Menjangkau Khalayak Dalam Realitas Virtual

Dima Ekzan Kurniawan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 5:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dima Ekzan Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rasa akan keingintahuan manusia sangatlah besar. Berbagai macam pertanyaan dan berbagai macam jawaban yang merupakan informasi penting dilontarkan setiap hari. Namun, apakah semua informasi tersebut dapat sampai kepada seluruh khalayak? tentu tidak, karena setiap orang memiliki perantaranya masing-masing dalam pencarian informasi.
ADVERTISEMENT
Sebelum semakin jauh dalam pembahasan, perlu diketahuai apa definisi dari khalayak. Khalayak adalah terminologi yang menurut (Ross dan Nightingale, 2003) jauh lebih kompleks untuk dipahami. Kompleksitas ini tak lain karena khalayak bukanlah benda dan bukanlah penerima konten dengan apa adanya saja. Khalayak melibatkan pengertian manusia itu sendiri yang tidak sekadar dilihat dalam bentuk jumlah atau angka-angka, tetapi ada berbagai aspek seperti psikologi, sosial, dan politik yang setiap orang berbeda walau dalam satu kelompok/komunitas bahkan keluarga yang sama.
Secara sederhana khalayak atau audiensi yang diterjemahkan dari kata “audience” secara sejarah berasal dari kata audire yang berarti mendengar dalam bahasa Yunani (Whitney,2009). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah satu definisi dari khalayak adalah "kelompok tertentu yang menjadi sasaran komunikasi".
ADVERTISEMENT
Ditinjau dari kajian komunikasi, komunikasi dapat terjadi apabila pesan yang diproduksi oleh sender yang dikirimkan melalui media tertentu diterima oleh receiver. Dalam konteks ini receiver itulah yang menjadi sasaran komunikasi yang artinya dia jugalah yang menjadi khalayak.
Dalam menjangkau khalayak yang pada dasarnya merupakan mass atau massa yang artinya memiliki jumlah yang banyak, saat ini dapat dilakukan dengan mudah karena adanya teknologi yang memadai. Namun, sebelum ditemukannya media massa berbasis digital tentu khalayak sedikit sulit untuk dijangkau. Dahulu media cetak seperti koran, majalah, dan surat kabar dapat dikatakan sebagai pilihan satu-satunya oleh sender untuk menjangkau khalayak dalam memenuhi atau mencapai tujuannya. Tentu cakupan akan media cetak tidak terlalu besar dan cenderung tidak terarah kepada siapa pesan atau informasi tersebut dituju.
ADVERTISEMENT
Semakin berjalannya waktu teknologi yang ditemukan dan diciptakan oleh manusia semakin kompleks dan semakin memadai. Mulai masuklah era media elektronik seperti radio dan televisi. Pada era ini penyebaran pesan dapat dilakukan secara lebih masif dan terarah tetapi juga dibatasi oleh kemampuan si penerima sendiri. Karena terkadang penerima belum memiliki alat yang memadai untuk proses penerimaan pesan.
Media cetak dan media digital sebenarnya memiliki kelemahan yang sama dan cenderung merugikan khalayak sebagai penerima pesan atau informasi. Disini khalayak tidak dapat melakukan timbal balik atas apa yang mereka terima. Singkatnya khalayak hanya menjadi khalayak pasif. Dampak dari tidak bisanya khalayak memberi tanggapan adalah sender selaku pemroduksi pesan dapat dengan mudah memanipulasi dan mem-framing sesuatu demi kepentingannya masing-masing. Biasanya yang melakukan hal tersebut adalah para corporate yang tentunya memiliki kuasa dan modal yang besar. Khalayak pun tidak dapat memilih dan memilah informasi yang sebenarnya khalayak inginkan sehingga pasrah apabila dicecoki suatau pesan atau informasi tertentu tanpa bisa melakukan timbal balik.
ADVERTISEMENT
Akhirnya dengan munculnya era digital atau virtual khalayak dapat memiliki peran yang lebih besar dalam persebaran informasi ini. Semakin besar peran atau porsi yang dimiliki, tentu semakin banyak hal yang dapat dilakukan. Selain dapat menerima informasi khalayak juga dapat memproduksi informasi. Menurut (Jan Van Dijk, 2006) realitas virtual ini dijelaskan melalui empat pendekatan.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya peran dan porsi yang dimiliki khalayak, tentu menjadikan ranah pertukaran pesan dan informasi semakin adil sekaligus semakin kompleks. Disini khalayak akhirnya dapat menjadi khalayak aktif yang dapat memberikan tanggapan sebagai proses timbal balik atas penerimaan informasi. Persebaran informasinya yang semakin banyak bahkan dapat dikatakan membludak membuat khalayak sendiri sulit untuk menentukan kebenaran dan fakta. Oleh karena itu kedewasaaan dan pengetahuan atas kontrol menjadi suatu hal yang penting.
ADVERTISEMENT