Konten dari Pengguna

BPA dalam Air Minum Kemasan: Tantangan & Solusi Menuju Kesehatan Lebih Baik

Dicky Budiman, dr MScPH PhD
PhD, Medical Doctor, Epidemiologist, Researcher and practitioner on Global Health Security Policy at the Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Policy adviser to Minister of Tourism Creative Economy Indonesia
17 Juli 2024 14:33 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dicky Budiman, dr MScPH PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi yang berbahaya bagi kesehatan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi yang berbahaya bagi kesehatan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bisfenol A (BPA) adalah bahan kimia industri yang banyak digunakan dalam produksi plastik polikarbonat dan resin epoksi. BPA sering digunakan dalam berbagai produk konsumen, termasuk botol air minum dan wadah makanan. Namun penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Hal ini mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk menilai kembali penggunaan bahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengambil langkah penting dengan menerbitkan peraturan baru terkait label pangan olahan berdasarkan kajian risiko BPA pada air minum dalam kemasan (AMDK). Saya akan membahas secara mendalam tentang risiko BPA, sejarah peraturannya di tingkat global dan nasional, serta pentingnya menjaga kelestarian sumber mata air dan konsumsi air bersih.

Risiko Penggunaan BPA

Bisfenol A (BPA) telah lama menjadi subjek penelitian karena potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia. BPA dapat bertindak sebagai estrogen sintetik, yang berarti dapat meniru fungsi hormon estrogen dalam tubuh. Hal ini dapat mengganggu sistem endokrin, yang berperan penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme.
Berikut adalah beberapa efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh paparan BPA:
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Badan POM. Foto: sukarman S.T/Shutterstock
Menurut data yang disampaikan oleh BPOM, galon polikarbonat menyumbang 96% dari total galon air minum bermerek yang beredar di masyarakat Indonesia. Pemeriksaan selama 2021-2022 menunjukkan peningkatan kadar BPA yang bermigrasi ke dalam air minum.
Kadar BPA yang bermigrasi lebih dari 0,6 ppm meningkat hingga 4,58 persen, sementara kadar BPA antara 0,05-0,6 ppm meningkat hingga 41,56 persen. Data ini menunjukkan adanya risiko signifikan bagi konsumen yang mengkonsumsi air dari galon ini secara rutin.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kadar migrasi BPA ke dalam air minum berarti masyarakat yang mengkonsumsi air dari galon ini bisa terkena paparan BPA secara terus-menerus. Paparan kronis ini bisa meningkatkan risiko efek kesehatan yang merugikan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil.
Untuk itu, perlu tindakan segera untuk mengurangi paparan BPA. Regulasi dan pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk memastikan bahwa tingkat migrasi BPA tetap di bawah ambang batas yang aman.

Sejarah Peraturan BPA di Dunia

Ilustrasi label BPA free. Foto: stock-enjoy/Shutterstock

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah melakukan berbagai penelitian mengenai BPA. Meskipun FDA menyatakan bahwa BPA aman dalam kadar rendah yang ditemukan dalam makanan, tekanan publik dan hasil penelitian independen telah mendorong produsen mengurangi penggunaan BPA dalam produk mereka, terutama di produk bayi seperti bool susu dan sippy cup.
ADVERTISEMENT

Uni Eropa

Uni Eropa telah mengambil langkah lebih tegas dengan melarang penggunaan BPA dalam produk bayi dan menerapkan batasan ketat pada kadar migrasi BPA dalam kemasan makanan. European Food Safety Authority (EFSA) secara berkala meninjau data ilmiah terbaru dan mengeluarkan rekomendasi untuk melindungi konsumen dari risiko paparan BPA.

Asia

Di Asia, negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan juga telah mengurangi penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman. Jepang, misalnya, telah menggantikan resin epoksi yang mengandung BPA dengan alternatif yang lebih aman dalam kaleng makanan dan minuman sejak tahun 1998.

Indonesia

Di Indonesia, langkah BPOM untuk mewajibkan pencantuman potensi bahaya BPA pada label air minum dalam kemasan polikarbonat adalah perkembangan signifikan dalam regulasi bahan kimia berbahaya di Indonesia. Langkah ini diambil berdasarkan data ilmiah yang menunjukkan peningkatan kadar migrasi BPA ke dalam air minum, serta tekanan dari berbagai pihak untuk meningkatkan perlindungan konsumen.
ADVERTISEMENT
Regulasi ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kesadaran konsumen, tetapi juga mendorong produsen untuk mencari alternatif kemasan yang lebih aman. Pengawasan yang ketat terhadap produksi dan distribusi air minum dalam kemasan diperlukan untuk memastikan bahwa kadar migrasi BPA tetap di bawah ambang batas yang aman.

