Konten dari Pengguna

Mendakwa Israel dari Ledakan Pager-Walkie Talkie Hizbullah

Eduardus A Kurniawan
Mahasiswa Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
23 September 2024 8:31 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eduardus A Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ambulans menembus kerumunan usai ledakan pager di Beirut, Lebanon. foto: AFP diambil dari kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ambulans menembus kerumunan usai ledakan pager di Beirut, Lebanon. foto: AFP diambil dari kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiba-tiba, semua pager milik orang-orang Hizbullah itu meledak. Itu hari Selasa 17 September, waktu Lebanon. Hari Rabu 18 September, giliran Walkie-Talkie mereka yang meledak.
ADVERTISEMENT
Kok bisa?
Ini jadi pertanyaan seluruh dunia. Penasaran. Kok bisa alat komunikasi jadul itu meledak serentak?, lebih lagi, kok bisa Hizbullah, yang katanya punya tekad menghancurkan Israel masih pakai pager?, bukannya, musuh mereka itu salah satu angkatan perang paling kuat sedunia?
Tapi, pertanyaan yang paling besar, jangan-jangan ini ulah Israel?
Ledakan Pager dan Walkie-Talkie Hizbullah
Selasa itu mungkin jadi hari yang naas bagi sebagian besar pejuang Hizbullah. Alat komunikasi pager mereka meledak bersamaan. Ada ribuan ledakan, melukai 2.800 orang dan 9 tewas.
Sebelumnya, pager sendiri merupakan alat komunikasi satu arah. Jadi, pengirim pesan harus menghubungi operator pager dengan telepon. Setelah itu, pengirim diminta nomor ID yang dituju.
ADVERTISEMENT
Baru pesan disampaikan ke operator, dan operator akan mengulang pesan dan menyampaikannya ke pengguna pager.
Dikutip dari reuters penggunaan pager oleh anggota Hizbullah ini adalah perintah dari Sekretaris Jenderal mereka, Hasan Nasrallah pada bulan Februari tahun ini. Hassan mengingatkan anggotanya untuk membuang handphone mereka.
Sekjen Hizbullah, Hasan Nasrallah. foto: AFP diambil dari kumparan
Tujuannya, menghindari pelacakan Israel. Ini berkaitan dengan rencana perang Hizbullah, dan langkah mitigasi mereka dalam mengatasi ketertinggalan dalam hal teknologi.
Menurut Hassan, mengganti handphone dengan perangkat kuno efektif menghindari deteksi intelijen Israel.
Sayangnya, pidato Hasan itu disiarkan di televisi.
Betul saja, ledakan-ledakan pager itu terjadi paling banyak di pinggiran Beirut, seperti Dahiyeh atau sebelah timur lembah Bekaa, basis-basis Hizbullah.
Hasan Nasrallah sendiri selamat dari ledakan pager itu. Ia pakai perangkat pager yang lebih kuno dari yang umum digunakan anggota Hizbullah lainnya.
ADVERTISEMENT
Model-model pager yang meledak adalah bikinan Gold Apollo, Taiwan. Model itu bernama AR-924, yang bisa menampilkan teks tapi tak bisa menghubungi balik.
Awal tahun ini, Hizbullah memesan 5.000 unit pager merk tersebut.
Sementara pada Rabu 18 September, belum 24 jam dari ledakan serentak pager-pager itu, walkie-talkie yang digunakan Hizbullah ikut meledak. Bersamaan lagi.
Foto screenshot X dari kumparan
Walkie-talkie yang meledak merk 6820.T, buatan ICOM. Pada walkie-talkie itu, tertera tulisan 'made in Japan'.
Pada ledakan walki-talki ini, ada 20 orang tewas dan 450 orang terluka.
Muncul dugaan kuat, Israel ada di balik ledakan-ledakan ini. Mereka dituding memasukkan bahan peledak ke dua alat komunikasi sederahana itu, lalu dengan pemicu tertentu, alat-alat itu meledak.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, Hassan Nasrallah berang. Ia langsung menyebut ledakan-ledakan ini adalah pernyataan perang Israel.
