Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Konrad Koch, Penggagas Sepak Bola di Jerman dalam Film Lessons of Dream
4 November 2022 17:58 WIB
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri sepak bola saat ini telah menjadi olahraga yang begitu digemari di seluruh dunia. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa semua menggemari olahraga sepak bola. Namun siapa sangka dahulu di Jerman sepak bola dianggap olahraga yang tidak bermoral. Tapi berkat jasa seorang Prof. Dr. Phil. Konrad Koch yang dengan gigih memperkenalkan olahraga sepak bola dan menyatakan bahwa olahraga sepak bola itu penting. Tanpa perjuangan Konrad Koch, mungkin kita tidak akan mendengar nama-nama besar pemain sepak bola asal Jerman, seperti Franz Beckenbaur, Lothar Matthaus, dan Michael Ballack. Adapun perjuangan Konrad Koch dalam memperkenalkan olahraga sepak bola dapat dilihat dalam film berjudul Lessons of Dream tahun 2011. Film ini disutradarai oleh Sebastian Grobler dan diperankan oleh Daniel Bruhl, Burgrhat Klaubner, dan Justus von Dohnanyi.
ADVERTISEMENT
Sinopsis Film Lessons of Dream
Tahun 1871 Jerman menang perang melawan Prancis dan menandai lahirnya kekaisaran baru Jerman bersatu lewat tokohnya Otto von Bismarck. Udara perubahan mulai berhembus di wilayah Jerman. Setiap segi kehidupan semuanya berubah demi menyambut pembaharuan, termasuk salah satunya sekolah Martino Katharineum di kota Braunschweig. Untuk membawa sekolahnya lebih maju, pihak sekolah merekrut seorang guru baru untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Konrad Koch adalah orang yang akan diberi amanah untuk menjadi guru mata pelajaran bahasa Inggris. Kebetulan Konrad Koch merupakan lulusan dari Universitas Oxford.
Berangkat dari Inggris dan langsung menuju tujuan di sekolah Martino Katharineum. Konrad Koch langsung disambut kepala sekolah bernama Gustav. Kepala sekolah bercerita tentang perubahan iklim sosial Jerman di masa pembaharuan dan langsung mengantarkan Konrad Koch ke kelas yang akan ia ajar saat itu juga. Disiplin dan tepat waktu etos kerja orang Jerman yang tetap dipegang teguh. Ketika Konrad Koch masuk kelas, hal itu memang terasa dari sikap para murid yang akan Konrad Koch hadapi. Mereka langsung berdiri tegak ketika Konrad Koch masuk dan masih tetap bersikap demikian sebelum Konrad Koch memintanya untuk duduk.
ADVERTISEMENT
Konrad Koch membuka percakapan dengan sebuah kalimat bahasa Inggris sebagai perkenalan terhadap pelajaran yang akan ia sampaikan. Dan betapa kagetnya Konrad Koch mendengar opini murid-muridnya tentang negara Inggris. Para murid bilang kalau negara Inggris itu tidak bermoral. Doktrin-doktrin yang ditanamkan orang Jerman dulu terhadap generasi mudanya agar mereka memiliki kepercayaan diri bahwa mereka adalah yang terbaik. Seorang guru tiba-tiba masuk ke ruang belajar Konrad Koch untuk menghukum seorang murid yang membawa senjata tajam. Felix Hartung dan disusul beberapa anak kemudian berdiri dan menunjuk anak yang bernama Joost. Felix Hartung bersaksi bahwa Joost sudah membawa senjata tajam ke sekolah. Ternyata kesaksian Felix Hartung ini merupakan sebuah perintah dari ayahnya yang bernama Richard Hartung seorang kepala yayasan di sekolah Martino Katharineum. Richard Hartung ingin agar sekolahnya tidak dikotori oleh adanya anak dari kalangan kelas bawah.
ADVERTISEMENT
Pada suatu malam di sekolah diadakan acara yang menampilkan olahraga gymnastic. Satu-satunya olahraga yang diterima dan diterapkan di sekolah Jerman pada saat itu. Konrad Koch berkesempatan dipertemukan dengan para petinggi yayasan. Salah satunya dengan Richard Hartung. Alih-alih kesan baik yang Konrad Koch dapatkan, ia malah mendapatkan kesan buruk. Dalam pertemuan itu, Richard Hartung berkata bahwa Konrad Koch ini adalah orang yang tidak nasionalis karena pergi belajar di saat negaranya sedang dalam peperangan. Richard Hartung juga mengatakan bahwa dalam menerapkan pembelajaran seorang murid harus tunduk terhadap apa yang dibilang oleh guru. Sementara itu, Konrad Koch lebih ingin membiarkan murid-muridnya untuk mencari potensinya masing-masing.
