Konten dari Pengguna

Polandia Melawan Nazi Jerman dalam Film Wyszynski Revenge or Forgiveness

Dimas Sigit Cahyokusumo
Alumni Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM
16 November 2022 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Sigit Cahyokusumo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/id/search/polandia
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/id/search/polandia
ADVERTISEMENT
Perang bagaimanpun bentuknya tidak pernah dibenarkan. Sebab perang telah merugikan kehidupan manusia. Maka tidak heran jika pada pembukaan KTT G20 sesi ketiga di Bali. Presiden Joko Widodo meminta untuk menghentikan perang. Karena perang hanya akan menyengsarakan rakyat. Sebagaimana yang dikisahkan dalam film berjudul Wyszynski Revenge or Forgiveness tahun 2021. Film ini disutradarai oleh Tadeusz Syka dan diperankan oleh Ksawery Szlenkier, Malgorzata Kozuchowska, dan Marcin Kwasny.
ADVERTISEMENT
Cerita Gerilyawan Polandia Melawan Penjajahan Nazi Jerman
Pemberontakan Polandia terhadap Nazi Jerman terjadi pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 1944. Ada dua pemberontakan terkenal di Polandia, yaitu pemberontakan Ghetto dan pemberontakan Warsawa. Seluruh lapisan masyarakat Warsawa bahu membahu untuk merebut ibukota mereka dari tangan Nazi. Mendengar pemberontakan itu, Adolf Hitler menjadi marah. Ia kemudian mengirim pasukan Waffen-SS untuk mematahkan perlawanan tersebut. Selain pasukan Waffen-SS, Nazi Jerman juga mempekerjakan tentara bayaran dari seluruh penjuru Eropa.
Puszcza Kampinoska, sebuah hutan besar berjarak 10 mil dari Warsawa. Hutan ini menjadi tempat para gerilyawan Polandia. Seorang pastor berpangkat letnan bernama Stephan Wyszynski juga ikut membantu para partisan Polandia. Ia menggunakan nama samara sebagai Radwan. Pastor Radwan tidak sendirian, ia bersama dua biarawati lainnya, yaitu suster Seravia dan suster Maria. Mereka mengelola rumah sakit sederhana dipinggiran kota Warsawa.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu pastor Radwan sedang menolong seorang partisan Polandia yang terluka. Hari itu nampaknya terjadi pertempuran besar. Sehingga membuat rumah sakit menjadi sangat penuh. Beberapa hari kemudian situasi sudah mulai kondusif, pastor Radwan dan timnya membangun kompleks rumah sakit sederhana. Dalam rumah sakit itu, juga ada tempat aman bagi anak-anak yang trauma karena perang. Pastor Radwan dibantu oleh partisan dan beberapa relawan kesehatan. Kopral Zauza menyuruh para relawan berbaris guna mendengarkan arahan dari letnan Zetes.
Letnan Zetes memerintahkan agar bersiap dalam satu jam, untuk melaksanakan tugas merebut garnisun yang dikuasai Nazi Jerman di kota Lazki. Seluruh gerilyawan di sana mayoritas adalah sukarelawan yang belum memiliki pengalaman berperang. Pastor Radwan bertanya-tanya dalam dirinya, apakah ia bisa ikut perang bersama para gerilyawan? Melihat anak-anak muda mempertaruhkan nyawa, membuat rasa nasionalisnya tumbuh. Tapi apakah ia sanggup membunuh? Pastor Radwan menggunakan seluruh tenaganya untuk berjuang di garis belakang.
ADVERTISEMENT
Para gerilyawan mulai melaksanakan tugas, pasukan Jerman sangat terkejut dengan serangan mendadak dari partisan Polandia. Tetapi walaupun begitu, tentara Jerman masih bisa melawan. Karena kalah dalam pengalaman serta persenjataan, partisan Polandia memilih untuk mundur. Suster Maria selaku ketua di rumah sakit, sedang mendata keperluan medis yang mereka miliki. Pastor Radwan kemudian datang dan mengabarkan tentang serangan partisan di Warsawa berakhir gagal. Pasukan Nazi Jerman bertambah kuat karena bala bantuan Jerman datang lebih cepat dari dugaan mereka.
