Konten dari Pengguna

Pertemuan yang Singkat

Endah Waluya
Mahasiswa Universitas Pamulang Sastra Indonesia
25 Desember 2021 20:26 WIB
clock
Diperbarui 1 Januari 2022 21:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Endah Waluya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/photos/happy-fly-coppia-felicit%c3%a0-liberta-6009295/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/photos/happy-fly-coppia-felicit%c3%a0-liberta-6009295/
ADVERTISEMENT
Namaku Indah Anggaraini, orang biasanya dipanggil dengan sebutan Indah. Aku adalah salah satu siswa SMK di Tangerang Selatan. Aku kadang bermain dengan teman sekolah aku, dan mereka selalu mengajak aku pergi ke sebuah tempat biasa mereka bermain. Pada sore hari, mereka mengajak aku ke sebuah warung yang banyak sekali siswa angkatan kita. Di mana aku bertemu dengan lelaki yang ternyata satu sekolah denganku, namun aku tidak mengetahuinya sama sekali karena yang aku tahu seragamnya sama. Dia melihat aku, tetapi aku tidak peduli. Aku hanya fokus bermain bersama temanku, namun siapa sangka dia ternyata mengirim pesan kepadaku saat malam itu. Aku langsung memberi tahu tentangnya ke sahabatku yaitu Nanda, untuk bertanya apakah dia mengenal lelaki itu atau tidak. “Nan, kamu kenal dia tidak? dia mengirim pesan kepadaku semalam, sepertinya dia orang yang aku lihat kemarin saat kita bermain,.” kataku. “Muhammad Arsa namanya, seangkatan dengan kita dan jurusannya Multimedia. Dia memang jarang terlihat di sekolah, banyak yang tidak tahu tentang dia,.” ujar Nanda. Aku penasaran dengannya, orangnya yang seperti apa dan di bagian kelasnya. Singkat cerita, kita selalu berbalas pesan semakin hari kami semakin dekat. Dia selalu menawarkan pulang sekolah bersama. Aku tidak menyangka ternyata dia orangnya ganteng, ramah, dan baik. Dia selalu bercanda denganku bahkan saat pulang sekolah bersama. *** Sekolah kita sedang ujian semester, ujian ini berlangsung selama seminggu. Karena itu seluruh siswa selalu pulang cepat. Aku dan dia selalu pergi sebentar sebelum pulang ke rumah, namun waktu itu aku terkejut karena dia meminta aku untuk menjadi kekasihnya. Aku tidak berpikir panjang dan menerimanya, aku senang sekali karena dia sekarang jadi kekasihku. *** Seminggu berlalu, kita hanya sebatas teman berubah menjadi kekasih. Sekarang dia bukan lagi orang asing, melainkan pacar aku. Hari demi hari, kita selalu punya waktu untuk bertemu dan bermain bersama. Mungkin sudah saatnya aku mengatakan kepada orang tuaku kalau aku sudah mempunyai lelaki yang menjadi motivasi kedua aku, setelah orang tuaku. Seandainya kedua orang tuaku tidak menerimanya, aku harus memberanikan diri untuk meyakinkan bahwa dia orang yang sangat baik dan ramah. Sepulang sekolah aku mengajak dia ke rumah untuk bertemu ibuku, dia ingin menemui ibuku sekalian mengantar aku pulang sekolah. Di perjalanan, aku berdoa semoga ibuku bisa menerimanya. Setelah sampai di rumah aku tidak aku sangka ternyata ibuku bercanda dengannya, sepertinya ibu menyukai dia dan aku bisa melihat ekspresi dari wajah ibuku yang tertawa lepas di hadapan orang yang baru kenal seperti dia. Aku bersyukur ternyata ibuku bisa menerima dia. Malam pun tiba dia memberikan aku sebuah pesan “Terima kasih untuk hari ini, ibumu sangat baik dan aku juga senang dapat bercanda dengan ibumu. Aku juga ingin kamu bertemu dengan ibuku,.” ujar dia. Aku merasa senang sedikit takut, aku senang dapat bertemu dengan ibunya. Namun, aku juga merasa takut ibunya tidak dapat menerimaku yang hanya seperti ini. Lebih baik aku memberi tahu Nanda, aku harus bagaimana nanti bertemu dengan ibunya Arsa. Saat di sekolah, aku memberi tahu kalau aku akan bertemu dengan ibunya ke Nanda dan Aulia, Nanda memberitahu aku bagaimana cara yang benar dan sopan saat berbicara dan bertemu dengan ibunya dan bagaimana cara mengambil hati ibunya, Nanda memberitahu banyak hal kepadaku, namun aku masih kurang percaya diri. Tetapi, Nanda meyakinkan aku untuk percaya diri kalau aku dapat menaklukkan hati ibunya. Arsa mengajak aku pergi ke rumahnya saat pulang sekolah dan bertemu denganku saat pulang sekolah untuk langsung pergi ke rumahnya. Di jalan, dia memberi tahu aku