Berbagi Ilmu: Ilmu Itu Obor, Bukan Trofi

Kenapa mahasiswa perlu mulai berbagi ilmu sejak sekarang?

Ilustrasi : Ilmu adalah Obor. (Sumber: orisinal dihasilkan menggunakan AI (DALL·E) oleh ChatGPT)

Saya tidak ingat pasti kapan pertama kali menyadari bahwa berbagi ilmu adalah kunci agar pengetahuan tidak menjadi milik pribadi. Mungkin saat seorang mahasiswa saya, dengan mata berbinar, mengulang kembali konsep yang saya jelaskan—lalu mengembangkannya dengan ide sendiri.

Atau mungkin ketika saya melihat beberapa tulisan saya mulai disitasi oleh peneliti lain dalam karya ilmiahnya. Dari situ saya mulai percaya bahwa ilmu tidak berhenti di kepala sendiri—ia bisa terus bergerak, berkembang, dan hidup ketika dibagikan.

Sayangnya, tidak semua orang—termasuk saya di masa lalu—menghidupi semangat itu. Kita sering terjebak pada pola pikir bahwa ilmu adalah pencapaian: nilai, IPK, prestasi. Tapi semakin saya mengajar dan merenung, saya semakin percaya bahwa ilmu seharusnya seperti obor—menyala untuk menyalakan yang lain, bukan untuk disimpan sendiri.

Saya menulis ini bukan sebagai peneliti besar, apalagi pemikir hebat. Saya hanya seorang dosen biasa yang ingin menyampaikan satu hal sederhana: mahasiswa, kalian punya cahaya—dan cahaya itu tak akan habis saat dibagikan.

Ilmu yang kalian pelajari hari ini bisa jadi pembuka jalan untuk adikmu, temanmu, atau bahkan orang asing yang membaca pemikiranmu suatu hari nanti. Kalian punya peran penting dalam ekosistem pengetahuan. Peran mahasiswa bukan hanya sebagai penerima ilmu, tetapi juga penyebar terang.

Dan kita tidak harus menunggu jadi ahli dulu untuk mulai berbagi. Bisa lewat tulisan di media sosial, diskusi kecil di kampus, atau membantu orang lain memahami konsep sulit. Karena sesungguhnya, ilmu untuk mahasiswa bukan hanya soal mengerti, tapi juga soal memberi dampak.

Yuk, mulai dari yang kecil. Karena saat kita berbagi ilmu, kita menyalakan obor. Dan semakin banyak obor yang menyala, dunia jadi lebih terang.

"A candle loses nothing by lighting another candle."

— James Keller