Kisah Anak Indigo yang Mati Suri

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
27 Februari 2020 16:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mati Suri, Dok : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mati Suri, Dok : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Riska anak perempuan berumur 8 tahun lebih 3 bulan terbaring kaku di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Sore itu sekitar jam lima, keluarga hadir lengkap mengerumuni dirinya dihiasi isak tangis berkepanjangan karena mengetahui Riska sudah tak bernyawa.
ADVERTISEMENT
Dokter mengatakan sejam sebelumnya kepada keluarga, bahwa Riska mengalami gegar otak karena terjatuh dari toilet saat hendak mandi dan kritis karena darah yang keluar sangat banyak.
memang keluarga telat melarikan Riska ke RS saat itu, sehingga hasilnya berdampak buruk. terbukti selang sejam setelah dokter memberitahukan kondisi Riska, pihak rumah sakit tak bisa berbuat banyak.
Jam 4 sore Riska dilarikan ke rumah sakit, sejam kemudian yakni jam 5 sore dirinya menghembuskan nafas terakhirnya. Didi sebagai ayah Riska tak kuat menahan sedih dan lemas langsung mengurusi administrasi RS agar sang jenazah anaknya itu bisa langsung dikebumikan hari itu juga.
Sedangkan Ayu, sang ibu tergeletak pingsan belum sadarkan diri dipangkuan Nenek Riska. Hampir 2 jam Didi mengurusi administrasi dari pembayaran hingga rencana pengantaran menggunakan mobil ambulan.
ADVERTISEMENT
Pada jam 7 malam, Didi mendapatkan panggilan seluler dari nomor yang tidak dikenal. Karena dirinya sangat sibuk mengurusi administrasi, telepon miliknya ia berikan kepada sang adik atau paman Riska, Fahmi namanya.
Fahmi seketika mengangkat telepon yang beberapa kali berdering itu. Namun ketika diangkat tak ada suara apapun yang keluar dari penelepon itu, Fahmi pun beberapa kali berkata "Halo, Halo ini siapa yah, Pak Didinya lagi sibuk," ujar Fahmi menegaskan kepada penelepon.
Setelah lama berbicara sendiri, akhirnya Fahmi menyerah dan hendak menutup pembicaraan searah tersebut. Namun alangkah kagetnya Fahmi ketika ketika ingin menyudahi obrolan itu keluar suara seperti jeritan orang-orang ramai meminta pertolongan, "Tolong! Tolong! Tuhan ampuni aku!," jelas teriakan itu.
ADVERTISEMENT
Fahmi merespons dengan muka datar, "Apaan sih nih orang malah ngeprank," tutup Fahmi sambil hendak keluar kamar ruangan Riska. Tak lama dari kejadian itu Riska tiba-tiba bangun dan teriak
"Astagfirullah, udah pak jangan dipukulin! jangan dibakar lagi!," teriak Riska sambil menangis.
Seluruh orang yang ada di ruang perawatan tersebut ikut kaget, anak kecil yang sudah dinyatakan tak bernyawa tersebut bisa bergerak kembali dan berteriak. Handphone di tangan Fahmi jatuh karena kaget, dan langsung mengejar keponakannya tersebut.
Riska bangun dengan tatapan ketakutan kepada setiap orang yang ada di ruangan tersebut, sang nenek langsung memeluknya erat sambil menangis dan mengelus kepalanya.
Tak ada satupun orang yang tak kaget dengan fenomena itu, bahkan sempat-sempatnya seorang suster merekam video kejadian yang campur aduk itu.
ADVERTISEMENT
Riska mengalami mati suri, sempat kehilangan nyawa selama 2 jam dirinya hadir kembali kedunia seolah bukan Riska yang sebelumnya dikenal keluarga.
Selang beberapa hari setelah kejadian itu Riska mengalami hal-hal aneh, semacam gangguan mahluk halus dan semacamnya.
Bersambung