ibunya seperti apa. Selain itu, dia berkata ibunya sangat baik, ramah dan suka bercanda seperti aku. Saat tiba di rumahnya, aku langsung disambut dengan oleh ibunya. Ibunya langsung menawari aku minuman, hatiku di sana sangat senang karena ibunya benar-benar orang yang baik. Dia bercerita kepadaku tentang dia orangnya seperti apa, bahkan ibunya memberi tahu hal-hal yang hanya diketahui dia kepadaku. Aku sangat senang dengan ibunya bisa menerima aku yang seperti ini. Saat bercerita, aku sampai lupa waktu dan tidak terasa matahari sudah hampir tenggelam. Dan aku bilang kepada dia untuk segera pulang, Ibunya berkata “Nanti main ke sini lagi ya, Ndah,.” Saat mengantar aku pulang, aku berkata padanya kalau aku senang sekali bertemu dengan ibunya dan aku ingin segera bermain ke rumahnya kembali. Dan sampai lupa, dia memiliki dua orang adik, ternyata mereka juga menyukai aku dan sempat bermain denganku. Di sekolah, aku bercerita kepada Nanda tentang hasil kemarin aku bertemu dengan ibunya, aku bilang kepada Nanda, “Nan, aku ketemu sama ibunya, sepertinya dia senang bertemu denganku. Apalagi ibunya banyak bercerita tentang dia kepadaku,.” Nanda yang mengetahui itu ikut senang karena aku berhasil, dia berkata “Itu baru teman aku, harus optimis jangan pernah takut, Ndah,.” *** Tidak terasa hari cepat berlalu, sekolah mengumumkan tentang sesi foto untuk buku tahunan siswa dan siswi angkatan kami. Di saat itu aku sangat senang dan sedikit berangan-angan tentang foto berdua dengannya memakai seragam putih abu-abu, sedikit cerita sebenarnya aku dan dia sudah pernah foto bersama dan ini untuk kedua kalinya foto bersama lagi. Semua orang menuju ke lapangan untuk baris. Aku tidak sengaja melihatnya berfoto dengan perempuan lain yang berbeda jurusan denganku, tetapi bisa dibilang aku mengenal perempuan itu. Aku merasa kesal saat dia berpegangan tangan dengan perempuan itu. “Lihat wajahnya Indah, pacarnya foto bersama perempuan lain,“ ujar Aulia, dia salah satu teman aku selain Nanda. Setelah itu, dia mendekati aku saat aku sedang berbicara dengan Nanda, “Kamu di sini, Ndah? Ayo kita foto berdua, aku tunggu di sana,” ujar dia. Terlalu kesal aku dengan dia “Tidak usah, sana foto sama perempuan itu saja.“ kataku. Hari ini, hari yang menyebalkan menurut aku, karena ulah dia dengan perempuan itu. Sehabis pulang, dia mengirim pesan kepadaku “Ndah, aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau kamu melihat aku foto bersama perempuan itu dan aku juga dipaksa sama perempuan itu untuk foto bersama.” ujar dia Aku hanya membaca pesan dari dia dan tidak mau membalasnya. Setelah itu ada yang memanggil namaku dari luar rumah, aku langsung bergegas keluar untuk melihat siapa orang yang di luar rumahku, ternyata dia ingin bertemu denganku dan juga minta maaf secara langsung sambil menjelaskan apa yang terjadi. Setelah itu aku memaafkannya, lalu dia mengajakku pergi sebentar untuk mencari makanan ringan. *** Esok harinya, setiba di sekolah, dia langsung menghampiriku untuk meminta menemani dia saat foto untuk buku tahunan angkatan kita nanti dan sebaliknya aku juga meminta Arsa menemani aku saat foto di sebuah studio foto nanti. Kami menyetujui untuk saling menemani nanti. Setelah informasi lebih lanjut ternyata kelas dia foto lebih dulu daripada kelas aku. *** Esok harinya, aku menemani dia untuk sesi foto kelas di sebuah studio foto, di sana aku bertemu temannya. Teman-temannya sangat ramah, karena itu mereka mengajak aku berbincang dan bercerita tentang aku dan Arsa sudah berapa lama berpacaran. Seketika dia melihat aku berbicara dengan temannya dan dia menghampiri untuk jangan dekat dengan temannya yang ini. Ternyata dia cemburu karena aku tinggal berbincang dengan temannya, dia sangat lucu karena dia kesal saat cemburu dan ia sebegitu takut kehilangan diriku. Aku memberi tahu kepadanya “Aku hanya ingin bersama kamu dan aku tidak mau dengan teman kamu, saat itu aku tidak enak karena dia mengajak aku berbincang saat kamu foto,.” Sehabis itu ia kembali tersenyum dan berkata “Janji sama aku, jangan pergi dari aku Ndah,.” ujar dia. “Iya pasti, kan aku punya kamu Ar,.” kataku sembari bercanda dengannya.
ADVERTISEMENT