Efek dari Kekerasan Anak Usia Dini

Dinda Ratri Pramuditha
Saya adalah Mahasiswi Aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinda Ratri Pramuditha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto kekerasan pada anak di kutip oleh Shuttershock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto kekerasan pada anak di kutip oleh Shuttershock.com
ADVERTISEMENT
Orang tua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak karena orang tua selain sebagai pemimpin juga merupakan guru pertama, pembimbing, pengajar, fasilitator, dan panutan bagi anaknya. Dalam perannya sebagai guru pertama, orang tua harus memperhatikan masa depan anaknya agar bisa melanjutkan penerus bangsa. Sebagai orang tua, seseorang harus siap memikul tanggung jawab untuk mendidik, membesarkan anak, dan memberikan kasih sayang yang cukup agar anak tumbuh supaya dewasa, bermoral, sehat dan cerdas.
ADVERTISEMENT
Kekerasan terhadap anak masih banyak dilakukan di masyarakat, mulai dari kekerasan, pembunuhan, penganiayaan dan bentuk tindak pidana lainnya yang berdampak negatif terhadap psikologi anak. Seorang anak harus diberikan pendidikan yang lebih tinggi, dan didukung oleh kasih sayang keluarga agar jiwanya tidak terganggu. Hal ini bisa dilakukan karena banyak orang tua yang menganggap kekerasan terhadap anak adalah hal yang wajar. Mereka menganggap kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk mencari kesejahteraan, perlindungan, perbaikan, kelangsungan hidup dan pengoptimalan tumbuh kembang anak.
Kekerasan terhadap anak dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, termasuk di rumah, di tempat bermain bahkan di sekolah. Padahal sekolah merupakan tempat anak mendapatkan pendidikan moral, etika, dan akademik, bahkan dijadikan rumah kedua bagi anak. Namun kenyataannya dibeberapa sekolah ada dan banyak kasus kekerasan. Entah itu dilakukan oleh teman bermain, senior, guru atau petugas kebersihan sekolah. Kesadaran orang tua akan dampak buruk dari hukuman kekerasan masih rendah, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya pengetahuan tentang kekerasan sehingga menimbulkan masalah psikologis (Margareta,dkk., 2020).
ADVERTISEMENT
Kekerasan pada anak usia dini merupakan tindakan yang dapat merusak perkembangan anak, baik secara fisik, psikis, maupun seksual. yang dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan masa depan anak. Penyebab atau risiko terjadinya kekerasan dan penelantaran anak terbagi menjadi 3 (tiga) faktor yaitu faktor orang tua/keluarga, faktor lingkungan sosial/komunikasi, dan faktor anak itu sendiri ( Huraerah, 2018).
Kekerasan dapat berakibat buruk bagi perkembangan diri anak. Kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga sendiri memiliki berbagai bentuk ( Suyanto, 2010).

1. Pengabaian fisik

Pengabaian fisik biasanya berada pada keluarga yang ekonominya kurang baik atau kurang mencukupi, karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik, sehingga orang tua cenderung mengakibatkan kebutuhan anak akan makanan, sandang, dan perawatan kesehatan yang bergizi. Namun, bukan berarti pengabaian fisik ini tidak ada di dalam keluarga kaya. Biasanya dalam keluarga kaya, pengabaian fisik ini merupakan bentuk hukuman atas "perilaku buruk" seorang anak.
ADVERTISEMENT

2. Kekerasan psikologis

Kekerasan psikologis dapat muncul dalam bentuk makian, penghinaan, mengejek anak di depan orang lain. Misalnya ketika anak menjatuhkan piring, lalu orang tua berteriak “anak sialan!” atau, dalam bentuk yang lebih halus seperti orang tua mengejek anak nya di depan umum karena ia gagal sebagai juara kelas, “anak saya emang bodoh kok. Wajar kalo tidak juara”

3. Orang tua juga tidak sadar bahwa mereka seringkali dengan sengaja melakukan kekerasan fisik.

Misalnya, saat anak rewel, orang tua kemudian mencubit anaknya agar diam. Terkadang alasan di balik tindakan tersebut cenderung egois, seperti malu dilihat orang karena ribut, atau takut tidak bisa mendidik anak dengan baik.

4. Kekerasan seksual

Kekerasan seksual terhadap anak jika dilakukan oleh orang tua sendiri akan berdampak sangat buruk bagi anak, misalnya akan merasa rendah diri, sulit berkonsentrasi, cemas berkepanjangan bahkan gangguan kesehatan fisik.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa efek negatif yang dapat dialami seorang anak saat ia dijadikan korban kekerasan, di antaranya :

1. Sulit mengendalikan emosi

Anak yang dijadikan korban kekerasan akan kesulitan mengelola emosinya dengan baik. Oleh sebab itu, emosi yang dirasakan sering kali muncul secara berlebihan, misalnya anak akan mudah merasa marah, sedih, atau sering merasa ketakutan. Ketidakmampuan anak untuk mengendalikan emosi ini bisa saja menetap hingga ia dewasa dan mempengaruhi perilaku serta aktivitas hariannya, seperti akan sulit memaafkan kesalahan orang lain dan tidak mampu bekerja secara efektif.

2. Mengalami penurunan otak

Anak yang dijadikan korban kekerasan juga dapat mengalami penurunan fungsi otak. Hal ini menyebabkan ia sulit memusatkan perhatian dan mempelajari hal-hal baru. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan prestasi akademik anak tersebut menurun. Tak hanya itu, beberapa penelitian juga menunjukan bahwa pengalaman traumatis, termasuk kekerasan pada anak, dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan atau penyakit pada usia pada usia lanjut nanti di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT

3. Pelaku kekerasan pada anak

Orang tua yang pernah merasa dijadikan kekerasan selama masa kecilnya dapat melakukan hal yang sama pada anaknya, Siklus ini dapat terus berlanjut bila korban kekerasan anak tidak mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengatasi trauma yang dialami. Seperti yang telah dijelaskan diatas, tindak kekerasan pada anak dapat menimbulkan efek, bahkan masalah yang berkelanjutan. Korban tetap membutuhkan bantuan dan penanganan yang tepat, meski pengalaman traumatis karena tindak kekerasan anak telah lama berlalu.
Oleh karena itu, jika anda pernah dijadikan korban kekerasan anak atau menyadari bahwa kondisi yang sama pernah dirasakan pada orang terdekat anda, janganlah ragu untuk mencari bantuan psikolog atau psikiater.

Daftar Referensi :

Huraerah, A. (2018) Kekerasan terhadap Anak. Bandung: Nuasa Cendikia
ADVERTISEMENT
Margareta, Tri Sella, dan Melinda Puspita. (2020) Kekerasan pada anak usia dini. Jurnal ilmu kependidikan 18(2) : 171-180.
Prihusada, U.C. (2020) "Sanksi Kebiri Bagi Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak (Peedofilia) Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia." ( Tesis Master, Fakultas Ilmu Hukum Universitas Islam Bandung ).
Suyanto, B. (2010) Masalah sosial anak. Jakarta: Prenada Media