Ekstrak Daun Sukun untuk Antihipertensi, Apa Bukti Sainsnya?

Duwi Mercella Siregar
Mahasiswi S1 KIMIA Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
6 Juni 2022 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Duwi Mercella Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hipertensi (Sumber : Pexels/Thirdman )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipertensi (Sumber : Pexels/Thirdman )
ADVERTISEMENT
"Hipertensi sekarang merupakan masalah utama kita semua. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. hipertensi ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko terjadinya penyakit di antara lain yang terutama adalah jantung, gagal ginjal, diabetes dan stroke," kata dr. Cut Putri Arianie .
ADVERTISEMENT
Apa yang terlintas dipikiran anda setelah membaca kutipan dari dr. Cut Putri Arianie di atas? Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa orang yang terkena hipertensi rentan untuk mengalami penyakit kronis. Di Indonesia sendiri, penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat remaja hingga dewasa. Hipertensi ditunjukan dengan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat. Lalu apakah penyebab dari hipertensi? Hipertensi disebabkan oleh adanya angiotensin II yang terbentuk dari angiotensin-converting enzyme(ACE). Enzim ini menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang memicu terjadinya hipertensi.
Apakah kamu tahu, bahwa terdapat beberapa senyawa sintetis yang termasuk dalam kelas obat penghambat ACE? Salah satu senyawa tersebut adalah kaptopril . Senyawa kaptopril dapat mencegah tubuh manusia menciptakan hormon yang dikenal sebagai angiotensin II dengan memblokir (menghambat) zat kimia yang disebut enzim pengubah angiotensin. Akan tetapi, beberapa obat tidak cocok untuk beberapa orang dengan kondisi tertentu dan terkadang konsumsi obat-obatan dilakukan dengan sangat hati-hati. Di lain sisi, terdapat senyawa bahan alam yaitu kuersetin yang biasa ditemukan pada daun sukun. Kuersetin diketahui mempunyai aktivitas farmakologi menurunkan tekanan darah. Lantas, manakah yang lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah? kaptopril atau kuersetin?
ADVERTISEMENT
Ilustrasi daun sukun ( Sumber: Shutterstock)
Nah, untuk bisa menentukan senyawa atau bahan apa yang lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah, maka kita bisa melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimental berbasis aplikasi komputer yaitu dengan metode in silico atau molecular docking. Metode ini adalah metode yang digunakan untuk mengetahui interaksi antara protein reseptor dan senyawa obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
Bahan yang digunakan pada metode ini adalah struktur protein angiotensin-converting enzyme(ACE) yang mempunyai kompleks dengan kaptopril sebagai salah satu native ligand yang dipilih. Selain itu, bahan yang dibutuhkan adalah sampel struktur dari senyawa kuersetin. Terdapat beberapa tahap dalam melakukan metode penelitian ini, yaitu:
1. Optimasi
Struktur senyawa kuersetin diminimalkan energinya, dengan mengubah struktur yang lebih disukai dengan Open Babel dan dilanjutkan dengan program PyRx.
ADVERTISEMENT
2.Preparasi struktur protein
Pada tahap ini dilakukan pemisahan ACE kompleks dengan ligan kaptopril, menghilangkan molekul H2O dan menambahkan muatan menggunakan program Discovery Studio.
Hasil preparasi protein ACE (Sumber : dok.pribadi/Duwi Mercella )
3. Validitas metode molecular docking
Tahap ini dilakukan dengan men-docking-kan kembali native ligand pada protein yang sudah dipreparasi menggunakan program Autodock Vina.
4. Docking senyawa kuersetin dengan ACE
Senyawa uji kuersetin diinteraksikan dengan protein reseptor ACE yang sudah dipreparasi dengan menghilangkan native ligand nya yang akan menghasilkan energi ikatan yang rendah saat berinteraksi dengan protein reseptor. Metode ini dilakukan di program PyRX dengan Auto dock Vina dan PyMol untuk melihat interaksi senyawa.
5. Analisis data
Hasil data yang diperoleh merupakan hasil deskriptif dari hasil molecular docking yang berupa energi ikatan.
ADVERTISEMENT
Visualisasi hasil docking kuersetin pada ACE (Sumber : dok.pribadi/Duwi Mercella )
Lalu bagaimana hubungan energi ikatan senyawa kaptopril dan kuersetin sebagai potensi penurunan hipertensi? Ternyata energi ikatan suatu senyawa bisa digunakan untuk menganalisis model interaksi antara satu senyawa dengan senyawa lainnya. Pada hal ini, nilai energi ikatan yang diperoleh dari proses docking adalah sebagai analisis afinitas dari senyawa kuersetin terhadap protein target ACE.
Di dalam teorinya, semakin negatif energi ikatan suatu senyawa dengan protein target maka senyawa tersebut berpotensi untuk memiliki afinitas farmakologi sebagai anti hipertensi karena akan berakibat pada stabilitas yang tinggi ketika senyawa tersebut berikatan dengan protein target.
Melalui beberapa proses metode molecular docking yang disebutkan di atas, hasil validitas menunjukkan bahwa energi ikatan kaptopril dengan protein target ACE adalah sebesar -6,4 kkal/mol. Sedangkan energi ikatan senyawa kuersetin dengan protein target ACE adalah -8,5 kkal/mol. Dari data penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa senyawa kuersetin berpotensi sebagai ACE Inhibitor atau anti hipertensi karena energi ikatannya yang lebih kecil atau lebih negatif daripada kaptopril.
ADVERTISEMENT
Jadi, daun sukun yang dapat kita temukan di mana saja ternyata memiliki kandungan zat alami yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Banyak orang mengatakan bahwa daun sukun merupakan obat herbal yang dapat membantu pengobatan berbagai penyakit. Setelah dilakukan penelitian, memang benar bahwa daun sukun mengandung senyawa kuersetin yang dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah dibuktikan dengan energi ikatan yang lebih negatif, yaitu -8,5 kkal/mol. Nilai energi ikatan negatif ini membuktikan bahwa senyawa kuersetin berpotensi sebagai anti hipertensi.