Konten dari Pengguna

Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa

Edith Indah Lestari
mahasiswi universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pengembangan masyarakat Islam, senang belajar hal baru dan bersosialisasi dengan berbagai manusia.
4 Desember 2023 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edith Indah Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa sebagai agen of change atau agen perubahan sudah seharusnya melakukan tugas suci dan yang paling utama sebagai pelopor, penggerak, pembaharu di lingkungan masyarakat. Namun, fakta yang terjadi belakangan ini justru membuat kita tak habis pikir melihatnya. Banyak fenomena sosial yang terjadi dan dilakukan mahasiswa, terutama yang telah terjangkit penyakit krisis moran serta akhlak.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, mahasiswa yang melakukan tindak kriminal seperti membunuh karena dendam, mencuri karena perantauan, dan melecehkan karena nafsu birahi belaka. Krisis moral dan akhlak yang menjangkit tubuh mahasiswa di Indonesia ini telah mewabah dan menyebar ke setiap penjuru tanpa terkecuali daerah-daerah di pelosok sana. Maka jangan heran jika seringkali muncul berita-berita negatif tentang mahasiswa.
Bukti lain dari kemerosotan nilai akhlak ini dapat kita lihat seiring meningkatnya angka bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal-hal yang membuat mental mereka menjadi lemah dan kehilangan arah kehidupannya, membuat mahasiswa di zaman ini rentan melakukan aksi bunuh diri yang padahal bukan solusi dari selesainya sebuah masalah.
Melihat fenomena-fenomena tersebut, maka perlu adanya pendidikan akhlak di dalam lingkungan kampus. Lantas apa saja faktor yang mempengaruhi penerapan pendidikan akhlak bagi mahasiswa guna menjawab tantangan serta masalah-masalah sosial yang terjadi?
ADVERTISEMENT
1. Kualitas Pengajar Berkarakter
Ilustrasi. Foto: Pexels/Fauxels
Penerapan yang pertama, sudah tentu bagaimana pengajar yang berkualitas dapat membimbing para mahasiswa agar dapat menanamkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupannya. Mahasiswa yang berakhlak merupakan cerminan dari pengajar yang berakhlak pula. Selain itu, penting kiranya para pengajar tak hanya menyampaikan ilmu teori tetapi juga praktek dalam kehidupan yang berakhlak, dimulai dari lingkup kampus saja.
2. Kurikulum yang Terintegrasi dengan Akhlak
Ilustrasi. Foto: Pexels/Lukas
Yang kedua, pastinya perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia seperti sudah sejauh mana penerapan nilai akhlak ini dilakukan oleh mahasiswa. Kurikulum yang ada saat ini senantiasa mengajarkan mahasiswa teori-teori yang tidak berimbas langsung pada keseharian mahasiswa. Maka, kurikulum perlu menjalankan tugasnya sebagai dasar pengajaran di lingkungan kampus agar bisa terciptanya mahasiswa yang berakhlak.
ADVERTISEMENT
3. Pendidikan Karakter dalam Resapan Bidang Studi
Ilustrasi. Foto: Pexels/Markus Winker
Nah, inilah yang paling penting. Di setiap program studi yang ada di kampus, rasa-rasanya perlu untuk meresapi nilai pendidikan akhlak meskipun bukan dalam program studi keagamaan. Karena nilai akhlak, moral, dan etika tak hanya berkecimpung di sana. Akhlak bersifat universal, maka penerapan pendidikan akhlak yang paling efektif ialah menjadikannya resapan pada bidang studi yang diambil mahasiswa
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan akhlak memang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Peran akhlak sebagai fondasi keberlangsungan hidup mahasiswa perlulah kembali ditekankan guna membimbing generasi emas Indonesia yang berlandaskan akhlak yang terpuji.