Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hilang di Bromo Berujung Kasih Sayang
23 Juni 2021 13:25 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
Tulisan dari Dinda Roshmalia Nur Afifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku mau cerita, tentang liburan aku bersama sekolah dan tentunya dengan dia juga, kan kita satu kelas hehehe. Kalian yang sudah membaca cerita perjalanan aku sebelumnya pasti sudah mengenal aku kan.
ADVERTISEMENT
Kalau belum tau, kenalan yuk sama aku sosok orang yang sifatnya kadang aneh. Namaku Dinda Roshmalia Nur Afifah, nama aku terdiri dari 23 kata tetapi bukan kereta ya. Orang-orang biasa manggil aku Dinda, kalau dia manggil aku dengan sebutan Nda, kalian bisa manggil nama aku bebas ya asalkan tidak jauh-jauh dari nama asli, hehehe. Asal aku dari Balajara. Aku kelahiran Tulung Agung, lo, yuk yang mau bertemu aku di sana bisa kabarin aku ya.
Cerita ini dimulai tahun 2019 saat aku duduk di kelas 3 SMA. Saat itu sekolah membuat rencana untuk tur ke Bromo, Malang, dan Jogja pada akhir tahun 2019 itu. Di cerita ini aku hanya menceritakan perjalanan tur aku ke Bromo saja, kalau diceritakan semua akan sangat panjang tulisan ini hehehe. Soal nya aku menghindarkan kalian dari jenuhnya membaca tulisanku hehehe.
ADVERTISEMENT
Saat itu sekolah terlalu bingung dalam menanggapi pertanyaan muridnya soal jam berapa kita akan berangkat, di grup banyak yang protes untuk cepat diberi tau jam berangkat. "Pak kapan sih kita berangkat, malam ini atau besok malam?" "Pak kasih kita penjelasan dong, masa kita harus tidak tidur hanya karena menunggu keputusan yang tidak pasti." Jawaban kepala sekolah hanya, "sabar ya nak, kita mau rapat ini, nanti kalau sudah ada keputusan, langsung kita share di grup."
Kalian bayangkan malam itu kami tidak tidur hanya karena takut tertinggal kabar keberangkatan. Akhirnya di jam 2 dini hari, kepala sekolah pun memberi kabar bahwa "Kita akan berangkat besok pagi." Jadi otomatis sampai Bromo siang, kalian tau kan di Bromo itu yang kami incar apa. Sunrise-nya. Matahari pagi yang sangat indah di Bromo. Tetapi kami berangkat siang (maklum kawan, kepala sekolah aku pusing hehehe).
ADVERTISEMENT
Malam itu tidur sekitar jam 3 baru bisa tenang. Besoknya hari keberangkatan, aku berangkat dari rumah jam 9 pagi, tiba sampai sekolah kalian tau yang terjadi?
Semua murid belum pada datang, padahal di grup dijelaskan bahwa jam 9 untuk berkumpul di sekolah. Aku berpikir, apa aku yang terlalu cepat ya sampai belum ada yang datang. Dan aku balik lagi ke rumah (Sudah semangat berangkat eh malah tidak ada siapa-siapa di sekolah huhuhu). Di rumah aku marah-marah sama dia, karena Dia bilang dia juga akan berangkat, tetapi kok dia tidak ada di sana.
"Ih, aku sudah ke sekolah tau, kok belum pada datang sih, ya aku pulang lagilah malu di sekolah sendiri tidak ada teman." jawaban dia hanya, "yaa kamu terlalu cepat mungkin, jadi tidak ada yang lain di sekolah." Aku hanya menjawab singkat "kan jam 9 di grup sudah dijelaskan."
ADVERTISEMENT
Kesal karena tanggapan dia seperti itu, aku diamkan saja. Kesal atuh kawan, malu juga hehehe. Habis itu kepala sekolah langsung memberi arahan ke kami untuk datang ke sekolah. Ya sudah aku nurut saja sama kepala sekolah. Sampai di sekolah itu dia sudah ada di sana, sama yang lain, ternyata sudah berkumpul dan hanya aku yang baru datang. Sebelumnya aku yang datang lebih dulu, tetapi akhirnya aku yang terlambat.
Lalu kami diajak untuk memasuki bus yang sudah di beri tanda untuk kelas kami yaitu XII MIA +2. Aku duduk di bangku bagian kanan nomor dua dari belakang. Karena belakang aku ada dia yang memang maunya dekat-dekat aku.
