Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Analisis Unsur Strukturalisme Novel Lelaki Harimau
24 Mei 2022 18:55 WIB
Tulisan dari dita maulida agriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak mengenal novel? Disini saya akan membahas mengenai analisis struktur yang terdapat dalam sebuah novel. Novel yang berjudulkan “Lelaki Harimau Karya Eka Kurniawan”. Novel Lelaki Harimau yang pertama kali diterbitkan pada 2004. Mungkin dari pembaca jika kurang paham tentang novel ini, penulis akan memberikan sekilas mengenai alur cerita yang terda
ADVERTISEMENT
pat di novel ini. Kenapa penulis menganalisis untuk novel ini? Karena penulis tertarik untuk lebih dalam mengulik dari isi novel tersebut. Sehingga pembaca dapat memahami isi yang berada di dalam novel ini. Langsung saja ke bagaian analisis struktur novelnya.
Untuk yang pertama tema novel ini mengisahkan tentang permasalahan keluarga dalam masyarakat yang menyebabkan pembuhunan. Dimana Margio tidak mengakui bahwa dia telah membunuh orang. Diakuinya, pembunuh sebenarnya adalah harimau
putih dalam tubuhnya. Harimau putih dalam novel ini dipercaya sebagai binatang sakti yang dapat melindungi pemiliknya dari segala bahaya.
Kedua berisikan tentang alur. Dimana alur yang terdapat pada novel ini menarik untuk dikaji, kenapa? Karena alur yang terdapat pada novel ini memlikiki alur yang tidak berurutan. Sehingga pembaca tidak dapat membaca dengan cepat karena diceritakan secara melompat-lompat di setiap babnya.
ADVERTISEMENT
Ketiga terdapat pada tokoh. Tokoh utama dalam novel ini adalah Margio. Margio merupakan tokoh yang membunuh anwar sadat dengan tragis. Namun juga terdapat tokoh lainnya, yaitu komar bin sueb seorang ayah, serta nuraeni ibu dari margio. Serta memiliki tokoh bawahan yaitu komar Bin Sueb, Nuraeni, Anwar Sadat, Mameh, Maharani, Laila, Maesa Dewi, Ayung Yuda, Kaisa, Mayor Sadrah, Kyai Jahro, Ma Robiah, Ma Soma, Ma Muah, dan Marian. Tokoh bawahan guna membangun cerita dalam novel ini.
Keempat, konflik. Konflik yang dialami oleh tokoh yaitu konflik kekerasan. Sudah terlihat jelas mengandung unsur kekerasan. Dimana margio mengalami kondisi memiliki nafsu yang tak bisa dikontrol untuk membunuh orang. Sehingga kondisi pada keluarganya menjadi berantakan.
ADVERTISEMENT
Kelima terdapat sudut pandang dalam novel. Yang digunakan adalah “aku” sebagai tokoh utama yaitu Margio.
Keenam, gaya bahasa. Gaya bahasa dalam novel ini lebih dominan menggunakan gaya bahasa repetisi, aliterasi, dan asonansi.
Ketujuh, latar. Dalam novel ini kita bisa mengambil tiga jenis latar yang berbeda, yaitu latar tempat dimana dalam novel ini bertempat di Tasikmalaya, latar waktu yang terjadi pada tahun 2004, dan latar sosial yaitu masyarakat perkampungan yang memiliki sifat keras.
Semua elemen dalam novel ini saling berhubungan dan mewakili dari keluarga yang menderita kekerasan dalam rumah tangga di seluruh dunia.
Dari segi psikologis, novel ini menunjukkan bahwa Margio sedang mengalami situasi traumatis yang sangat sulit dalam keluarganya. Hasrat nafsu Margio yang tidak dapat dikontrol pada usia yang relatif matang, dirasakan mempengaruhi kondisi psikofisiologisnya.
ADVERTISEMENT
Ketidakmampuan Margio untuk merasakan keamanan, cinta, perhatian, dan emosi lain yang membuatnya merasa tidak enak setiap hari.
Saat ini pertumbuhan kajian baru di Indonesia juga semakin pesat, dengan adanya novel digital yang menyulitkan identifikasi elemen struktural karena terbatas, menjadi solusi. Alternatif lain bagi penggemar membaca yang kesulitan membaca novel cetak.