Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
7 Hal Yang di Lakukan Sobat Air Ades Dalam Program Conservacation, Nomor 7 Pasti Bikin Iri
10 Oktober 2018 22:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Dody Senjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Embung Cinta ini terletak di Tesabela Desa Oenaek, Nusa Tenggra Timur. Embung Cinta merupakan bak penampungan buatan berbentuk hati (love) yang berfungsi untuk menampung kelebihan air pada saat terjadi hujan. Air yang ditampung digunakan untuk pengairan perkebunan premium yang sedang digarap saat musim kering tiba. Memiki kapasitas sebesar 12000 meter kubik.
ADVERTISEMENT
Sepuluh Sobat Air ADES berkesempatan mengunjungi Embung Cinta ditemani oleh Kapten Budi. Kapten Budi Inilah sosok yang mengagas dibuatnya Embung Cinta yang bekerja sama dengan Coca-Cola Foundation. Di sini Kami benar-benar merasakan kegigihan perjuangan Kapten Budi dan masyarakat setempat. Bagaimana tidak, komposisi tanah di daerah ini adalah batuan kapur yang logikanya tanaman tidak akan tumbuh. Tetapi dengan perjuangan Kapten Budi dan Masyarakat setempat serta bantuan dari Coca-Cola Foundation, Wilayah itu akan disulap menjadi perkebunan premium dan dipercantik dengan Embung Cinta Tesabela.
Sepuluh Sobat Air ADES mengunjungi kebun hortikultura milik warga Bea Muring bersama Romo Marsel. Kami sangat terkejut dengan perkebunan di sini. Tanaman-tanaman perkebunan ini banyak yang mati karena kekurangan air dikarenakan saat ini musim kemarau. Warga desa harus mengambil air di mata air ranapoca yang jaraknya lumayan jauh dari kebun.
ADVERTISEMENT
Kami diajak Romo Marsel melihat mata air ranapoca. Untuk kedua kalinya saya terkejut karena terdapat bak penampungan air yang berlumpur. Bak penampungan ini digunakan warga sekitar untuk menyirami tanaman perkebunan. Selain itu juga digunakan untuk mandi, mencuci dan sebagai sumber air minum. Saya tidak habis pikir bagaimana bisa air ini digunakan untuk semuanya apabila musim kemarau tiba. Ini benar-benar harus menjadi perhatian pemerintah untuk Warga Bea Muring. Sumber air yang menjadi harapan mengeluarkan air begitu sedikit. Warga harus mengantri untuk mendapatkan air tersebut. Dengan berbekal drigen-drigen kecil yang harus dibawa bolak-balik untuk mendapatkan air.
PLTMH kepanjangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidrolik. Di Bea Muring terdapat tiga PLTMH yang digagas oleh Romo Marsel yaitu PLTMH Waerina, PLTMH Elar dan PLTMH Melo. Pada kesempatan ini Sepuluh Sobat Air ADES berkesempatan mengunjungi PLTMH Waerina. PLTMH Waerina ini terdapat di Desa Arus dan aliran sungainya diambil dari aliran sungai waerina. Maka dari itu diberi nama PLTMH Waerina.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 150 rumah di Bea Muring sudah bisa menikmati listrik dari PLTMH Waerina. Untuk menerangi rumah warga PLTMH ini hanya mampu menghasilkan listrik dari pukul 16.30 sore hingga 08.00 pagi. Namun, saat musim kemarau tiba, listrik hanya menyala selama 2-3 jam saja. Kami belajar dari Bea Muring betapa susahnya mendapatkan listrik. Yuk Kawan jangan boros listrik.
Wah ini mungkin kegiatan yang benar-benar membuat saya senang. Kami bersepuluh berkesempatan untuk menanam pohon dibantaran kali Waerina. Kegiatan ini sebagai percontohan agar warga sekitar juga dapat mengikuti teman-teman sobat air menanam pohon buah lengkeng di bantaran sungai waerina. Mengapa dipilih tanaman buah lengkeng? karena tanaman buah lengkeng selain buahnya bisa dimanfaatkan untuk dimakan atau dijual, tanaman buah lengkeng juga bisa menambah menyerap air sungai dan bisa menjaga agar tanah dibantaran tidak longsor dan bisa menambah jumlah debit air.
ADVERTISEMENT
Kami bersepuluh dibawa Romo Marsel ke Desa Leong Kampung Nteweng untuk berkontribusi langsung membangun bak penampungan air. Bak Penampungan air ini dibuat untuk memudahkan warna kampung nteweng untuk mengambil air. Mata Air Wailekem ini sumber mata air satu-satunya di Kampung Nteweng. Jadi apabila musim kemarau warga akan mengantri untuk mengambil air di mata air tersebut. Bak penampungan air yang kami buat di Desa Leong tepatnya di Kampung Nteweng ini sangat berguna untuk warga sekitar. Sebab warga tidak perlu lagi mengantri untuk mengambil air di mata Air Wailekem. Untuk kegiatan detailnya Kamu bisa membaca kegiatan membuat bak penampungan air disini
Ternyata Bea Muring menyimpan segudang budaya yang bisa ditampilkan. Mulai dari pakaian adat, kuliner, tarian daerah, dan masih banyak budaya yang ada di Bea Muring. Kami disambut dengan budaya bea muring yang benar-benar bikin kami merinding. Semua terlihat indah didepan mata kami. Senyuman dari Warga Bea Muring benar-benar menghipnotis kami untuk membalas senyuman itu. I LOVE BEA MURING.
ADVERTISEMENT
Inilah bonus dari rangkaian kegiatan yang dilakukan Kesepuluh Sobat Air ADES. Pagi hari kami sudah menuju dermaga labuan bajo untuk menaiki kapal phinisi yang super mewah. Kami menikmati Indahnya mentari muncul dari balik bukit sambil merasakan angin dan suara kapal memecah debur ombak lautan flores. Untuk destinasi pertama kami mengunjungi Pulau Padar yang merupakan spot foto instagramble yang lagi hits didunia maya. Dilanjutkan kepulau rinca untuk melihat binatang purba yang masih tersisa dimuka bumi ini yaitu komodo. Setelah melihat komodo Kami melanjutkan mengunjungi pulau kelor untuk snorkling dan melihat sunset yang begitu mempesona. Hari semakin malam dan Kami semua kembali ke hotel