Sebelum berangkat itu seperti biasa berpamitan sama orang tua masing-masing, setelah itu absen agar tidak ada yang tertinggal.
ADVERTISEMENT
Bus pun berangkat, kami para murid ya senang bisa liburan setelah pusing sekolah. Bus berangkat dengan tenang tanpa terjadi apa pun di sepanjang jalan. Berhentilah kami di rest area seingatku di Cikampek, soalnya rest area itu juga tempat aku sering berhenti setiap ke Cirebon. Di tempat pemberhentian itu kami hanya ke toilet dan makan sebentar. Kemudian perjalanan dilanjutkan sampai ke Bromo.
Sebelum sampai ke Bromo, kami dan guru berhenti untuk makan siang. Sehabis makan siang baru kami melanjutkan perjalanan sampai ke Bromo. Sampai Bromo itu sekitar jam setengah 1 siang. Di Bromo yang katanya dingin jadi super panas sekali, siang bolong ke Bromo menurutku adalah pemilihan waktu yang salah.
ADVERTISEMENT
Di sana kita diberikan arahan untuk memasuki mobil jip yang sudah disediakan. Masing-masing isi jip tersebut itu ada lima sampai enam murid. Aku dengan tiga teman sekelasku dan tiga orang lagi adik kelas. Jadi kami tur gabungan ya, agar tahun berikutnya tidak ada tur lagi.
Setelah para sopir diberi arahan oleh panitia penyelenggara, sopir langsung masuk ke dalam mobil masing-masing. Perjalanan pertama itu ke Lautan Pasir Bromo. Di sana banyak banget pasir, yaiya namanya lautan pasir hehehe. Di sana aku hanya foto-foto saja ya tentu tidak tertinggal.
Dia pun terus mengikuti aku. Aku juga berfoto dengannya, lo. Mau lihat tidak? Jangan deh ya hehehe karena dia malu fotonya dipublikasikan. Di lautan pasir Bromo ya hanya seperti itu, kumpulan pasir yang luas dan tentunya ngebul sampai harus pakai masker.
ADVERTISEMENT
Wisata yang berikutnya itu ada Bukit Teletubbies. Bukit yang tinggi-tinggi berwarna hijau asri. Cantik banget. Banyak yang menjual bunga Edelweis dan aku sempat minta ke dia untuk membelikan bunga itu.
Sebenarnya sama saja di Bukit Teletubbies pun hanya foto-foto saja. Setrelah itu kami berangkat ke destinasi wisata selanjutnya, yaitu Puncak Bromo. Di sini lah aku hilang bersama satu mobil lainnya.
Mobilku dan mobil satunya berjalan beriringan, jadi semacam balapan. Nah di situ mobil yang aku tumpangi ada di belakang mobil adik kelasku. Saat itu sopir sudah bertanya ke kita, "dek mau makan dahulu atau lanjut?" aku tidak menjawab sopir itu, tetapi adik kelasku yang menjawabnya.
"Lanjut saja pak, ikutin mobil yang di depan." Itu detik-detik aku dan beberapa temanku terpisah dari rombongan yang lain.
ADVERTISEMENT
Kami melanjutkan perjalanan sampai ke Puncak Bromo. Di sana hanya ada kami dan dua mobil ini saja bersama penjaga warung. Di atas puncak suhu udaranya benar-benar dingin sekali, kawan. Kami hanya memakai baju satu lapis, bayangkan bagaimana kami kedinginan (kalau diingat sedih banget kenapa tidak pakai jaket tambahan). Karena lapar dan dingin, kami menyempatkan makan di warung itu. Saat itu kami belum memikirkan kapan rombongan lain akan sampai ke tempat kami sekarang ini.
Aku mau memberi kabar ke dia bahwa aku sudah sampai lebih dahulu di puncak. Tetapi ternyata di sana tidak ada jaringan sinyal. Aku panik dan takut dia marah karena tidak bisa memberi kabar. Aku coba berkali-kali tetap saja tidak ada jaringan.
ADVERTISEMENT
Kami menunggu sekitar satu jam di puncak, tetapi tidak ada yang datang. Dua jam berlalu, kami sudah kedinginan di puncak, muka sudah dipenuhi sama koyok tetapi tetap saja dingin. Kami di puncak dari pukul dua siang hingga enam sore. Di sana kami berusaha menghubungi panitia guru untuk memberi tau lokasi kami, tetapi tetap saja mereka tidak angkat telepon dari kami.
