Mimpi Penyediaan Air Siap Minum di Sekolah

Eliza Bhakti
ASN Kementerian PUPR
Konten dari Pengguna
23 Juli 2022 20:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eliza Bhakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak-anak menghabiskan hampir sepertiga waktunya di sekolah. Semakin tinggi jenjang pendidikan anak, waktu anak semakin banyak di sekolah daripada di rumah. Dengan padatnya aktivitas, siswa dan pendidik tentunya memerlukan air minum dan sanitasi yang layak di sekolah.
Anggaran pendidikan dialokasikan sebesar 20%. Alokasi tersebut sebagai upaya mencerdaskan anak Indonesia. Unspash/Mufid Majnun.
Di awal 2022, mencuat kasus hepatitis akut pada anak. Badan Kesehatan Dunia, WHO menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Meskipun belum diketahui secara pasti penyebab utamanya, namun kewaspadaan perlu ditingkatkan. Salah satunya melalui peningkatan sarana dan prasarana air, sanitasi dan kebersihan.
ADVERTISEMENT

Urgensi Penyediaan Air di Sekolah Bagi Siswa dan Pendidik

Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Air minum diperlukan agar kita tenang, fokus, dan mudah berpikir. Beberapa dampak dari dehidrasi pada siswa antara lain menurunnya performa fisik, suhu tubuh meningkat dan motivasi belajar yang menurun.
Menurut Ir. Basah Hernowo, budaya di Indonesia (terutama di wilayah pedesaan) belum terbiasa membekali anak dengan minum. Sebagai konsekuensinya, anak seringkali membeli minuman cepat saji yang manis dan tinggi kalori untuk memenuhi rasa hausnya.
Siswa Sekolah Dasar memerlukan air 7 gelas atau 1,5 liter per hari sebagai upaya mencegah dehidrasi. Unspash/ Bayu Syaits.
Pelajar usia TK hingga SD memiliki aktivitas yang tinggi. Minum, menjadi sarana untuk memulihkan energi. Kurang minum dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi secara umum terlihat dari bibir pecah-pecah, terlihat mengantuk dan mata yang tampak cekung. Asupan air harian yang direkomendasikan untuk anak usia 5 hingga 8 tahun adalah 5 gelas. Untuk usia 9 -12 tahun memerlukan sedikit lebih banyak yakni 7 gelas atau 1,5 liter. Sedangkan untuk usia 13 tahun ke atas memerlukan 8 hingga 10 gelas atau setara 2 liter sehari.
ADVERTISEMENT

Fakta Penyediaan Air Minum di Sekolah

PBB mengakui hak asasi manusia atas air dan sanitasi melalui resolusi pada 28 Juli 2010. Air minum, menurut Peraturan Pemerintah nomor 122 tahun 2015 adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Berdasarkan Buku Profil Sanitasi Sekolah (2020), fakta ketersediaan air dan sanitasi di sekolah cukup mencengangkan. Sekitar 82.575 satuan pendidikan atau setara dengan 10 juta anak Indonesia, tidak memiliki akses pada layanan atau sarana air yang layak di satuan pendidikan mereka.
Di level Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 2 dari 10 PAUD tidak memiliki akses pada sarana air minum. Angka ini setara dengan 1 juta peserta didik PAUD di seluruh indonesia. Miris, karena pendidikan anak usia dini berfungsi mengembangkan potensi anak secara optimal di usia emas.
ADVERTISEMENT
Di level pendidikan dasar, 2 dari 10 SD atau sama dengan 30.334 SD tidak memiliki akses pada sarana air minum. Padahal menurut Bappenas, seharusnya capaian akses air dan sanitasi di sekolah berkategori paripurna. Nilai paripurna artinya sekolah memiliki sumber air layak dan tersedia sepanjang waktu dan sekolah menyediakan air minum.
Secara kewilayahan, penyediaan akses air minum di wilayah perkotaan lebih baik dibanding di pedesaan. Di perkotaan, 80% satuan pendidikan sudah memiliki akses pada pada layanan air minum. Sedangkan di pedesaan hanya 3 dari 4 sekolah yang memiliki akses atau layanan air minum.
Dari data Indeks Sanitasi Sekolah (ISS) 2020, hanya 16% satuan pendidikan yang memiliki akses pada semua layanan dasar, yaitu tersedia air, sanitasi dan kebersihan sekaligus. Sisanya, 55% memiliki layanan yang terbatas. Yang cukup memprihatinkan, 29% satuan pendidikan tidak memiliki sarana air minum, sanitasi dan kebersihan sama sekali.
ADVERTISEMENT