"Israel akan menghadapi pembalasan keras dan hukuman adli yanng bisa mereka prediksi dan tak bisa mereka prediksi. Ini bisa menjadi deklarasi perang!," kata Hassan.
Menuding Israel
Jika benar Israel melakukan sabotase, ini adalah tudingan serius. Pun meskipun suatu hari tudingan terbukti, ini adalah bukti betapa canggihnya kerja-kerja unit intelijen Israel. Kita bisa bilang ini ulah Mossad, atau unit 8200--intelijen militer Israel.
Bagaimana tidak?, artinya mereka sudah mengintersep pengiriman alat komunikasi itu sebelum diterima Hizbullah. Lalu, membongkarnya, dan memasukkan bahan peledak, dan didistribusikan ke para anggota Hizbullah tanpa ketahuan.
Pada saat yang 'tepat' mereka tinggal memicu ledakan, dan boom! satu serangan efektif tercipta.
Kekacauan di Beirut usai ledakan pager. foto: AFP diambil dari kumparan
Media-media internasional mencoba merangkai kemungkinan ini. reuters misalnya, dengan mengutip pejabat keamanan senior Hizbullah, mereka menulis agen Mossad memasukkan peledak-peledak ini ke pager-pager tersebut.
ADVERTISEMENT
Katanya, Israel memasukkan peledak itu pada tahap produksi. Jadi, sebelum dipak dan dikirimkan, di pabrik-pabrik pager itu, agen-agen Israel--yang entah bagaimana caranya, memasukkan peledak.
Barang-barang itu lalu lolos quality control dan diterima dengan baik oleh Hizbullah di Lebanon.
"Material peledaknya terpicu, jika merekae menerima kode. Sangat sulit mendeteksinya, bahkan dengan alat scan," ucap pejabat itu.
Presiden dan pendiri perusahaan pager Gold Apollo, Hsu Ching-kuang menyebut perangkat yang didapat Hizbullah diproduksi di BAC, yang berada di Budapest, Hungaria. Perusahaan ini memang pemegang lisensi produksi pager dari Gold Apollo.
Sepert kita duga, Hungaria juga membantah tudingan itu. Kata mereka, BAC hanya membeli merek dagang, dan menjualnya di area tertentu. Mereka tidak punya kapasitas produksi.
Pager Gold Apollo foto yenisafak.com
Otoritas Hungaria melempar tudingan itu ke Norta Global, perusahaan yang ada di Bulgaria.
ADVERTISEMENT
Badan Keamanan Negara Bulgaria (DANS) menyebut, Norta Global tak mungkin menjual barang bahkan mengadakan transaksi finansial ke Hizbullah. Mereka tunduk dengan hukum anti terorisme di Bulgaria, dan Uni Eropa.
Hizbullah sendiri, merupakan organisasi yang mendapat sanksi, seturut dengan hukum Uni Eropa.
Sementara soal walkie-talkie, direktur ICOM, Yoshiki Enomoto bilang produksi mereka sangat otomatis, dan tak mungkin perangkat itu diubah jadi bom.
"Tidak mungkin bom bisa diintegrasikan ke dalam perangkat kami selama proses produksi," kata Enomoto, seperi dikutip dari reuters.
Suatu Operasi yang Kompleks, Rumit, dan Luar Biasa!
Lagi-lagi, jika benar Israel ada di belakang ledakan ini. Mereka telah melakukan suatu operasi yang canggih.
Ini adalah analisa saya, mahasiswa Hubungan Internasional UGM, yang fokus anti-terorisme, serta gandrung dengan hal-hal berbau intelijen.
ADVERTISEMENT
Pertama, agen-agen mereka pasti sudah masuk ke level produksi para produsen alat-alat tersebut. Itu pun dalam waktu singkat.
Soalnya, perintah Hassan Nasrallah untuk berhenti menggunakan Handphone keluar pada Februari, dan enam bulan berselang, ledakan itu terjadi.
logo Mossad foto : wikicommons
Sekali lagi, jika betul Israel terlibat, dalam enam bulan, mereka sudah tahu merk apa yang akan dibeli Hizbullah. Mereka pergi ke tempat produksi-produksi tersebut. Lalu, mereka mencari para pegawai yang kurang gajinya, atau yang butuh duit untuk bayar cicilan, lalu pegawai yang berkontak dengan agen Israel ini disuruh cari teman lagi, sehingga mereka bisa menanam perangkat peledak.
