Embrio Sistem Penyediaan Air Minum Modern Jepang

Eliza Bhakti
ASN Kementerian PUPR
Konten dari Pengguna
9 Juni 2022 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eliza Bhakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Angin musim semi berhembus pelan. Bagi penduduk Yokohama suhu 14 derajat Celcius terasa hangat. Namun bagi saya yang terbiasa dengan iklim tropis, cuaca ini terasa dingin. Tampak dari jauh aktivitas orang berlalu lalang di pelabuhan. Dari tempatku berdiri di Yokohama Red Bricks Warehouse, lampu berkelap – kelip tanda petang menjelang.
ADVERTISEMENT
Saya mengisi tumbler dengan air kran, rasanya menyegarkan tak beda dengan air minum kemasan.Ya, anda tak salah baca. Air kran di Yokohama memang sudah bisa langsung diminum. Lebih dari seabad perjalanan pemerintah kota memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat. Dalam tulisan ini, mari kita duduk menikmati kisah penyediaan air minum di Jepang.
Penulis di Yokoma Red Bricks Warehouse, bekas gudang pelabuhan yang bertransformasi menjadi area mall. Sumber: Eliza Bhakti/ Dokumentasi pribadi
Sejarah Kota Yokohama
Yokohama-shi adalah ibu kota Prefektur Kanagawa, Jepang yang merupakan bagian dari Tokyo-Yokohama metropolitan area. Wilayah yang merupakan bagian dari aglomerasi perkotaan terbesar di Jepang. Kota pelabuhan yang berkembang pesat setelah Jepang membuka diri dari politik isolasi. Sejak pelabuhan dibuka di abad 19, secara cepat kota ini menerima pengaruh budaya asing sehingga tempat ini dikenal juga sebagai tempat kelahiran kebudayaan Jepang modern.
ADVERTISEMENT
Awalnya daerah ini merupakan desa bernama Yokohama-mura yang terletak di Distrik Kuraki, Provinsi Musashi. Dalam Bahasa Jepang “Hamakko” berarti sangat ceria dalam hidup, seperti harapan terhadap desa ini.
Kedatangan Komodor Matthew Perry merubah nasib desa nelayan ini. Berlabuhnya armada tersebut menandai terbukanya pelabuhan Jepang untuk perdagangan, setelah ditutup selama 200 tahun di zaman edo. Sebagai dampaknya, berbagai fasilitas pelabuhan dibangun di desa nelayan yang hanya memiliki 100 rumah tangga pada saat itu.
Pada 1 Juli 1859, Pelabuhan Yokohama diresmikan sebagai pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan dengan negara barat. Populasinya bertumbuh secara drastis sejak saat itu.
Desa Nelayan yang secara cepat tumbuh menjadi kota metropolitan. Sumber: Eliza Bhakti/ dokumentasi pribadi
Permasalahan Air Minum
Wilayah Yokohama merupakan daratan dari hasil reklamasi, sehingga air minum yang digali oleh warga tidak layak minum. Masyarakat bergantung pada penjaja air keliling untuk mendapatkan air minum. Harganya pun sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Beberapa kelompok masyarakat membuat sistem perpipaan dari balok – balok kayu sederhana untuk membawa air dari sungai ke kawasan permukiman. Namun perpipaan sederhana ini memiliki banyak kekurangan dengan banyaknya kontaminan yang masuk ke sela – sela sambungan.
Sebagai akibatnya, air yang sampai ke masyarakat kualitasnya buruk. Warga menderita kekurangan air bersih. Wabah penyakit water-bourne disease seperti kolera merajalela. Seiring pertambahan penduduk, pemukiman semakin padat dan terjadi beberapa kebakaran hebat yang tidak dapat ditanggulangi karena air sangat terbatas.
Hal ini menjadi suatu ketidak nyamanan bagi warga. Bahkan menjadi suatu ironi, mengingat kota pelabuhan tersebut tampak luar merupakan daerah yang makmur dengan beragam warga negara asing.
Awal Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Modern Jepang
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang ada kala itu, Gubernur Perfektur Kanagawa mempekerjakan seorang insinyur Inggris bernama Mr. Henry Spencer Palmer. Beliau ditunjuk sebagai penasihat ahli dalam pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) modern. Pada masa itu belum ada tenaga ahli air minum berkebangsaan Jepang yang memiliki keahlian SPAM modern yang mumpuni. Perencanaan dimulai pada tahun 1885 dan selesai pada bulan September 1887.
