Konten dari Pengguna

Moderasi Beragama sebagai Pondasi Kerukunan Umat Beragama Desa Kutorojo

Dyah Ptrstani
Mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan tahun 2022, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
25 September 2023 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dyah Ptrstani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Moderasi Beragama sebagai Pondasi Kerukunan Umat Beragama Desa Kutorojo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kajen, 15 September 2023 - Dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, UIN Gusdur Pekalongan mengajak mahasiswanya agar bisa bersosialisasi yang berlokasikan di Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, untuk hidup berdampingan toleran satu sama lain dengan menjalin komunikasi yang baik.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya toleransi beragama, dapat menjadikan umat beragama hidup berdampingan dengan nyaman dan rukun dalam bermasyarakat. Selain itu, menjadi tolak ukur dalam pengembangan budaya agama setempat, di desa Kutorojo sendiri mayoritas penduduknya adalah beragama muslim dan minoritas Hindu. Dalam budaya Islam sendiri, beragama bukan hanya soal toleransi maupun menghormati akan tetapi juga berkesinambungan dengan umat agama lain. Desa Kutorojo yang mayoritas muslim sangat menjunjung tinggi kerukunan antar warganya. Semua warga berhak beragama Islam maupun Hindu, karena setiap orang individu mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing untuk memeluk keyakinannya yang diyakini mereka.
“Disini di Desa Kutorojo, 90% beragama Islam semua warganya dan sisanya ada 10 kepala rumah tangga yang memeluk agama Hindu. Kami warga Kutorojo tidak pernah mempermasalahkan perbedaan yang ada. Bahkan ada warga yang Hindu rumahnya bersebelahan dengan Masjid, suara adzan yang biasa dikumandangkan di speaker tidak jadi hambatan kami untuk saling menghormati satu sama lain”. Ujar Suci Rahayu, salah satu warga disana.
ADVERTISEMENT
Selaku Kepala Desa Kutorojo, Pak Waluyo menambahi kebiasaan warganya yang sering melakukan kegiatan kerja bakti setiap hari Jumat “Jumat Hijau”, antusianya warga bisa dilihat dengan adanya kegiatan tersebut dengan moderat. Hal ini dapat menciptakan suatu hal positif dalam lingkup bermasyarakat, yang mana akan menjadi suatu ketertarikan masyarakat itu sendiri dalam hal bertoleransi antar umat beragama. Dan dapat memberi sebuah contoh kepada masyarakat luar, jika hidup berdampingan dengan agama non muslim tentulah tidak mudah, namun dengan toleransi warga Desa Kutorojo mampu menciptakan warganya menyatukan perbedaan yang ada.
“Saya sebagai kepala Desa Kutorojo, yang dulunya memeluk agama Hindu lalu bermualaf sekeluarga masuk ke agama Islam. Membuat saya berada di netral dan bermoderat, jika ditanya rukunnya warga disini tentu saya mengakui sangat baik, terlepas adanya perbedaan tidak membuat perpecahan untuk hidup saling berdampingan satu sama lain”. Ujar Waluyo
ADVERTISEMENT
Pengetahuan atas keragaman itulah yang memungkinkan seorang pemeluk agama akan bisa mengambil jalan tengah (moderat) untuk menghargai agama lainnya. Ide dasar moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Menciptakan sebuah interaksi sosial sebagaimana kita manusia hidup saling membantu dan membuat hidup yang rukun, dilihat di Ideologi Negara kita, Pancasila, sangat menekankan agar terciptanya kerukunan antarumat beragama. Dengan ini warga Kutorojo sudah mengamalkan Ideologi Indonesia.