Keesokan hari Konrad Koch mulai mengajar bahasa Inggris. Pada pelajaran ini, Konrad Koch memperkenalkan cara pengucapan huruf bahasa Inggris dengan olahraga sepak bola. Lewat sepak bola Konrad Koch memperkenalkan bahasa Inggris. Konrad Koch menyuruh satu-satu muridnya untuk menendang bola sambil mengucapkan kalimat bahasa Inggris. Keesokan harinya Konrad Koch melakukan hal yang sama, yakni mengajarkan bahasa Inggris lewat olahraga sepak bola. Kini setiap murid mulai diposisikan sebagai pemain bola, mulai dari kiper hingga penyerang. Perlahan-lahan muridnya mulai menikmati permainan sepak bola, salah satunya adalah Joost murid yang sering dibully karena dari kalangan kelas bawah.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya salah satu guru yang mengajar sejarah, salah dalam menyebutkan pelabuhan di kota Inggris. Ucapannya kemudian diperbaiki oleh Joost dan diperkuat oleh murid lainnya. Guru ini menganggap bahwa perbaikan dari seorang murid kepada guru adalah sebuah pembangkangan. Felix Hartung kemudian memprovokasi bahwa itu merupakan perbuatan Konrad Koch. Rapat darurat segera diadakan Richard Hartung kemudian mempertanyakan konsep olahraga sepak bola yang ia ajarkan kepada anak muridnya. Konrad Koch menjelaskan bahwa sepak bola sudah sangat populer di Inggris dan di beberapa negara lain sudah diajukan untuk masuk sebagai bentuk metode pendidikan karena bisa membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
Richard Hartung tetap tidak mau tahu, ia tetap menyarankan Konrad Koch untuk tidak lagi mengajarkan olahraga sepak bola. Keesokan harinya di depan kelas Konrad Koch mengumumkan bahwa murid-murid tidak akan lagi bermain sepak bola di sekolah. Karena sepak bolanya sendiri sudah dilarang oleh pihak yayasan. Namun, Konrad Koch juga memberitahukan apabila murid-muridnya ada yang ingin main sepak bola. Konrad Koch siap diajak untuk bermain di luar sekolah. Semua murid kemudian berdiskusi dan mayoritas menginginkan agar mereka bisa melanjutkan bermain sepak bola. Hanya satu orang yang masih gengsi, yakni Felix Hartung.
ADVERTISEMENT
Di siang hari murid-murid mulai berkumpul di lapangan untuk bermain bola. Di lapangan Konrad Koch menemui murid-muridnya yang sekarang sudah sangat antusias bermain sepak bola. Mereka membuat gawang sendiri dari dahan pohon. Sebelum mulai bermain sepak bola, Konrad Koch memperkenalkan nilai moral yang harus dijunjung tinggi oleh setiap pemain bola, yaitu bahwa setiap pemain harus saling menghargai sesama teman dan lawan. Felix Hartung yang tadinya gengsi untuk beriman sepak bola, kemudian ikut dalam permainan. Di dalam lapangan sepak bola tidak ada yang namanya anak buruh pabrik maupun anak bangsawan. Semua punya peran yang sama untuk membantu timnya mencetak kemenangan.
Keesokan harinya ternyata anak-anak murid ini ketahuan sedang bermain sepak bola di luar sekolah oleh Richard Hartung. Mereka pun kemudian dihukum untuk tidak lagi bermain sepak bola. Konrad Koch kemudian dipanggil dan diusulkan untuk dikeluarkan dari sekolah. Pada malam hari Konrad Koch menulis surat kepada temannya di Inggris tentang bagaimana sulitnya memperkenalkan olahraga sepak bola agar diterima oleh pihak sekolah. Keesokan harinya saat Konrad Koch hendak menandatangani surat pengunduran diri. Ibu sekretaris sekolah masuk untuk menyampaikan telegram dari dinas pendidikan pusat. Surat itu berisi pernyataan bahwa mereka siap untuk datang melakukan peninjauan tentang permainan sepak bola untuk dimasukkan sebagai metode pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Mendengar isi surat itu, Konrad Koch alih-alih dipecat justru diperintahkan untuk mempersiapkan anak-anak latihan sepak bola. Kini para murid secara resmi diizinkan untuk bermain sepak bola dan disarankan agar mereka berlatih dengan baik. Agar tidak memalukan dihadapan pihak dinas pendidikan pusat. Besok harinya tanpa diduga sekolah Martino Kartharineum kedatangan murid-murid dari Inggris untuk mengajak bermain sepak bola. Kedatangan murid-murid asal Inggris ini, berbarengan juga dengan kedatangan dinas pendidikan pusat. Orang-orang tua kemudian berbondong-bondong pergi ke lapangan untuk mendukung anak-anak mereka.
Pertandingan pun kemudian dilangsungkan dengan disaksikan semua orang dari pihak sekolah termasuk kepala yayasan Richard Hartung. Semua orang jadi senang melihat para anak-anak ini bisa mengalahkan tim dari Inggris. Sejak saat itulah permainan olahraga sepak bola mulai diterima pihak sekolah. Dari situ pula pada tahun 1875 Konrad Koch bersama dengan murid-muridnya melakukan pergerakan untuk mengembangkan sepak bola di Jerman.
ADVERTISEMENT