Konten dari Pengguna

Inspiratif: Nenek Sebatang Kara, Penjual Kaos di Tanah Abang

4 November 2017 13:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Nurjanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teriknya panas kota Jakarta di siang hari tidak melunturkan semangat Nenek Tati (84), untuk terus menjajakan kaos dagangannya dengan hanya ditemani alat bantu berjalannya, di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Alat bantu berjalan tersebut ia gunakan pula untuk meletakan dagangannya, dengan harapan kaos yang ia jajakan akan habis terjual. Sehingga, ia bisa membawa pulang uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kalau nenek nggak jualan, siapa yang mau nanggung hidup nenek, Alhamdulillah sehari bisa bawa uang Rp 100.000 ribu, bisa untuk nyambung hidup sama modal beli kaos di Jatinegara, " ujar Tati (84), nenek sebatang kara, saat di temui Kumparan (Kumparan.com), di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11).
Tidak banyak yang dijual Nenek Tati, ia hanya membawa dua lusin dengan harga per kaosnya Rp 15.000 - Rp 20.000 ribu. Dengan suara yang tidak lagi lantang dan wajah bersimbah keringat, ia terus menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang melintas di depannya.
ADVERTISEMENT
Diakui Nenek Asal Bandung, Jawa Barat tersebut, ia sudah hampir satu tahun berjualan di Pasar Tanah Abang. Sebelumnya ia berjualan kaos di daerah Jakarta Kota sejak tahun 1970.
Nasib baik berpihak padanya, ia dipersilakan menempati kontrakkan di daerah Matraman, Jakarta Timur tanpa dipungut biaya. Bajai adalah alat transportasi yang selalu ia gunakan untuk sampai ke Pasar Tanah Abang ataupun berbelanja ke Jatinegara.
Meski telah dua kali menikah dan tak dikaruniai anak, Nenek Tati tetap semangat menghidupi dirinya sendiri tanpa mengeluh dan mengharap belas kasihan.
Nenek Tati yang sudah tak muda lagi, wajah, kaki ringkas, bahkan sudah penuh keriput dan tak kuat lagi berjalan jauh. Namun, semangatnya membuat semua yang melihat terkagum dan tidak jarang ada orang yang memberi sedikit rezeki kepadanya.
ADVERTISEMENT
Diakui Nenek Tati, belum ada pemerintah yang datang memberi bantuan kepadanya. Namun, ia tidak berharap akan bantuan tersebut karena dengan hasil berjualan kaos, ia sudah merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika yang sudah berusia senja saja tak pernah patah semangat, rasanya akan sangat malu jika kita yang muda sangat sering mengeluh dan tidak bersyukur.
Semangat Nenek Tati, semoga rezekinya lancar dan selalu diberi kesehatan.