Konten dari Pengguna

Stop Beranggapan Bahwa Tokoh Protagonis Selalu Punya Sifat Baik!

Egi Apriyanti
Mahasiswi sastra Indonesia di Universitas Pamulang yang bekerja sebagai juru warta.
14 Oktober 2022 20:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Egi Apriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemeran dalam cerita (Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemeran dalam cerita (Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kata protagonis dan antagonis tak asing di dalam kehidupan sehari-hari. Meski merupakan kata-kata yang khusus dalam dunia seni peran, masyarakat mengenal istilah tersebut karena erat kaitannya dengan tokoh-tokoh yang ada di cerita dalam layar kaca.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kita sering mengetahui bahwa pemeran baik dalam sebuah cerita drama ataupun film sebagai tokoh protagonis. Sebaliknya, tokoh antagonis diibaratkan sebagai pemeran yang jahat dan selalu berbuat onar di dalam cerita.
Rupanya, anggapan yang sedari dulu terpatri dalam pikiran mengenai peran tokoh protagonis adalah yang paling baik dan antagonis yang paling jahat di dalam cerita sangat keliru.
Apalagi, di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sejak di bangku Sekolah Dasar kita diajarkan mengenai sifat baik yang dimiliki oleh protagonis dan sifat jahat yang dimiliki antagonis.
Lalu, apa sebenarnya peran tokoh protagonis di dalam cerita?
Pengertian mengenai sifat khusus yang dimiliki oleh tokoh tersebut selama ini sering salah kaprah. Bahkan, istilah protagonis dan antagonis ini juga sering digunakan masyarakat untuk mendefinisikan sosok yang baik atau jahat.
ADVERTISEMENT
Klasifikasi tokoh dalam drama dan perannya dalam sebuah cerita dijelaskan dalam buku karya Herman Waluyo (2009) yang berjudul Drama: Teori dan Pengajarannya. Ia membagi tiga tokoh di dalam sebuah cerita menjadi tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
Tokoh protagonis ialah karakter yang memiliki peran paling utama di dalam sebuah cerita. Anggapan mengenai tokoh protagonis harus bersifat baik ini harus kita buang jauh-jauh karena belum tentu seorang tokoh utama dalam cerita digambarkan sebagai sosok yang baik.
Pun demikian dengan tokoh antagonis di dalam cerita yang tak melulu jahat. Tokoh antagonis adalah karakter yang berperan menghalangi tokoh protagonis dalam mencapai tujuannya. Meski pemeran utama bersifat jahat, ia tetap disebut sebagai tokoh protagonis, bukan antagonis.
ADVERTISEMENT
Sementara tritagonis adalah karakter pembantu yang bisa saja memiliki peran membantu tokoh protagonis ataupun antagonis. Pengertian mengenai ketiga tokoh di dalam cerita harus kita lepaskan dari pendefinisian sifat dan jenis karakternya.
Jadi, tokoh utama atau protagonis di dalam sebuah cerita drama atau film dapat memiliki karakter yang jahat dan keji, sementara tokoh antagonis menjadi karakter yang menghalangi tokoh utama mencapai tujuannya dan belum tentu bersifat jahat.
Sumber:
Buku Drama: Teori dan Pengajarannya karya Herman Waluyo (2009).