Manajemen Kepentingan

Konten dari Pengguna
19 April 2022 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas putra hadi santosa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Yoda, karakter fiksi yang diceritakan sangatlah bijaksana, Sumber foto: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Potret Yoda, karakter fiksi yang diceritakan sangatlah bijaksana, Sumber foto: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Realitanya, kita tidak bisa menampik fakta bahwasanya setiap orang memiliki kepentingan masing-masing. Bahkan di dalam kepentingan bersama terdapat kumpulan kepentingan individu di dalamnya terlepas sekecil apapun kepentingan itu. Kepentingan tetaplah kepentingan dan sewaktu-waktu informasi berupa kepentingan dari suatu pihak mampu menjadi informasi yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT
Kepentingan merupakan tujuan mengapa seseorang atau lebih mau melakukan sesuatu, sebuah motivasi yang sifatnya absolut. Memiliki sebuah kepentingan bukanlah hal yang salah ataupun tabu, karena di dalam hidup sedikit banyak kita pasti akan dihadapkan dengan hal-hal yang penting atau bahkan setidaknya hal itu penting walaupun hanya untuk diri kita sendiri.
Dewasa ini, alasan kita masih bertahan tidak lain dan tidak bukan karena kita masih merasa penting untuk terus hidup. Merasa penting untuk menjaga dengan baik tubuh yang dititipkan tuhan, merasa penting untuk melakukan kebaikan, dan merasa penting untuk mempersiapkan diri di kehidupan setelah dunia (after life).
Manusia dengan keunikannya merupakan makhluk yang hampir bersedia melakukan apa saja untuk mencapai keinginannya, sifat inilah yang menjadikan manajemen kepentingan sangat-sangat penting. Dengan diketahuinya kepentingan kita, orang-orang berkesempatan untuk memanfaatkan kepentingan itu. Begitu pula sebaliknya, dengan mengetahui kepentingan seseorang, kita mampu memanfaatkan orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan kepentingan yang paling banyak diketahui terdapat di dalam kegiatan ekonomi. Distributor dalam kegiatan ekonomi mampu memiliki profit yang lebih besar dibandingkan produsen dengan beberapa poin pertimbangan. Distributor selaku perantara tidak mengeluarkan modal produksi, distributor menjadi orang paling terakhir yang menentukan harga kepada konsumen pertama, dan distributor sebenarnya hanya membeli dan menjual informasi dari produsen kepada konsumen.
Dalam kasus ini distributor yang menemukan kepentingan produsen untuk menjual produk dan mengetahui kebutuhan konsumen akan suatu produk. Padahal pada kenyataanya produk tersebut tidak bersumber dari si distributor, melainkan dari produsen. Hal inilah yang membuat produsen kelas besar memiliki distributor resminya sendiri, dan konsumen kelas besar menjalin kerja sama langsung dengan produsen.
Namun terlepas sumber informasi dan penerima informasi bisa saja terhubung secara langsung, proses transaksi informasi akan tetap terjadi. Sebuah proses dimana dua kepentingan dipertemukan.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana pemanfaatan konsep kepentingan ini dalam kehidupan sehari-hari dengan konteks yang lebih luas? Jawaban untuk itu adalah dengan memanfaatkan informasi berupa kepentingan tadi, dapat dengan cara menjualnya, menukarnya, dan bahkan menjadikannya sebuah ancaman.
Ilustasi sebuah kesepakatan, sumber foto: unsplash.com
Hari ini penulis hanya ingin berbagi sedikit pandangan penulis tentang manajemen kepentingan, mungkin di lain hari kalau pembaca tertarik penulis akan mencoba membahas pemanfaatan kepentingan dengan lebih spesifik. Pesan pentingnya adalah dengan memahami seberapa besar dampak yang dapat disebabkan dari pemanfaatan kepentingan, semoga setidaknya pembaca bisa lebih awas dalam memanajemen kepentingan pribadinya.
Penulis Merupakan Mahasiswa Semester IV FKIP Bahasa Inggris USK, Banda Aceh