Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
"Sekolah yang Tak Hanya Mengajarkan, Tapi Juga Menginspirasi"
25 April 2025 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Efita Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah tuntutan zaman yang semakin kompleks, sekolah yang tak hanya mengajarkan, tapi juga menginspirasi menjadi semakin relevan. Pendidikan kini bukan lagi sekadar proses mentransfer ilmu, melainkan perjalanan yang menyentuh nilai-nilai, memotivasi, serta mendorong pengembangan diri secara menyeluruh. Sekolah idealnya menjadi tempat yang membentuk manusia seutuhnya—bukan sekadar pencetak siswa yang pandai menghafal materi.
ADVERTISEMENT
Mengapa Kita Butuh Sekolah yang Tak Hanya Mengajarkan, Tapi Juga Menginspirasi?
Sayangnya, masih banyak sekolah yang terjebak dalam pola lama: mengejar nilai, bukan makna. Padahal, sekolah yang tak hanya mengajarkan, tapi juga menginspirasi akan memfokuskan pada pengalaman belajar yang menyenangkan, relasi positif antara guru dan siswa, serta ruang untuk menumbuhkan potensi individu. Di sekolah seperti ini, siswa tak sekadar pintar, tapi juga bahagia dan berani bermimpi besar.
Sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik: membangkitkan rasa ingin tahu, menumbuhkan semangat berpikir kritis, serta memfasilitasi kolaborasi dan eksplorasi. Dengan begitu, proses pendidikan akan menjadi pengalaman yang bermakna, bukan beban.
Guru pun memegang peranan penting dalam mewujudkan hal ini. Guru yang menginspirasi adalah mereka yang mampu menjadi fasilitator, motivator, sekaligus teladan. Mereka menyalakan api belajar dalam diri siswa, bukan hanya memadamkannya dengan tugas dan aturan. Semangat guru menular kepada murid—dan dari situlah inspirasi dimulai.
ADVERTISEMENT
Sekolah yang menginspirasi tidak hanya mendorong pencapaian akademik, tapi juga membentuk manusia yang siap menghadapi kehidupan. Pendidikan sejati adalah yang menyentuh hati, bukan hanya mengisi kepala. Maka, mari kita dorong hadirnya lebih banyak sekolah seperti ini di negeri kita.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.