Konten dari Pengguna

Pendidikan Pancasila Masih Relevan Untuk Generasi Z?

ENDANG DWIYANTO
saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Pamulang semester 3 program studi Pendidikan pancasila dan kewarganegraan
25 Oktober 2024 13:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ENDANG DWIYANTO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Apakah Pendidikan Pancasila Masih Relevan untuk Generasi Z?
Generasi Z adalah generasi setelah milenial yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2012. Generasi Z lahir dan tumbuh bersama teknologi, karena pada tahun tersebut dunia digital sudah mulai maju dan berkembang. Hidup di era digital, Gen Z terbiasa dengan kehidupan yang serba instan dan terhubung secara global. Akses informasi sangat mudah didapat, dan maraknya budaya asing masuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan zaman dan teknologi, muncullah pertanyaan: apakah pendidikan Pancasila, sebagai dasar ideologi bangsa, masih relevan bagi Generasi Z? Banyak yang berspekulasi bahwa Pancasila semakin jauh dari kehidupan generasi muda, terutama Generasi Z. Sebagian berpendapat pula bahwa dalam era digital ini, generasi muda justru harus mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kembali ke Pancasila, bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mendasari kehidupan bermasyarakat. Pancasila sendiri tidak bersifat kaku melainkan dinamis. Mengacu pada teori Pancasila sebagai ideologi terbuka yang dikemukakan oleh Kaelan, dinyatakan bahwa Pancasila mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan esensi dasar. Artinya, meskipun zaman terus berubah dan berkembang, nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya seperti kemanusiaan, keadilan, dan persatuan masih relevan. Untuk Generasi Z yang terpengaruh oleh budaya dan ideologi global, Pancasila harus menjadi landasan penting untuk menjaga identitas nasional yang tetap terbuka terhadap dunia luar.
Di zaman sekarang yang serba digital, tentu Pancasila masih relevan bagi Generasi Z. Seperti sila pertama, kedua, dan ketiga, yang masih relevan dan perlu dipertahankan. Sila lainnya juga penting, namun ketiga sila ini paling urgen bagi Generasi Z. Jika membahas sila pertama yang berkaitan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, tentunya tidak akan lepas dari nilai agama dan spiritualitas. Nilai-nilai tersebut masih relevan untuk membentuk karakter moral bagi generasi muda, terutama Generasi Z. Meskipun hidup serba instan dengan teknologi, spiritualitas dan etika serta moral tetap penting dalam membangun karakter individu. Pancasila mengajarkan bahwa moralitas harus menjadi fondasi utama dalam kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Selain sila pertama, sila kedua juga termasuk sila yang universal dan masih relevan. Sila kedua mengandung nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan tentang pentingnya menghargai hak asasi manusia dan mengedepankan keadilan sosial. Generasi Z tumbuh bersama teknologi yang menghubungkan secara luas. Nilai seperti toleransi, empati, dan kesetaraan perlu dipertahankan. Mengingat keberagaman yang begitu banyak, maka hak diperlakukan secara adil perlu ditegakkan.
Sila ketiga juga relevan, yaitu Persatuan Indonesia. Generasi Z, yang mengikuti arus global yang membawa pengaruh terhadap budaya, perlu memiliki jati diri yang kuat sebagai warga negara Indonesia. Pendidikan Pancasila mengajarkan pentingnya persatuan bangsa, terutama saat polarisasi politik dan sosial sering terjadi.
Walaupun nilai-nilai Pancasila masih relevan, Pancasila menghadapi tantangan dalam memberikan pemahaman kepada Generasi Z. Salah satunya adalah metode pengajaran yang sering dianggap usang dan tidak menarik. Yudi Latif mengemukakan bahwa pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah sering kali diajarkan secara normatif, hanya berupa hafalan, bukan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai Pancasila.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya perubahan dan inovasi dalam penyampaian Pancasila. Teori konektivisme yang dikemukakan oleh George Siemens menekankan bahwa generasi sekarang belajar melalui koneksi dan jaringan digital. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila bisa disampaikan melalui media yang sering digunakan oleh generasi ini, seperti aplikasi pembelajaran digital atau video interaktif. Dengan menggunakan teknologi, pengajaran Pancasila menjadi lebih inovatif dan kreatif.
Pada akhirnya, pendidikan Pancasila masih relevan bagi Generasi Z. Namun, perlu disajikan atau disampaikan sesuai dengan karakteristik generasi ini. Pancasila mengajarkan tentang kemanusiaan, menghargai keberagaman, keadilan sosial, dan bagaimana menjadi generasi muda yang berintegritas. Tantangan terbesar adalah bagaimana membuat pendidikan Pancasila menjadi lebih kontekstual dan menarik bagi Generasi Z. Dengan menggunakan teknologi untuk menginovasi pembelajaran, Pancasila dapat terus menjadi landasan moral dan pandangan hidup bagi generasi muda. Pendidikan Pancasila bukan hanya sekadar penghafalan nilai-nilainya saja, namun juga tentang penanaman nilai yang relevan dan diimplementasikan dalam kehidupan Generasi Z.
ADVERTISEMENT