Ratusan pasukan yang terluka memenuhi seluruh rumah sakit darurat. Tak lama kemudian kelompok gerilyawan pimpinan letnan Zetes juga datang dengan puluhan personil yang terluka. Pastor Radwan berjaga semalaman sambil berdoa di samping para korban. Keesokan harinya suster dan staf rumah sakit memberikan kejutan untuk pastor Radwan. Tepat pada hari itu, pastor Radwan berulang tahun yang ke 43. Sebuah kebahagiaan kecil di tengah perang yang melanda. Pastor Radwa kemudian membagikan kue ulang tahunnya kepada para partisan. Beberapa hari kemudian, seperti biasa para partisan melakukan patroli harian.
ADVERTISEMENT
Hutan demi hutan dilalui para partisan demi mendapatkan informasi mengenai tentara Jerman dan Hongaria. Tak terasa hari telah berganti malam, tetapi belum ada tanda-tanda kehadiran tentara Jerman. Keesokan harinya para partisan memulai kembali melakukan patroli untuk memantau kehadiran tentara Jerman. Tanpa sengaja di tengah jalan mereka bertemu dengan tentara Nazi Jerman. Salah seorang partisan bernama Zaziek yang sudah terlalu benci dengan Nazi dengan nekat melawan sendiri tentara Nazi Jerman. Tetapi sayang pada pertempuran itu Zaziek terkena tembakan peluru diperutnya.
Zaziek kemudian dilarikan ke rumah sakit, banyaknya darah yang terbuang membuat Zaziek meninggal, sebelum meninggal Zaziek mengatakan bangkitlah Polandia. Di tengah prosesi pemakaman Zaziek, pastor Radwan bertanya kepada dirinya sendiri. Apa yang bisa ia lakukan untuk menghentikan perang? Jika keadaan terus begini, umat manusia akan habis dengan sendirinya. Tiba-tiba tanpa diduga rumah sakit yang dihuni pastor Radwan kedatangan perwira Nazi Jerman. Sehingga pada akhirnya seluruh dokumen dan para partisan dimasukkan ke dalam ruang rahasia.
ADVERTISEMENT
Pasukan Nazi Jerman kemudian datang untuk memeriksa rumah sakit. Setelah memeriksa dan ternyata tidak ditemukan apapun, pasukan Nazi kemudian pergi. Setelah pemeriksaan itu, pastor Radwan kemudian merenung kembali di dalam kamarnya. Ia bertanya-tanya sampai kapan perang akan mengubah jalan hidup manusia? Apakah tindakkannya ini sudah benar di mata Tuhan atau kita sebagai manusia bisa memaafkan Jerman yang sudah membunuh ribuan orang tak berdosa?
Para korban perang dari Warsawa terus berdatangan, karena di Warsawa rumah sakit darurat sudah penuh. Namun tiba-tiba suara mesin pesawat terdengar. Pastor Radwan memerintahkan untuk mengevakuasi bagi pasien yang terluka. Belum sempat melakukan evakuasi, bom dari pesawat Jerman dijatuhkan. Di tengah gempuran bom yang terjadi, pastor Radwan mencoba menyelamatkan beberapa orang yang terluka. Bulan-bulan berikutnya berhasil mereka lewati dengan aman tanpa adanya serangan. Para partisan terus datang dan tinggal di rumah sakit pastor Radwan.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari pastor Radwan nekat pergi ke garis depan untuk membawa makan bagi para partisan. Tetapi dirinya malah tertangkap tentara Jerman bersama warga sipil lainnya. Pastor Radwan meminta agar melepaskan warga sipil yang tidak bersalah. Namun permintaan itu tidak ditanggapi oleh tentara Jerman. Tanpa rasa bersalah warga sipil itu kemudian ditembak mati oleh tentara Nazi Jerman. Sesampainya di rumah sakit, pastor Radwan bertanya-tanya. Mengapa Tuhan masih menyelamatkan dirinya? Suster Maria menjawab bahwa Tuhan masih memiliki rencana dalam diri pastor Radwan.
Semua tidak terjadi begitu saja, Tuhan pasti akan melakukan perbuatan besar kepada kita. Dalam setiap peristiwa kehidupan pasti ada tujuan yang Tuhan tunjukkan dengan cara tersirat. Di suatu sore pastor Radwan dikejutkan dengan hujan abu dari arah Warsawa, tanpa sengaja ia menemukan potongan ayat kitab suci yang terbakar. Ayat itu berbunyi, sayangilah musuhmu. Potongan ayat kitab suci yang ditemukan oleh pastor Radwan masih berada di kota Lazki sampai hari ini. Potongan ayat suci ini kemudian dijadikan pedoman rekonsiliasi hubungan internasional antara Jerman dan Polandia.
ADVERTISEMENT