Intervensi Penyediaan Air Minum Layak di Sekolah

Untuk menjawab beragam tantangan penyediaan air minum di sarana pendidikan, diperlukan kolaborasi para pemangku kepentingan. Salah satu intervensi yang telah dilakukan yaitu pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), untuk peningkatan air minum dan sanitasi. Intervensi lain adalah melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk air minum dan sanitasi di Puskesmas. Dana BOK dapat dipakai untuk penyediaan sanitarian dan fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten dan Kota.

Zona Air Minum Prima Sebagai Upaya Nyata Penyediaan Air Minum di Sekolah

Zona Air Minum Prima atau kerap disingkat menjadi ZAMP, merupakan kawasan yang memberikan layanan air siap minum. Artinya, air yang disalurkan ke kawasan tersebut sehat dan aman diminum tanpa perlu direbus terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Perumda Tugu Tirta Kota Malang, mulai membentuk proyek uji coba ZAMP di Perumahan Pondok Blimbing Indah pada tahun 2004. Setelah lebih dari 1 dekade berjalan, Perusahaan bermaskot singa ini mulai memasang kran air siap minum di tempat publik dan sekolah.
Kriteria kran air siap minum ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Proses telah melalui proses desinfeksi untuk membunuh bakteri dan mikrobiologi berbahaya. Sisa klor minimal 0,2 hingga 0,5 ppm tertera di kran air siap minum, sehingga mudah dipantau.
Para siswa diberi jadwal piket untuk keberlanjutan operasi dan pemeliharaan fasilitas ini. Untuk sosialisasi kepada rekan-rekannya, tiap tahun ditunjuk duta ZAMP sekolah.
Keberadaan kran air siap minum di sarana pendidikan terus digencarkan. Salah satu cara untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada sekolah yang menjaga sarana ZAMP adalah dengan ajang perlombaan. Beberapa aspek yang dinilai adalah kebersihan, kerapihan dan keindahan serta segi manfaatnya. Lomba ini juga menjadi sarana sosialisasi upaya hemat air ke sekolah-sekolah.
Kran air siap minum Perumda Tugu Tirta di SDN Tunjung Sekar Kota Malang. Elmy Diah/Dokumen pribadi
Banyak manfaat positif dari kran air siap minum ini. Siswa hanya perlu membawa botol minum dari rumah, dan mengisinya di sekolah. Pihak sekolah juga menyediakan gelas dalam jumlah cukup. Sehingga dari aspek lingkungan, sarana ini mengurangi penggunaan botol kemasan sekali pakai.
ADVERTISEMENT
Bagi siswa, kran air siap minum ini bisa menghemat pengeluaran uang saku untuk membeli air mineral. Siswa juga mendapatkan air berkualitas. Dengan adanya fasilitas ini, tentu saja citra Perumda selaku operator air minum di mata pelanggan pun akan meningkat.
Sekolah adalah lembaga belajar mengajar. Keberadaan air minum dan sanitasi yang layak, menjadi pondasi dalam upaya mencerdaskan bangsa. Sekolah juga merupakan sarana terbaik untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatan seluruh komponen sekolah baik siswa, pengajar maupun pendidik dan masyarakat akan berdampak pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Ada 2 momen istimewa di bulan Juli. Hari Anak Nasional pada 23 Juli dan dimulainya tahun ajaran baru sekolah. Anak adalah aset berharga bagi masa depan bangsa, oleh karenanya mari jadikan anak sebagai agen perubahan hidup bersih dan sehat di lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Memberikan sarana dan prasarana penyediaan air minum yang aman adalah hadiah terbaik yang bisa kita berikan pada anak. Selamat Hari Anak Nasional!