Konten dari Pengguna

Local Fundraising: Kunci Keberlanjutan NGO

Ebenezer Sondang Simanjuntak
Halo. Nama saya Ebenezer Sondang SImanjuntak, biasa dipanggil Ezer. Saya adalah mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2021 di Universitas Amikom Yogyakarta. Saya tertarik di bidang copywriting dan analisis masalah.
25 November 2024 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ebenezer Sondang Simanjuntak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatihan Local Fundraising di SATUNAMA Training Center. Source foto: Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Local Fundraising di SATUNAMA Training Center. Source foto: Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak organisasi non-pemerintah (NGO), pendanaan adalah darah kehidupan yang memastikan program-program sosial berjalan. Sayangnya, sebagian besar NGO di Indonesia sangat bergantung pada donor internasional. Misalnya, SATUNAMA menerima dukungan dari Australia, Kanada, dan negara-negara lain. Namun, pendanaan dari donor internasional tidak dapat dijamin akan bertahan selamanya.
ADVERTISEMENT
Penurunan ODA dari donor internasional, seperti Amerika Serikat yang mengurangi lebih dari $2 miliar dan Jerman yang memotong €4,8 miliar (Usman & Washington, 2024), mencerminkan ketidakpastian dalam pendanaan jangka panjang yang bergantung pada donor asing. Tren ini menunjukkan bahwa prioritas domestik sering kali mengalahkan komitmen internasional, sehingga memperkuat pentingnya NGO mengembangkan strategi local fundraising untuk mengurangi risiko finansial dan memastikan keberlanjutan program mereka.
Apa yang bisa dilakukan? Solusinya adalah local fundraising — pendekatan untuk menggalang dana dari sumber daya lokal, baik melalui pemerintah daerah, masyarakat setempat, maupun perusahaan lokal.
Local fundraising memungkinkan NGO untuk mengurangi risiko tersebut dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Pendekatan ini mengutamakan kolaborasi dengan:
ADVERTISEMENT
Mengadopsi strategi local fundraising memang membutuhkan kerja keras, tetapi langkah-langkah sederhana dapat membantu. NGO dapat mulai dengan membangun jaringan lokal melalui identifikasi mitra potensial seperti pemerintah daerah, pemimpin komunitas, dan pengusaha lokal. Selain itu, kampanye transparansi sangat penting, dengan menyajikan laporan dampak program yang jelas dan meyakinkan untuk menunjukkan hasil nyata dari proyek yang dilakukan. Inovasi dalam penggalangan dana juga bisa diterapkan, misalnya memanfaatkan teknologi seperti crowdfunding atau mengadakan acara komunitas yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Sebagai NGO, kita perlu menyadari bahwa masa depan yang mandiri ada di tangan kita sendiri—dan itu dimulai dari dukungan lokal.