Susi Gaet Vendor Asing Pantau Pergerakan Kapal di Indonesia

19 Juli 2017 7:45 WIB
Menteri Susi rapat dengan Skytruth. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi rapat dengan Skytruth. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini tengah mendorong keterbukaan data dalam tata kelola perikanan Indonesia. Dalam usahanya tersebut KKP menggaet vendor asing dari Amerika Serikat, Skytruth, dalam mengembangkan aplikasi bernama Global Fishing Watch (GFW).
ADVERTISEMENT
Data Scientist Skytruth, Aaron Roan menjelaskan aplikasi tersebut nantinya dapat memantau pergerakan kapal-kapal penangkap ikan di seluruh perairan Indonesia. Bahkan hingga 24 juta data kapal sekaligus.
"Kita tak tahu apa yang terjadi di laut, tapi dengan GFW kita bisa lihat ada kapal (asing) di situ, kemudian bertemu kapal dari Indonesia di situ. Aktivitas bertemu dan berhentinya kapal di laut itu kita pertanyakan. Apa itu salah satu pola transhipment," kata Aaron, di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Selasa (18/7).
Dengan adanya GFW, diharapkan bisa menumpas penangkapan ikan ilegal oleh asing karena telah dilengkapi dengan sistem pendeteksi yang saat ini sudah dimiliki KKP lewat VMS (Vessel Monitoring Syatem). Selain VMS, GFW dapat memanfaatkan data AIS (Automatic Identification System) untuk memantau pergerakan kapal Indonesia dengan ukuran di atas 30 GT.
ADVERTISEMENT
"GFW memiliki jangkauan yang lebih luas sehingga bisa mendeteksi keberadaan kapal dari AIS atau GPS kapal yang bersangkutan meskipun tengah berada di luar perairan Indonesia," imbuh Aaron.
Susi melakukan sidak di Pelabuhan Muara Baru. (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susi melakukan sidak di Pelabuhan Muara Baru. (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
Di tempat yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjelaskan selama ini, AIS di luar perairan Indonesia tidak dapat terdeteksi oleh sistem VMS. "Celah ini lah yang dimanfaatkan pencuri ikan untuk melarikan diri dari Indonesia," terang susi.
Dengan sistem baru yang telah dimanfaatkan KKP sejak setahun belakangan ini, kapal pencuri ikan tak lagi memiliki ruang untuk melarikan diri. Karena melalui data GFW dapat melakukan investigasi awal terkait pergerakan kapal di luat.
"Data-data (dari GFW) inilah yang akan kita tindak lanjuti. Jadi bukti awal untuk melakukan investigasi. Jangan salah, kapal-kapal kita sudah bisa melaut ke laut dalam, ini kan kerugian buat Indonesia. Produksi ikan rendah, pajaknya juga rendah. Jadi perilaku ini yang harus ditertibkan," tegas Susi.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi aplikasi GWF merupakan kolaborasi antara Google, Ocenea dan SkyTruth ini merupakan yang pertama kalinya di dunia dan bertujuan untuk membenahi tata kelola perikanan. Nantinya data dari GFW bisa diakses bebas oleh publik, sehingga masyarakat bisa ikut mengawasi kapal-kapal pencuri ikan.‎
Publik bisa mendapatkan analisa data dari jaringan AIS yang dapat menyiarkan secara akurat identitas kapal, lokasi, kecepatan, arah tujuan, dan sebagainya. Informasi tentang perilaku kapal, seperti kegiatan penangkapan ikan yang akan dilakukan, dapat diunduh dari Global Fishing Watch.