Konten dari Pengguna

Lika Liku Laku

Dinny Ayu Anggarda Paramitha
INFP-T - Leo - Coffee Addict X Day Dreamer - Mahasiswa Aktif Politeknik Negeri Jakarta, Program studi Penerbitan
14 Mei 2020 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinny Ayu Anggarda Paramitha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi gambar source: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi gambar source: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Pertengahan tahun 2015, kamu mengenal dia sebagai siswi yang kamu bilang mirip tokoh kartun kesukaanmu. Kamu mendekatinya dengan harapan indah bersama. Mendaftar kegiatan ekstrakurikuler yang dia ikuti menjadi caramu.
ADVERTISEMENT
Obrolan ringan siang itu membuat dirinya mengingatmu. Mudah ternyata membuatnya tertawa, begitu pikirmu. Kemudian semua pikirmu dipatahkannya. Dia serius saat memakimu karena kamu mengganggunya. Kamu tertawa meskipun dia sangat marah. Senang hatimu bisa berteman dengannya.
Sayang, gembiramu tak berlangsung lama. Di bulan September 2015, dia berubah. Kamu kacau, seluruh duniamu runtuh. Mendambanya terlalu dalam membuat dirimu merasa kehilangan. Mencari tambatan hati yang baru, tidak menghilangkan dirinya dari pikiran juga hatimu. Seolah-olah membatu hatimu, 1000 perempuan lain yang mendekat sepertinya kurang untukmu.
Setiap malam pun kamu berdoa agar dia kembali bersamamu. Tak peduli apapun, yang kamu inginkan hanya dia. Kamupun memperbaiki penampilanmu, supaya dia kembali melihat.
Hanya dapat meliriknya bersama orang lain saat lewat di depanmu, serasa hati tercabik-cabik. Seperti sia-sia semua usaha dan doamu. Putus asa, kamu ingin menyerah saja. "Masa SMA-ku sepertinya buruk! Baru masuk saja sudah begini," pikirmu.
ADVERTISEMENT
Sebelum semuanya berantakan, kamupun menikmati sekolah dengan cara lain. Kamu memutuskan untuk keluar dari ekstrakurikuler dan berharap tidak menemuinya lagi dalam situasi apapun. Meski tau tak semudah itu, tetapi tidak melewati tempat yang sering dia kunjungi bukan hal yang sulit. Terkecuali kantin. Beruntungnya kamu karena dia tak sering pergi ke kantin.
Januari 2016 tanpa diduga, dia datang padamu. Meminta tolong agar kamu menemaninya mendatangi rapat acara karena tau kamu ada di dalamnya. Mudahnya dia bilang begitu sedangkan kamu susah payah menghilangkan dirinya. Duniamu kembali kacau, "Terima ajakkannya atau lepaskan saja?" berulang kali pertanyaan ini terlintas di pikiranmu.
"Mungkin Tuhan memberikan aku kesempatan kedua, aku akan menggenggammu dan takkan melepaskannya lagi," katamu sangat yakin. Maret, April, Mei, Juni kamu gunakan untuk mendapatkan dirinya. Tidak ingin kamu lakukan kesalahan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Terlalu rumit perasaan ini, gejolak yang orang bilang cinta itu sepertinya timbul dalam dirimu. Ingin rasanya dia tahu, tetapi bayangan dirinya pergi menghantuimu. Keraguanmu semakin besar saat bersamanya. Walau hanya berbincang sebentar, dapat menambah bayang-bayang dirinya hilang.
"Kamu menjauh dariku, mengapa? Ada yang salah dengan diriku? Maafkan aku," katanya. Seolah lugu, kamu hanya bilang, sedikit sibuk jadi tidak menghubunginya. Tanpa dugaan, pertanyaannya membiusmu. "Sepertinya dia takut kehilanganku, mungkin ini saatnya," pikirmu. Terjawab sudah seluruh ragumu.
Akhir Juli 2016, kamu kirimkan sekotak bunga yang dia suka dan menyelipkan tulisan kecil didalamnya "Will you be mine?". Sekitar pukul 4 sore, dia mengirim pesan.
"Kamu nembak aku?" katanya. Cepat-cepat kamu menjawab, "Iya, apa jawabannya?". "Aku pikir-pikir dulu," ya membuatmu tegang. Keraguanmu mulai timbul lagi, pikiranmu tidak terkendali. Kamu mencoba tenang walau jantungmu berdegup tak beraturan.
ADVERTISEMENT
Waktu makan malam tiba, dia tak kunjung menjawab. Kamu semakin gelisah. Makan malam pun serasa hilang nafsu. Pikiran bercabang mengikis hatimu. "Apa aku salah langkah?", katamu kembali meragu.
Kamu mencoba untuk mengirimkan pesan padanya untuk sekadar basa-basi. Dia mengingatkan kamu, jangan tidur terlalu malam. Kamu berpikir, bagaimana bisa tertidur dalam kegelisahan ini.
Waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB, dia mengirimkan pesan, Aku mau. Kamu bertanya-tanya, "Mau apa? Apa maksudnya pesannya ini?".
Hatimu membuncah kegirangan, seperti kupu-kupu banyak berterbangan dalam perutmu. Doa dan usaha selama ini tak sia-sia. Tuhan tak pernah salah tentang waktu. Kesabaranmu berbuah manis. Indah sekali romansamu. Berliku, namun cinta tak pernah salah. Kamu menyesali amarahmu pada Tuhan. Kebaikan Tuhan itu nyata.
ADVERTISEMENT
-din