Tanpa Tinggalkan Kebutuhan
12 Januari 2024 12:32 WIB
Tulisan dari Diandra Gayline Aulia Disant tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah dengar tentang fenomena masyarakat Korea Selatan yang rela irit makan demi membeli barang-barang branded? Beberapa brand-brand ternama sebelumnya telah mengungkapkan adanya kenaikan cukup signifikan pada penjualan mereka di Korea Selatan, mengalahkan China dan Amerika Serikat. Bersamaan dengan itu, permintaan makanan murah dan pembelian dosirak atau nasi kotak minimarket juga mengalami kenaikan. Rupanya hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat Korea Selatan rela mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pangan mereka demi bisa membeli barang-barang mewah yang dipercaya dapat menaikkan status sosial mereka.
ADVERTISEMENT
Perilaku masyarakat Korea Selatan tersebut disebut ‘ambisumer’, gabungan kata dari ambivalent dan consumer yang mengacu pada pembelian tingkat ekstrim membuat konsumen rela menurunkan pengeluaran untuk makan supaya bisa ditabung dan membeli barang mewah. Mereka percaya bahwa barang-barang mewah yang mereka beli merupakan bentuk ‘investasi’ jangka panjang.so
Alasan maraknya perilaku ambisumer
Dibalik kepopuleran para idol dari Korea Selatan yang mendunia, tahu kah kalian bahwa justru sebagian besar grup idol memiliki fans yang mayoritas berasal dari negara ginseng sendiri? Bahkan, beberapa perusahaan di bidang entertainment sering terang-terangan menunjukkan kalau mereka lebih memprioritaskan fans di Korea Selatan. Karena hal itu pula ketika idol-idol kesayangan mereka dijadikan brand ambassador dari brand-brand ternama seperti Dior (Jisoo Blackpink), YSL (Rose Blackpink), Chanel (Jennie Blackpink), dan Celine (Lisa Blackpink), banyak fans-fans setia mereka rela menghabiskan uang untuk membeli produk-produk tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masyarakat Korea Selatan menganggap bahwa menggunakan barang-barang mewah bisa meningkatkan status sosial mereka dan mengangkat kepercayaan diri mereka dalam kehidupan sosial maupun untuk mendapatkan pekerjaan.
Ambisumer ternyata beda loh dengan hedonis!
Walaupun terdengar mirip, harus ditegaskan bahwa masyarakat berperilaku ambisumer tidak sama dengan hedonis yang memprioritaskan kepuasan pribadi dan kesenangan tanpa batas. Orang-orang dengan gaya hidup hedonisme cenderung tidak tahu batas dan tidak terlalu berpikir tentang masa depan.
Sementara itu masyarakat ambisumer biasanya punya perencanaan meskipun sederhana, misalnya saja kalau mereka membeli pakaian mewah maka uang mereka akan langsung habis dan susah untuk beli makanan, sehingga untuk menebusnya mereka akan mencari pekerjaan sampingan juga.
Hedonis juga lebih egois dibandingkan masyarakat ambisumer, sebab mereka cenderung hanya mempedulikan kesenangan diri mereka saja. Tidak jarang perilaku hedonistik tersebut turut merugikan orang lain ataupun melanggar aturan yang ada karena kurangnya kepedulian hedonis terhadap kesejahteraan orang lain.
ADVERTISEMENT
Cocokkah ambisumer diterapkan di Indonesia?
Terlepas dari setuju atau tidaknya dengan perilaku ambisumer ini, gaya hidup ambisumer sepertinya cocok untuk masyarakat Indonesia yang cenderung memprioritaskan keinginan material dibanding kebutuhan. Dengan kata lain, masyarakat tersebut dapat berpikiran bahwa kalau status sosial mereka sudah naik dan keinginan terpenuhi, nantinya kebutuhan pangan mereka juga akan terpenuhi dengan sendirinya sebab dibutuhkan uang yang jauh lebih sedikit untuk mencapainya selama mereka tidak pilih-pilih makanan.
Untuk masyarakat menengah ke atas yang kebutuhan sehari-harinya sudah atau dapat tercukupi dengan cukup mudah, gaya hidup ini dapat diterapkan sebagai salah satu cara untuk memuaskan keinginan tanpa berdampak terlalu parah. Tetapi untuk masyarakat Indonesia yang kebutuhan sehari-hari saja sulit dipenuhi dan pendapatan kurang mumpuni, gaya hidup ini sebaiknya tidak diterapkan terlebih dahulu. Kebutuhan harus selalu diutamakan dibanding keinginan karena tanpa keinginan kita masih bisa hidup untuk dapat mencapai keinginan itu suatu hari nanti.
ADVERTISEMENT