Konten dari Pengguna

Palang Merah Indonesia merespon wabah Malaria di Nias Selatan

Dr CSP Wekadigunawan
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat IAKMI, Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan dan Ketua Senat Universitas Esa Unggul.
25 November 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr CSP Wekadigunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wabah Malaria melanda Kabupaten Nias Selatan – Sumatera Utara sejak bulan Januari 2024. Lebih dari 1000 kasus baru dilaporkan selama kejadian luar biasa (KLB) ini. Situasi tanggap darurat ini, diperpanjang terus hingga satu bulan ke depan oleh Pemerintah Kabupaten Nias Selatan. Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat mengirim tim respon tanggap darurat ke Kabupaten Nias Selatan, pada tanggal 21 November 2024. Sebanyak 2000 kelambu berinsektisida dibagikan ke penduduk beresiko terkena malaria dan infeksi dengue (dahulu dikenal dengan demam berdarah). Nias-Selatan adalah daerah endemis Malaria, sehingga penularan bersifat indigenous yakni berasal dari lokasi itu sendiri. Dianggap wabah karena peningkatan kasus dianggap lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Kabid Kesehatan dan Sosial PMI Pusat Dr. Weka dan Kadinkes Nias Selatan, dokter Heni dan tim  PMI dalam Respon tanggap darurat KLB Malaria di Pulau Tello Nias-Selatan
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Kesehatan dan Sosial PMI Pusat Dr. Weka dan Kadinkes Nias Selatan, dokter Heni dan tim PMI dalam Respon tanggap darurat KLB Malaria di Pulau Tello Nias-Selatan
Pulau Tello, adalah pulau dengan jumlah kejadian Malaria tertinggi. Tim dipimpin oleh Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial Palang Merah Indonesia Pusat, Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, terdiri atas 3 orang dari Pusat, dari propinsi 2 orang dan 2 orang kabupaten Nias Selatan, menuju ke pulau Tello di kawasan Nias Selatan ini. Tim PMI berkoordinasi dengan Kadinkes Nias Selatan, dr. Heni Duha.
ADVERTISEMENT
Untuk ke pulau Tello, tim PMI menyewa ‘speed boat’ dari Pemda Nias Selatan sebesar Rp. 10 juta rupiah pulang-pergi. Kabupaten Nias Selatan adalah termasuk kepulauan terluar wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau kecil yang penduduknya juga kurang dari 10.000 orang di pulau-pulau tersebut. Tidak mudah menuju ke Pulau Tello yang berjarak 100 km dari Pelabuhan Teluk Dalam Nias Selatan. Tim tanggap darurat harus menyesuaikan dengan keadaan alam, yakni situasi gelombang Samudera Indonesia. Tim PMI melakukan perjalanan dengan ‘speed boat’ selama 3 jam, dengan situasi gelombang yang mendadak tidak bersahabat di tengah-tengah. Menyebabkan Sebagian tim mengalami muntah-muntah (mabuk laut) karena ombak laut yang mengguncang ‘speed boat’ tim Palang Merah Indonesia. Kepulangan kami dari pulau Tello menuju ke pulau Nias
Kabid Kesehatan dan Sosial PMI Pusat, Dokter Weka berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan dan PMI Kabupaten Nias Selatan
Tim Palang Merah Indonesia melakukan kajian lingkungan dan melakukan focus group discussion (FGD) dengan 30 orang penduduk dibagi dua kelompok. Observasi dari tim PMI, adalah ketidak-sadaran masyarakat akan kebersihan di dalam rumah dan di luar rumah contoh peternakan babi dibuat kandangnya dekat sekali dengan rumah tinggal, sampah dibuang ke laut, buang air besar di pantai, rumah panggung berisi genangan air dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Nurista (PMI Pusat) memimpin FGD
Tim Palang Merah Indonesia tidak hanya melakukan intervensi, tetapi juga memberikan edukasi (promosi kesehatan) kepada masyarakat di pulau Tello.
Leo (PMI Pusat) memberikan pentingnya memahami Malaria sebagai Bencana Non Alam
Pada hari Selasa tanggal 25 November 2024, PMI Pusat juga memberikan bimbingan teknis untuk melaporkan gejala awal masalah kesehatan di masyarakat atau dikenal dengan Satu SBM (Surveilans Berbasis Masyarakat) kepada pengurus dan relawan Palang Merah Indonesia Nias Selatan.
dr. Frisca (PMI Propinsi Sumatera Utara) memberikan kelambu berinsektisida kepada penduduk pulau Tello Nias Selatan
Bantuan ini diharapkan mampu mengatasi wabah Malaria dan infeksi Dengue di Kabupaten Nias-Selatan. Perlu diketahui bahwa jenis nyamuk penular Malaria dan Dengue berbeda, maka penting untuk mengetahui perilaku nyamuk untuk melakukan intervensinya.
--------------------------