Aku juga masih berusaha untuk menghubungi si dia, memberi tahunya bahwa aku menghilang dari rombongan. Akhirnya sinyal satu muncul, pesan darinya masuk secara beruntun, "kamu di mana sih, aku tidak melihat kamu di sini."
"Kamu di mana coba telepon aku." "Kamu memang sudah di atas?" Aku hanya menjawab, "sayang aku di puncak tertingginya" dan pesan itu kembali tidak terkirim karena sinyal hilang.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa menit menghubungi guru, akhirnya mereka tahu lokasi kami di mana. Dan mereka langsung menemui kami, mengajak untuk turun dan makan. Guru menemukan kami sekitar jam enam sore. Pas turun ke bawah itu, di otak aku hanya mau bertemu dia, mau cerita kalau aku itu tersesat, hilang dari mereka.
Tetapi ternyata sampai di bawah aku tidak bertemu dengannya sama sekali. Kami diarahkan lagi oleh guru untuk masuk mobil terlebih dahulu karena kami semua langsung sakit habis turun dari puncak. Kami pergi kembali ke bus. Di mobil jip itu ayah telepon sambil marah-marah karena pendaftaran kampus sudah dibuka, tetapi aku belum mendaftar. Posisi aku di situ pusing, meriang, tidak enak badan hanya menangis mendengar bentakan ayah.
ADVERTISEMENT
Sampai di bawah, ternyata di sana sudah banyak teman-teman kami yang mencari kami termasuk dia. Dia dengan mukanya yang yaaa Dia itu galak guys hehehe sangar bahasanya kawan, melihat aku yang habis dari toilet. Dia langsung bertanya "Darimana aja sih ih, aku cari kamu ke mana saja, aku kira kamu sudah di atas, tetapi ternyata puncaknya beda"
Aku hanya menjawab "Kurang komunikasi sayang antara sopir sama panitia, aku hanya mengikuti arahan saja." Di situ Dia benar-benar terlihat khawatir tetapi mukanya muka marah hehehe lucu tau guys.
Bus berangkat melanjutkan perjalanan, di situ aku bercerita ke Dia mengapa aku bisa menghilang. "Kan sopir nya nanya ke kita mau makan dahulu atau lanjut, aku tidak menjawab apa pun, adek kelas yang jawab kata nya lanjut saja. Ya sopir hanya mengikuti kemauan penumpang nya, jadi lanjut deh." Eh Dia malah marah guys ke aku hehehe "Kalau seperti itu harusnya bicara berhenti makan, sekarang kalian berangkat lebih dahulu malah tersesat kan hilang."
ADVERTISEMENT
Di sepanjang jalan dia mengomel, bukan marah ya hehehe. "Aku tidak mau kamu hilang cukup kali ini saja, tidak boleh diulangi." Yaaa aku hanya menjawab "Iya sayang tidak aku ulangi."
Habis bercerita seperti itu, Dia mulai luluh kembali kawan hehehe. Dia langsung memijati kepala aku karena ya pusing kawan kedinginan. Memberi aku selimut, memberi aku obat, dan tentu memberi aku kasih sayang yang saat itu sangat aku butuhkan karena sudah dImarahin sama ayah. Di saat itu aku merasakan kasih sayang Dia yang begitu besar untuk aku. Dan aku juga merasakan berapa beruntung nya aku mendapatkan Dia yang sangat mengerti bagaimana Dia harus menempati diri Dia di aku.
Benar. Bromo merupakan tempat yang sangat indah untuk dikunjungi para pasangan. Di tempat itu aku mengerti artinya kasih sayang, artinya khawatir, dan tentu artinya perhatian. Dia memberikan semua yang dia mampu hanya untuk aku.
ADVERTISEMENT
Bromo. Terima kasih telah menjadi saksi indah untuk aku dan Dia walaupun ada sedikit masalah aku hilang di sana hehehe. Tetapi masalah itu terkalahkan dengan cantiknya kamu, kenangan yang terukir di sana, dan tentu dia yang semakin romantis karena kejadian hilangnya aku. Maaf ya sayang merepotkan kamu.
Terima kasih ya kawan sudah membaca tulisan aku kali ini. Maaf kalau tulisan ini terkesan lebay hehehe soalnya aku hanya menceritakan apa yang aku alamin selama di tempat cantik itu. Kalau kalian mau tau cerita selanjutnya, boleh komen ya. Terima kasih semua. Salam hangat dari Tangerang ya. Love You.