Konten dari Pengguna

Dilema Kecanduan Game Online, di Indonesia, Adakah Manfaatnya?

Dinna Khairina
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta
14 Juli 2024 17:10 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinna Khairina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kegiatan sehari-hari kadang membuat kita merasa bosan, bahkan tidak jarang membuat jenuh dan stres. Pekerjaan dan tugas akademik yang menumpuk, terjebak kemacetan di jalan, ataupun kegusaran yang kita rasakan setelah membaca berita yang tidak baik di sosial media, membuat kita merasa membutuhkan hiburan, salah satunya melalui game online. Game online menawarkan berbagai pengalaman, mulai dari permainan yang kompetitif seperti game tembak-menembak dan permainan olahraga, hingga permainan kooperatif seperti permainan petualangan dan permainan sosial di mana pemain dapat berinteraksi dengan sesama pemain sehingga memberikan rasa pelarian dari kenyataan dunia serta rasa menjadi bagian dari suatu komunitas. Game online telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia saat ini dan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan hiburan remaja modern, seperti contohnya permainan game Mobile Legend, Pubg, Free Fire, dan lainnya. Selain karena dapat memberikan kesenangan, aksesnya pun terbilang mudah melalui smartphone kapanpun dan dimanapun. Karakteristik game online seperti konten yang beragam, desain visual yang bagus, dan sifatnya yang interaktif, membuat game online menjadi sangat menarik dan populer di kalangan masyarakat. Terbukti Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia, yaitu sebanyak 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun yang memainkan video game per Januari 2022 berdasarkan laporan We Are Social. Lalu, apakah mayoritas gamers di Indonesia mengalami kecanduan game?
ADVERTISEMENT
Selain menjadi hiburan bagi sebagian orang, kehadiran video game juga cukup menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Pasalnya video game maupun game online disebut bersifat adiktif sehingga banyak orang yang kecanduan dan menghabiskan waktu bermain game dan memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental dan kehidupan sosial, seperti menyebabkan penurunan prestasi akademis di kalangan pelajar, penurunan kinerja di kalangan para pekerja, menimbulkan masalah sosial seperti hambatan komunikasi dan pergaulan sosial serta menjadikan game sebagai pelarian. Berbagai dampak negatif tersebut sebenarnya bisa dihindari jika kita sebagai pemain game online bisa mengontrol diri dalam bermain game, namun hal itu sulit untuk beberapa orang. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) yang berjudul Survei Penetrasi & Perilaku Internet 2023, mayoritas pengguna game atau sebesar 42,23% dari data yang dikumpulkan, menghabiskan waktu bermain lebih dari 4 jam per hari. Hal ini terbukti bahwa game telah mengambil porsi waktu yang cukup besar dikalangan penggunanya.
ADVERTISEMENT
Sisi Gelap Dunia Game Online
Menurut internetmatters.org terdapat beberapa faktor resiko yang berpotensi memberikan dampak buruk bagi kesejahteraan pemain game, seperti intimidasi dan bullying dalam game, atau dalam beberapa kasus ekstrim, kecanduan game.
1. Masalah Akibat Kecanduan Game
Kecanduan bermain game telah menimbulkan masalah di berbagai dunia, sehingga Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah resmi menetapkan kecanduan game sebagai gangguan kesehatan jiwa yang dikarenakan perilaku adiktif (disorder due to addictive behaviour). Mengutip dari theconversation.com, banyak kasus yang terjadi akibat kecanduan bermain game, mulai dari tindakan kriminal hingga kematian. Salah satunya terjadi pada pria berusia 35 tahun di Amerika Serikat, yang meninggal setelah main game 22 jam non-stop, atau pria 20 tahun di Republik Rakyat Cina meninggal setelah main game selama sembilan jam setiap hari selama lima bulan. Tak hanya itu, berbagai tindakan kriminal yang dipicu oleh kecanduan game juga kerap terjadi, seperti kasus tujuh remaja yang mencuri toko ataupun kasus dua remaja yang merampok penjual nasi goreng, motifnya serupa, yaitu untuk mendapatkan uang untuk bermain game online. Tindakan kriminal akibat game juga dilakukan orang dewasa dan bahkan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang nekat mencuri sepeda motor karena terlilit utang setelah kalah dalam bermain game online.