Air Minum dalam Kemasan: Keamanan dan Kebutuhan

Ilustrasi membeli air minum di bandara Foto: Shutter Stock
Air minum dalam kemasan harus didorong menjadi produk yang aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Selain mengurangi paparan BPA, produsen juga harus memastikan bahwa kemasan air minum tidak mengandung bahan kimia berbahaya lainnya. Penggunaan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan harus menjadi prioritas utama.
Kebutuhan akan air bersih adalah hak dasar setiap manusia dan merupakan bagian penting dari upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs). Air bersih diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk minum, memasak, mandi, dan sanitasi.
ADVERTISEMENT
Penyediaan air bersih yang aman dan terjangkau adalah salah satu indikator utama dalam mencapai SDG 6, yaitu menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Upaya untuk memastikan ketersediaan air bersih tidak hanya dilakukan di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat global. Berbagai organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah menetapkan target dan indikator untuk mencapai akses universal terhadap air bersih dan sanitasi.
Di Indonesia, pemerintah dan berbagai lembaga terkait terus bekerja sama untuk meningkatkan akses air bersih, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.

Edukasi: Menjaga Kelestarian Sumber Mata Air dan Konsumsi Air Bersih

Ilustrasi sumber mata air. Foto: Shutter Stock
Sumber mata air adalah salah satu aset alam yang sangat berharga dan harus dijaga kelestariannya. Degradasi lingkungan, seperti deforestasi, pencemaran, dan perubahan iklim, dapat mengancam keberlanjutan sumber mata air.
ADVERTISEMENT
Upaya konservasi, seperti penghijauan kembali, pengelolaan limbah yang baik, dan kebijakan perlindungan lingkungan yang ketat, sangat diperlukan untuk memastikan bahwa sumber mata air tetap bersih dan dapat digunakan oleh generasi mendatang.
Konservasi sumber mata air melibatkan berbagai upaya untuk melindungi dan memulihkan ekosistem yang mendukung siklus air. Pengelolaan sumber daya air yang baik juga melibatkan pengawasan terhadap aktivitas manusia yang dapat merusak sumber mata air, seperti pertambangan, pertanian, dan pembangunan perkotaan.
Partisipasi masyarakat jadi sangat penting dalam upaya menjaga kelestarian sumber mata air. Edukasi dan kesadaran lingkungan harus ditingkatkan melalui kampanye, program pendidikan, dan pelatihan. Masyarakat harus diajarkan cara-cara untuk mengurangi penggunaan air, mengelola limbah dengan baik, dan mendukung upaya konservasi lokal.
ADVERTISEMENT

Konsumsi Air Bersih

Mengkonsumsi air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan. Air yang terkontaminasi dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk diare, kolera, dan infeksi parasit. Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya memilih sumber air yang aman dan menjaga kebersihan wadah air. Selain itu, penggunaan teknologi filtrasi dan pengolahan air sederhana, seperti merebus air, dapat membantu memastikan bahwa air yang dikonsumsi bebas dari kontaminan berbahaya.
Penggunaan teknologi dan inovasi dapat membantu memastikan ketersediaan air bersih. Filtrasi air, desalinasi, dan teknologi pengolahan air limbah adalah beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat. Inovasi dalam pengemasan dan distribusi air minum juga dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi dan memastikan bahwa air tetap bersih sampai ke tangan konsumen.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat perlu diajarkan menjaga kualitas air. Ini termasuk menggunakan air dengan bijak, menghindari pencemaran air, dan memastikan bahwa wadah air selalu bersih. Selain itu, masyarakat juga perlu diajarkan cara mendeteksi tanda-tanda air yang tidak aman untuk dikonsumsi, seperti bau, rasa, atau warna yang tidak normal.
Perubahan peraturan BPOM terkait label bahaya BPA pada air minum dalam kemasan adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan masyarakat Indonesia. Masyarakat perlu didorong untuk lebih sadar akan risiko BPA dan memilih produk yang lebih aman. Selain itu, menjaga kelestarian sumber mata air dan memastikan konsumsi air bersih adalah kunci untuk kesehatan yang baik dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan tindakan yang tepat dan edukasi yang terus-menerus, kita dapat mencapai keseimbangan antara kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Penyediaan air bersih yang aman dan terjangkau adalah langkah penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke air bersih dan sanitasi yang layak.
ADVERTISEMENT