Sumber air yang diambil adalah dari sungai Sagami dengan pengaliran secara gravitasi. SPAM ini mengadopsi teknologi canggih di Eropa kala itu dilengkapi sand filtration.
Pekerja mengangkut pipa cast iron untuk rintisan pembangunan perpipaan (1886-1887). Sumber: commons.wikimedia.org
Biaya yang diperlukan dalam pembangunan SPAM Yokohama sebesar 1 Juta Yen, merupakan nominal yang sangat besar. Gubernur Perfektur Kanagawa mengajukan pinjaman ke Pemerintah Pusat Jepang untuk menutupi biaya pembangunan. Biaya yang dikeluarkan besar karena harus mengimpor cast iron sebagai bahan perpipaan utama.
ADVERTISEMENT
SPAM di Yokohama mulai beroperasi pada 18 Oktober 1887, merupakan salah satu SPAM tertua di Jepang. Tiga tahun setelah beroperasi, pada 1890 kelembagaan pengelola SPAM Yokohama mulai terbentuk. Kelembagaan ini secara khusus bertanggung jawab dalam pengelolaan SPAM secara penuh di level kota.
Pemerintah memberikan subsidi tarif kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan air minum tepat 10 tahun setelah SPAM Yokohama beroperasi. Subsidi diprioritaskan untuk daerah pengembangan industri dan militer. Pada tahun 1927 pengelola sudah mulai memasang water meter pelanggan untuk mengetahui keakuratan pemakaian air. Di awal pengelolaannya keuangan menjadi masalah utama, baru setelah 42 tahun beroperasi pengelolaan SPAM telah stabil secara keuangan.
Bangkit Dari Keterpurukan
Dalam perjalanannya, SPAM di Yokohama mengalami beberapa fase terpuruk. Salah satunya saat gempa bumi besar Great Kanto earthquake pada tahun 1923. Bencana itu menghancurkan fasilitas – fasilitas SPAM utama yang telah puluhan tahun dirintis.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang bangkit dan menata kembali sektor air minumnya, namun pecahnya perang dunia pada tahun 1945 turut berpengaruh dengan mandeg-nya pembangunan infrastruktur.
Hal yang patut diapresiasi adalah cepatnya kemampuan Pemerintah Jepang untuk bangkit dari titik nadir. Ketiadaan insinyur asing menjadi peluang bagi tenaga ahli dan insinyur Jepang memegang kendali. Berbekal keilmuan yang mumpuni, tenaga ahli lokal bersatu menyusun perencanaan secara detil.
Untuk menekan tingginya biaya operasional Pemerintah membuat kebijakan penggunaan produksi dalam negeri. Perpipaan dan aksesoris lain secara swadaya mulai diproduksi di Jepang. Negara tak lagi melakukan impor bahan baku yang tentunya berdampak pada nilai investasi yang dapat ditekan.
Pada tahun 1950-an secara ekonomi Jepang telah pulih dari dampak perang. Secara masif negara mulai membenahi sektor air minum melalui kebijakan dan perundang-undangan. Untuk menjamin kualitas air minum, pemerintah mulai menetapkan standar fasilitas air minum.
ADVERTISEMENT
Penutup
Pembangunan SPAM Yokohama di 1887 menjadi tonggak awal SPAM modern di Jepang. Setelahnya berturut-turut dibangun SPAM modern di pelabuhan Hakodate dan Nagasaki serta kota metropolitan Osaka dan Tokyo.
Sebagai penghormatan terhadap jasa Mr. Henry Spencer Palmer, Pemerintah Jepang membuat patung perunggu di Reservoir Nogeyama Yokohama pada tahun 1987.
Patung Henry Spencer Palmer, Bapak SPAM Modern Jepang menandai 100 tahun operasional SPAM Yokohama. Sumber: wikimedia.org
Beberapa pelajaran dapat kita ambil dari kisah sukses Yokohama. Yang pertama, penyediaan air minum tak dapat dipisahkan dari pembangunan perkotaan. Pemerintah hendaknya menempatkan penyediaan air minum sebagai pondasi bagi pelayanan dasar masyarakat.
Selain itu penguatan kompetensi dan keahlian sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor kunci. Hal menarik lain adalah bagaimana kebijakan Pemerintah untuk melakukan optimalisasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada produk-produk infrastruktur, yang berdampak pada ekonomi.
ADVERTISEMENT
Indonesia patutnya mencontoh langkah konkrit ini demi peningkatan hak rakyat atas air minum berkualitas.