Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Nyi Roro Kidul, Is Dat You? (2)
27 Februari 2017 21:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nyi Roro Kidul. (Foto: youtube.com Yudha Kalashnikov)
Sebelum dia balik, Irvan bertanya ke warga, kenapa dia tidak boleh tidur di pulau itu. Salah satu warga kemudian menceritakan sejarahnya.
ADVERTISEMENT
Nyi Roro Kidul dipercaya secara luas sebagai Ratu Pantai Selatan. Sepanjang pesisir pantai selatan adalah wilayah teritorinya. Jadi, kalau macam-macam, siap-siap diseret oleh antek-anteknya…
Siangnya, perempuan itu udah gak ada di deket Irvan. Irvan udah biasa sebenernya, jadi sebangunnya, dia langsung balik ke kampung. Sampai kampung, dia langsung diberodol pertanyaan sama orang-orang sana, “Lu tidur di pulau itu, ya?”
“Iya, tapi enak kok, gue emang suka tidur di alam gitu.”
“Duh, jangan tidur di situ lagi, ya… Kalau mau tidur, di warung atau mushola aja.”
Irvan iya iya aja, tapi sebenernya dia mau balik ke sana lagi. Mungkin warga mau wanti-wanti dia soal perempuan berbaju ijo itu, tapi toh dia baik-baik aja. Jadi, malamnya dia kembali ke situ, di spot pohon yang sama, ngaso. Tiba-tiba…
ADVERTISEMENT
… dari jauh rakit mendekat. Irvan dijemput sama warga. Mereka segitu seriusnya melarang Irvan, “Udah dibilangin jangan tidur di sini!!”
Irvan ngerasa ke-gap, akhirnya nurut karena gak enak jadi bikin susah warga. Akhirnya, malam itu dia tidur di warung. Ketika dia sendiri, perempuan berbaju ijo itu datang lagi menemani dia. “Ngapain nyamperin saya?”
Perempuan itu selalu datang dengan senyum, tanpa bicara. (Foto: flickrhivemind.net/user/di ceglia)
Perempuan itu tetep aja senyum-senyum bae kagak ada ngomong-ngomongnya. Malam ketiga, ketika Irvan tidur di mushola, kejadiannya terulang. Perempuan itu kembali menghampiri Irvan. Malam-malam selanjutnya, di manapun dia tidur, perempuan itu selalu muncul dengan senyum tersungging. Dan tetap, tanpa bicara apa-apa, sampai malam terakhir Irvan di Cijeruk.
ADVERTISEMENT
Sebelum dia balik, Irvan bertanya ke warga, kenapa dia tidak boleh tidur di pulau itu. Salah satu warga kemudian menceritakan sejarahnya. Masih ingat kapal pesiar tua yang karam di tepi pulau terpencil itu? Ada warga yang mengambil gambar kapal itu dengan kamera. Ketika dilihat filmnya, ada perempuan berbaju hijau memandang nanar, marah ke arah lensa. Padahal ketika diambil gambarnya, perempuan itu tidak ada. Tidak lama kemudian, warga itu meninggal.
Wajah murkanya tidak pernah muncul di hadapan Irvan. (Foto: wallpapersafari.com)
Mungkin, mungkin perempuan yang muncul di film foto itu sama dengan perempuan yang selalu menemani Irvan. Mungkin, mungkin Irvan beruntung karena perempuan itu menyenangi Irvan. Sampai Irvan pergi dari kampung itu, Irvan tak kunjung tertimpa masalah dan tak pernah lagi bertemu perempuan itu…
ADVERTISEMENT