ADVERTISEMENT
2. Interaksi dengan Strangers / Orang Tidak Dikenal
Kemudahan akses dan jaringan tanpa batas yang ditawarkan oleh game online memungkinkan kita bertemu dan berinteraksi dengan berbagai macam orang dari berbagai belahan dunia serta latar belakang. Layaknya di media sosial, identitas yang anonim di game online kerap menimbulkan berbagai macam resiko seperti bullying, kekerasan verbal, hingga resiko pelecehan seksual.
3. Kesehatan Fisik
Melakukan aktifitas bermain game online dalam jangka waktu yang lama, membuat kita tidak melakukan banyak gerak. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa berada dalam situasi di mana seseorang menghabiskan waktu berjam-jam duduk di satu tempat dapat meningkatkan risiko Deep Vein Thrombosis (DVT). Tak hanya itu, dengan menatap layar terlalu lama saat bermain game juga dapat menyebabkan kelelahan pada mata dan juga beresiko bagi kesehatan mata kita.
ADVERTISEMENT
4. Penggunaan Uang dalam Game Online
Selain kita membutuhkan device dan juga koneksi internet, nyatanya game online tidak semua gratis. Beberapa game gratis untuk diunduh, namun setelah dimainkan game tersebut dirancang untuk mengajak penggunanya mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan fitur maupun item game yang hanya bisa didapatkan ketika kita membelinya, atau yang kita kenal dengan istilah Freemium.
5. Efek Perilaku dari Game Online
Efek terhadap perilaku pengguna game, khususnya pada anak-anak adalah pengaruh game yang mengandung kekerasan terhadap perilaku anak-anak di dunia nyata. Meskipun belum ditemukan hubungan langsung antara perilaku kekerasan di dunia nyata dan game online, namun beberapa kasus akibat kecanduan game memicu aksi kriminal di dunia nyata. Penelitian yang relevan oleh Wiemer-Hastings menunjukkan bahwa game online menghabiskan banyak waktu dalam kehidupan nyata, menyebabkan keterlibatan berlebihan dalam interaksi sosial virtual online dan penurunan frekuensi komunikasi dengan teman-teman dalam kehidupan nyata, sehingga merugikan hubungan antarpribadi di kehidupan nyata (Ng dkk., 2005)
ADVERTISEMENT
Titik Positif Game Online
Sejak kehadirannya, game online secara cepat telah menyebar dan menjadi populer di kalangan anak muda. Meskipun berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan karena kecanduan game online, tak bisa dipungkiri bahwa game online juga memberikan dampak positif kepada penggunanya. Menurut Ximei Qu (2023), game online dapat memberikan panggung virtual bagi generasi muda untuk mengeksplorasi diri, memperluas jaringan bagi generasi muda untuk berinteraksi dengan masyarakat, dan membawa pengaruh positif terhadap pembelajaran dan kehidupan generasi muda. Game online juga dapat membantu peserta game meningkatkan konsep kesadaran diri, meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja dalam tim (Cao, 2007), serta membangun keterampilan. Berdasarkan penelitian Zaki Al Fuad et al (2017) game online dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan sosial dan juga perkembangan sifat seperti tanggung jawab, visioner, mempunyai semangat yang baik, seperti membantu atau berbagi dan menjalin jalinan antar pemain.
ADVERTISEMENT
Dibalik perdebatan dampak negatif dan dampak positif dari game online, nampaknya memang kedua hal tersebut tidak bisa dihindarkan. Perlunya kontrol diri serta pengawasan orang tua bagi anak-anak agar game online bisa tetap menjadi hiburan, mampu memberikan efek positif bagi penggunanya, dan menghindari dari dampak negatif akibat bermain game online.