Kajian Feminisme dalam Lysistrata oleh UKM Teater 28 Universitas Siliwangi

Dilla Jukhru Pianisa
Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan
Konten dari Pengguna
6 Juli 2022 7:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dilla Jukhru Pianisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Lysistrata merupakan salah satu karya Aristophanes yang mengisahkan tentang kaum perempuan dengan semangat feminisme melalui perlawanannya terhadap perang yang dilakukan oleh laki-laki. Lysistrata sebagai pemimpin dalam gerakan ini membuktikan bahwa perempuan mampu menaklukan laki-laki dalam menghentikan peperangan. Teater 28 Universitas Siliwangi dengan bangga mempersembahkan pertunjukan drama Lysistrata yang disutradarai oleh Aziz Moa dan anggota dari UKM Teater 28 sebagai aktor. Pertunjukan drama tersebut dilaksanakan di Gedung Kesenian Tasikmalaya, yang dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 17-19 Maret 2022 dengan jam tampil yang bervariasi.
ADVERTISEMENT
Dalam proses yang panjang aktor yang bermain dalam pementasan Lysistrata berusaha memberikan penampilan yang terbaik dalam mementaskan drama Lysistrata. Bagaimana naskah Lysistrata terjemahan WS Rendra dikemas dalam sebuah pertunjukan dan memberikan sesuatu yang unik. Pemindahan budaya dalam pertunjukan drama Lysistrata ini adalah ke dalam budaya Sunda. Membawa budaya asing mendekat dengan mengubah sesuai publik target namun tidak menjadikan jalan cerita berubah. Mewujudkan tata pentas yang sesuai dengan analisis naskah Lysistrata sesuai dengan interpretasi yang direncanakan tanpa mengurangi nilai dari naskah tersebut.
Pada pertunjukan drama Lysistrata mengangkat hak-hak serta kewenangan kaum wanita yang disuguhkan dengan beberapa konflik yang terjadi, dengan diselipi adegan yang lucu dan membuat para penonton tertawa karena adegan yang dilakukan tokoh. Tokoh pada lysistrata ini ada beberapa yang berperan konyol, bijaksana dan polos. Drama Lysistrata termasuk ke dalam klasifikasi drama komedi. Karena banyak dialog serta adegan-adegan yang lucu. Namun, drama Lysistrata ini tidak meninggalkan nilai dramatisnya yang mengacu kepada tema cerita yang diangkat.
ADVERTISEMENT

Kajian Feminisme

Wanita yang sering dianggap lemah dan hanya butuh perlindungan kaum lelaki, dan kaum lelaki yang menganggap dirinya kuat dan hebat yang hanya bisa mengandalkan kekerasan dalam menghadapi permasalahan.
Dalam naskah ini diceritakan bagaimana kaum wanita melakukan perlawanan tanpa melakukan kekerasan. Kaum wanita melakukan siasat untuk menghentikan perang dengan cara tidak lagi melayani lelaki sampai perdamaian antara Athena dan Sparta terlaksana. Kaum lelaki awalnya menentang aksi gila yang dilakukan kaum wanita namun pada akhirnya mereka kalah juga. Masing-masing pihak berdiri dalam egonya sendiri sampai terbukti siapa yang pada akhirnya yang menang. Dalam perang dingin antara kaum lelaki dan kaum wanita terlihat jelas siapa yang akhirnya kalah dalam kutipan dialog berikut.
ADVERTISEMENT

Adegan II

CINESIAS : Bila wanita kuwalat, kita akan sekarat. Tanpa wanita dunia akan kiamat.
KOOR LELAKI : Ya, itulah wanita! Goyang pinggul goyang mata! Ngomong ngawur toh menang juga.
Dalam dialog tersebut bahwa peran wanita sangatlah penting di dunia ini.
Dalam naskah ini juga diperlihatkan emansipasi wanita, yang menggambarkan bahwa wanita juga mampu menjadi sosok pahlawan dalam menegakkan keadilan bahkan tanpa kekerasan. Lysistrata sebagai pimpinan gerakan ini membuktikan bahwa kaum perempuan mampu menaklukkan kaum lelaki dalam mencegah peperangan.
Dalam pertunjukan Lysistrata berisi untuk membujuk para wanita di kota-kota yang bertikai untuk menahan hak-hak seksual dari suami dan kekasih mereka sebagai cara memaksa para pria untuk menegosiasikan perdamaian, bagaimanapun, yang mengobarkan pertempuran di antara kedua jenis kelamin. Drama ini terkenal karena menjadi paparan awal hubungan seksual dalam masyarakat yang didominasi pria.
ADVERTISEMENT
Dalam pertunjukannya drama ini menghadirkan tindakan perang berbeda wilayah yang dilakukan oleh kaum laki-laki dengan beralasan segudang permasalahan yang akan diperjuangkan, tentunya dalam kejadian ini menimbulkan banyak perpecahan baik itu segi tatanan kenegaraan, harga pasokan makanan, dll. Oleh sebab itu para terkasih yang ditinggalkan suami-suami berperang mulai merasa kewalahan dan merasa semua ini harus segala diselesaikan. Karena tidak ada jalan lagi para istri sepakat untuk melakukan cara agar suami mereka tidak melakukan peperangan, yang tentunya dipimpin oleh tokoh Lysistrata yang menggaungkan asas-asas kewanitaan agar hak dan pendapat mereka dapat didengar juga. Karena orang terdahulu hanya menjadikan perempuan sebagai budak sex atau pelayanan suami saja. Maka dari itu para wanita-wanita mulai untuk mengatur strategi agar lelaki tidak jadi perang, dengan cara mogok memberikan sex dan lainnya sehingga laki-laki akan merasa kesepian dan hampa tanpa wanita. Seperti dalam kutipan dialog naskah berikut ini.
ADVERTISEMENT

Adegan V

WALIKOTA : Duillah! Bagaimana caranya?
LYSISTRATA : Kami melakukan pemogokan asmara. Lelaki akan kami jauhi selama perjanjian perdamaian belum terjamah.
WALIKOTA : Tetapi yang bersiap perang tidak hanya Atena, Sparta juga.
LAMPITO : Aku dari Sparta. Aku akan memimpin aksi ini di Sparta. Lysistrata dan kami akan bekerja sama.
WALIKOTA : Heheheheh, apa susahnya menjauhi wanita.
LAMPITO : Lihat saja! Pasti ada hasilnya! Kami sudah bosan dengan suasana tegang terus seperti ini. Dimana-mana lelaki berjalan membawa senjata.
Mereka melakukan mogok dalam melayani laki-laki secara besar-besaran, tujuannya agar kaum lelaki tidak lagi melakukan perang dan kekerasan yang hanya merugikan. Lysistrata, sebagai pemimpin, sepenuhnya mengubah gagasan tentang pemimpin laki-laki di kepalanya. Oleh karena itu, cukup tepat untuk menganggap sifat beraninya sebagai perubahan peran gender, dari laki-laki menjadi perempuan.
ADVERTISEMENT
Naskah Lysistrata dibawakan dalam pentas drama keliling oleh UKM Teater 28 Universitas Siliwangi yang kental dengan citarasa Indonesia. UKM Teater 28 Universitas Siliwangi mampu memberikan pertunjukan dengan menarik. Sedikit memberikan unsur komedi namun tetap pada alur yang menginspirasi. Pertunjukan yang diadakan oleh UKM Teater 28 Universitas Siliwangi ini membuktikan bahwa Lysistrata merupakan karya sastra yang tidak lekang dari perubahan zaman.