Diplomasi Panda ala China

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
28 November 2023 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi panda. Foto: Olivier Douliery / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi panda. Foto: Olivier Douliery / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah panasnya situasi global, mari kita menoleh Asia. Taiwan berada di bawah ketegangan mengingat negara itu akan menyelenggarakan pemilu kurang dari dua bulan. Sementara Korea Utara ingin meluncurkan satelit mata-mata. Lagi-lagi Amerika Serikat mewanti-wanti Filipina atas ketegangan di Laut Cina Selatan.
ADVERTISEMENT
Di tengah semua itu, China sedang bergerak menuju ke arah lain. Sebagaimana diketahui, China dianggap banyak pihak sebagai sumber dari banyak ketegangan. Tetapi kini China ingin mengendorkan ketegangan menggunakan hewan berbulu. Beberapa minggu lalu China mengatakan akan mengirimkan beberapa ekor panda baru ke Amerika Serikat. China menyebutnya ‘utusan persahabatan.’ Secara hitam dan putih ini adalah diplomasi panda.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Diplomasi Panda? Siapa pemenang yang beruntung dari ikhtiar ini? Untuk itu kita perlu menoleh ke sejarah. Pada 1972 Presiden AS waktu itu Richard Nixon mengadakan kunjungan bersejarah ke Beijing.
Saat makan malam Ibu Negara Patricia Nixon memberi tahu Perdana Menteri China Premier Zhou Enlai bahwa dia menyukai panda. China mengirimkan dua ekor panda ke Washington sebagai hadiah. Dari sinilah China memulai diplomasi panda dengan AS.
ADVERTISEMENT
Sepanjang puluhan tahun panda mulai ditambahkan ke dalam daftar. Empat kebun binatang Amerika menjadi rumah bagi sejumlah panda dari China. Pandai menjadi sangat dicintai. Bahkan para penggemar terkadang melakukan perjalanan ribuan kilometer hanya sekadar untuk melihat panda. Saat dua ekor panda yang dikirim pada 1972 mati, China mengirim dua ekor panda lagi ke Washington pada 2000.
Namun di awal bulan ini kegemparan menyelimuti sejumlah warga Amerika. Sejumlah panda di kebun binatang di AS akan kembali ke China. Panda-panda ini dikawal menuju bandara dengan pengawalan dari kepolisian. Panda-panda ini ditempatkan di pesawat The Panda Express lengkap dengan 220 pon bambu, seorang dokter hewan dan dua penjaga kebun binatang.
Terlepas dari waktu yang menipis bagi keberadaan panda, orang-orang Amerika merindukan panda dan kini Beijing ingin memperbaikinya. Dalam sebuah pidatonya, Presiden China Xi Jinping menyatakan, “Saya menyadari bahwa kebun binatang San Diego dan masyarakat California sangat suka melihat Dan menyambut panda. Panda telah lama menjadi utusan persahabatan antara China dan AS dan kami siap melanjutkan kerja sama ini.”
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan terus meningkat antara China dan AS. Banyak yang mengatakan di masa lalu China enggan melonggarkan ketegangan antara kedua belah pihak, namun kini China ingin meredakan ketegangan tersebut dengan mengirimkan hewan berbulu ini.
Beijing bisa mengirim lebih banyak panda baru ke AS. Ini sebuah sikap hitam dan putih apa adanya. Beijing ingin menstabilkan hubungan yang berbatu-batu lewat kelucuan, atau secara lebih jelas dengan diplomasi panda.
Bagi China, panda adalah barometer tidak resmi dari hubungan internasional. Panda yang memakan bambu menjadi simbol untuk memecahkan kebekuan. China meminjamkan panda kepada lebih dari 20 negara di dunia. Sepanjang dekade terakhir, Jerman, Denmark, Finlandia dan Belanda sudah menerima panda.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu China mengirim sepasang panda ke Qatar. Ini yang pertama bagi negara-negara Asia Barat. Sebaliknya China belum meminjam panda terbaru ke AS. Bagi pecinta binatang, ini adalah kabar baik karena ada laporan mengenai penganiayaan terhadap panda-panda yang dipinjamkan ke AS.
Para ahli mengeluhkan adanya perubahan warna dan penurunan berat badan panda-panda yang kembali dari AS. Jika panda berada di bawah perlindungan China, hewan ini dapat bereproduksi dalam jumlah besar dan mampu bertahan lebih lama. Banyak yang berpendapat sebaiknya China tidak merusak hubungan diplomasinya bila berakhir dengan penderitaan bagi hewan berbulu yang lucu ini. Andai saja hewan pemanjat pohon dan pemakan bambu ini bisa menyelesaikan masalah geopolitik.