Konten dari Pengguna

Kamar 13 (Part 3)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
19 Mei 2020 21:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kamar menyeramkan, dok: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamar menyeramkan, dok: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kulihat jam yang menempel di dinding kamar menunjukkan sudah pukul 03.15, aku tak bisa tertidur lagi karena takut mimpi itu datang lagi, kuputuskan untuk menunggu adzan subuh.
ADVERTISEMENT
Ketika adzan sudah berkumandang, kuambil handuk dan bergegas mandi. Bersiap - siap karena harus berangkat pagi, kalau tidak bisa dapat surat peringatan lagi aku.
Tepat 07.00 aku berangkat dari kost menggunakan motor matic yang sudah menemaniku beberapa tahun bekerja dikota ini, ku angkat kaca helmku lalu kuhirup udah segar pagi hari. Perjalanan dari kost ke kantorku tak terlalu jauh, sekitar 10 menit aku sudah sampai di parkiran kantor.
Sebelum 07.30 biasanya pegawai disini harus sudah absen terlebih dahulu dan mulai bekerja 08.00, di kantor ini juga diberikan estimasi keterlambatan selama 15 menit, tetapi kalau terlalu sering telat ya seperti aku nasibnya bakalan dapat surat peringatan dari ibu manager.
"Selamat pagi bu Siva," sapaku ke pada ibu manager dikantor ini.
ADVERTISEMENT
"Pagi, tumben kamu tidak telat Anisa," ucap bu Siva sambil tersenyum kecil. Dikantor ini bisa terbilang aku adalah salah satu pegawai yang sering terlambat karena jarak kost lamaku ke kantor cukup jauh.
Kebetulan aku bekerja dibidang pemasaran, sudah tanggung jawabku dan teman - teman yang sebidang denganku ketika melayani konsumen yang akan membeli produk kami. Tak cukup disiplin, sebagai pegawai pemasaran aku juga dituntut harus cekatan dan cepat melayani konsumen.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/deffrysrc]
"Anisa berkas seminggu lalu tolong antarkan keruangan saya," pesan bu Siva melalui grup kantor.
"Haduh," ucapku sembari mencari berkas penting itu, aku lupa menaruhnya dimana.
"Mba Fira masih ingat ga berkas yang diberikan bu Siva?," tanyaku kepada mba Fira yang baru saja melayani-konsumen.
ADVERTISEMENT
"Tidak, coba tanya Rina," jawab mba Fira sambil mengangkat kedua pundaknya, aku langsung bergegas ke ruangan Rina yang baru dipindahkan ke bidang keuangan.
Ilustrasi meja kerja, dok: pixabay
"Rina, maaf Rin ganggu. Kamu lihat tidak berkas yang diberikan bu Siva seminggu yang lalu ?," tanyaku penuh harap
"Coba kamu lihat di lantai 2, terakhir kita rapat disana," jawab Rina yakin kalau berkas itu ada diruangan itu.
Bergegas aku berlari menuju ke arah lift, [Bruuuuuggg] aku menabrak seseorang bertubuh lebih besar dariku.
"Kamu kira kantor ini tempat marathon seenaknya berlari?,"
Aku seperti mengenal suara itu dan seperti sosok yang mengancam akan membunuhku ketika pertama kali tertidur diatas kasur kostan.
"Maaf pak, saya tidak sengaja. Lagi terburu - buru," ucapku merasa bersalah karna sudah berlari di dalam kantor.
ADVERTISEMENT
"Sudah - sudah, lain kali hati hati," sembari membersihkan jasnya, pria itu pergi meninggalkanku.
"Tapi siapa pria itu?, apa hubungannya denganku? Kenapa di dalam mimpiku dia mau membunuhku?," ucapku di dalam hati semakin penasaran.
Setelah sampai dilantai 2, kulihat berkas penting yang dibutuhkan masih di atas meja.
"Huft," kuhela nafasku panjang, aku masih beruntung karena berkas ini tidak dibuang oleh cleaninh servis, bisa - bisa dipecat aku kalau berkas ini hilang.
"Bu, berkasnya saya letakkan di atas meja ibu," pesanku kepada bu Siva dari grup kantor.
Tidak terasa bel untuk istirahat berbunyi menandakan semua pegawai sudah bisa makan siang. Sedari pagi belum makan perutku sepertinya sudah keroncongan.
"Mba Fira ke kantin yuk makan!," ajakku pada mba Fira yang masih berada di depan komputernya.
ADVERTISEMENT
"Yuk, aku juga sudah lapar," balas mba Fira langsung beranjak dari kursinya.
"Oh iya gimana berkasnya, apakah sudah ketemu?," karena sudah ketemu langsung ku angguk kepalaku kepada mba Fira.
"Kamu kok lesu banget Nis," tanya mba Fira lagi.
"Iya mba" jawabku singkat.
"Dari sore kemarin aku mimpi buruk mba, kaya ada yang aneh di kostku yang baru," jelasku pada mba Fira yang sedang memesan makanan.
ilustrasi kantin, dok: pixabay
"Makanya sebelum tidur baca doa," kata mba Fira sambil menepuk pelan pundakku.
"Iya mba aku lupa, selalu ketiduran," ucapku pelan.
"Mba mba, coba lihat pria itu," sambil menunjuk kearah pria yang duduk di pojokan kantin.
"Kenapa emang?," tanya mba Fira sambil menautkan kedua alisnya penasaran.
ADVERTISEMENT
"Mba kenal ga dengan pria itu?," tanyaku balik kepada mba Fira yang sedang makan.
"Dia adalah adiknya pemilik kantor, karena boss sudah meninggal akhirnya dia yang melanjutkan usaha kantor ini, sudah hampir 2 tahun dia mengurus kantor ini," jelas mba Fira kepadaku.
"Oh begitu ya mba," sembari makan aku sedikit melamunkan mimpi burukku pada sore kemarin.
"Apa pria itu memiliki hubungan dengan keluarga bu Cita?," sembari melamun.
"Hehhh," tiba - tiba aku di kagetkan oleh suara mba Fira yang sudah selesai makan.
"Masih siang udah ngelamun Nis, kamu punya masalah?, tidak seperti biasanya," tanya mba Fira yang penasaran padaku.
"Tidak apa apa mba, aku hanya kurang enak badan," kualihkan pembicaraan agar membuat mba Fira tidak menanya semakin jauh.
ADVERTISEMENT
Setelah makan siang aku dan mba Fira kembali ke kantor. Melakukan perkerjaan kami sampai jam sudah menunjukkan 17.20, sebentar lagi pulang kantor.
"Mba aku pulang duluan ya," aku berpamitan kepada mba Fira karena sudah terlalu lelah.
"Jangan lupa absen dulu Nis," sembari menyusun barang bawaannya, mba Fira mengingatkanku.
"Siap mba," bakasku meninggalkan mba Fira.
Ditengah perjalanan ketika menuju kost aku dihentikan oleh lampu merah. Kulihat ke sekeliling arahku.
"Lah, pria itu?," dia menurunkan kaca mobilnya menunggu lampu hijau menyala.
Ketika lampu hijau menyala, aku langsung mencap gasku, ditengah perjalanan aku merasa diikuti.
Kulihat kearah spionku, "Shit kenapa mobil pria itu selalu membuntutiku?," aku berpikir apakah pria itu belum puas atas permintaan maafku.
ADVERTISEMENT
Bersambung...