Jangan dibayangkan perangkat peledaknya serupa dengan C4 yang rumit dan banyak kabel itu. Hizbullah sendiri curiga, alat komunikasi mereka dimasuki jenis peledak tipe RDX atau PETN, bahan yang mudah meledak dengan bobot 3-5 gram.
ADVERTISEMENT
Beratnya lebih ringan dari baterai AA, merk ABC yang hanya 10 gram.
Para anggota Hizbullah ini pasti meletakkan pager di saku celana mereka. Melekatkannya pada ikat pinggang, atau bahkan di kantong-kantong pakaian. Suatu ledakan di area tersebut, akan melumpuhkan orang. Artinya, kemampuan mereka bertempur jadi berkurang.
Kedua, Israel mampu meledakkan ribuan alat tersebut ke target terpilih. Gampangnya, semua anggota Hizbullah setelah mendengar arahan dari Hassan Nasrallah untuk meninggalkan Handphone, pasti beralih ke pager dan walkie-talkie.
ilustrasi reaksi kimia RDX
Jadi mereka lah target terpilih. Lalu, dengan ledakan yang tak begitu besar, hanya cukup melumpuhkan satu orang, tanpa melukai orang dalam radius satu meter, Israel menghindarkan dari korban tak berdosa. Atau collateral damage.
ADVERTISEMENT
Ketiga, bisa saja, Israel tidak masuk ke para produsen alat komunikasi itu secara langsung. Lebih jauh lagi, mereka bergerak ke hulu. Mereka mengintersep produsen komponen yang diperlukan untuk membuat pager atau walkie-talkie.
Misalnya, perusahaan batere nya, atau perusahaan plastik nya, atau chip nya. Jangan salah, Israel ini juga salah satu eksportir terbesar chip elektronik di dunia lho!
Jadi dari situ, peledak-peledak RDX atau PETN dimasukkan. Mereka dikirim ke produsen, dan dengan suatu kombinasi tertentu, yang hanya Israel yang tahu, alat-alat tak berdosa itu berubah menjadi bom yang mematikan.
Wih, canggih!
Namanya juga Mossad
Sampai hari ini, berbicara soal Israel, Mossad pasti bikin kita bergidik ngeri. Mereka salah satu unit intelijen paling efektif di dunia. Pada perang dingin, kiprahnya gak main-main.
ADVERTISEMENT
Mereka bisa memasukkan Wolfgang Lotz, yang nyamar jadi ilmuwan roket Jerman, dan menginfiltrasi militer Mesir. Dari situ, Wolfgang bisa memetakan ilmuwan Jerman ex-nazi yang membantu mengembangkan persenjataan Mesir.
Wolfgang sendiri diterima dengan baik, tanpa curiga, oleh militer Mesir karena perawakannya yang seperti ras Arya, Jerman tulen, dan tak mungkin ia adalah mata-mata Israel--pikir militer Mesir kala itu.
Lalu, ada juga Eli Cohen. Dia bisa masuk ke kalangan elit Suriah. Bahkan masuk ke lingkaran dekat presiden Suriah. Puncaknya, dia dapat semua peta rencana militer Suriah, karena masuk jadi kandidat menteri pertahanan.
Informasi yang diberi Eli Cohen ini berguna bagi militer Israel saat memenangkan 'Perang Enam Hari' pada 1967.
ADVERTISEMENT
Belum lagi aksi-aksi mereka di Iran, yang bisa membunuh ilmuwan-ilmuwan nuklir nya. Atau bagaimana mereka juga dituding membunuh Ismail Haniyeh di Teheran.
Ya, namanya juga Mossad, semuanya bisa mereka lakukan. Tapi, tidak semuanya bisa mereka pertanggungjawabkan. Aksi-aksi saling bunuh dan saling serang, memupuk kedengkian.
Ujungnya, Israel tak akan pernah merasa aman meski di tanah mereka sendiri.