Konten dari Pengguna

Kampus Merdeka dalam Perguruan Tinggi : Solusi atau Hanya Ilusi?

Eren Budi Santosa
Saya adalah mahasiswa Jurusan Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya memiliki minat besar dalam menulis dan melatih kerangka berpikir, yang mencerminkan dedikasi terhadap pengembangan intelektual.
17 Oktober 2024 20:06 WIB
Ā·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eren Budi Santosa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eren Budi Santosa. (2024). Pemandangan Kampus di sore hari. [Foto]. Diambil sendiri.
zoom-in-whitePerbesar
Eren Budi Santosa. (2024). Pemandangan Kampus di sore hari. [Foto]. Diambil sendiri.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
1. Merdeka Belajar Sebagai Solusi Rendahnya Pendidikan di Indonesia
Sudah tidak diragukan bahwa pendidikan di Indonesia tertinggal jauh jika dibandingkan negara-negara lain. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengejar ketertinggalan sistem pendidikan yang ada pada saat ini. Sebagai salah satu solusinya adalah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini seperti yang disampaikan oleh (Neng Virly Apriliyani, 2022) Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada 24 Januari 2020, merupakan inovasi terbesar di pendidikan tinggi. Program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi perkembangan teknologi, tuntutan dunia usaha, dan perubahan zaman.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tentu saja tidak tanpa pertimbangan, melihat banyaknya problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia, diharapkan program tersebut dapat menjadi jawaban dalam permasalahan itu. Kebijakan pemerintah terkait konsep MBKM saat ini telah diimplementasikan secara luas di seluruh Indonesia, mencakup semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, hingga Perguruan Tinggi (Hasanah, 2022). Karena, pada kenyataanya Indonesia perlu lebih siap dalam menghadapi tantangan pesatnya peningkatan zaman.
Dalam menghadapi era Society 5.0, Indonesia harus siap menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan globalisasi. Bukan hanya ekonomi yang menjadi fokus, tetapi juga pentingnya pengetahuan, pendidikan, dan keterampilan yang memadai. Generasi muda Indonesia perlu dipersiapkan agar memiliki kompetensi yang diperlukan untuk bersaing dengan tantangan masa depan. (Yosef Patandung, 2022)
ADVERTISEMENT
2. Tantangan dari Implementasi Kampus Merdeka
Dalam melaksanakan sebuah program selalu ada kendala yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan program tersebut, hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya relevansi antara program dan situasi yang terjadi di dunia nyata.
Seperti yang dikatakan oleh (Abdul Mukti Bisri, 2023) Salah satu faktor utama yang menghambat pelaksanaan MBKM, menurut mayoritas responden, adalah keterbatasan sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya lain seperti fasilitas dan pendanaan. Responden pertama-tama menyebutkan keterbatasan anggaran sebagai tantangan utama, karena menurut mereka, masalah dana adalah hambatan terbesar dalam implementasi MBKM.
Tantangan lain yang dihadapi adalah membebaskan guru dari beban regulasi, birokrasi, dan administrasi yang tidaklah mudah. Hal ini menyebabkan stagnasi yang merugikan para guru serta dunia pendidikan. Guru seringkali terjebak dalam tugas administratif yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan di kelas. Akibatnya, mereka kekurangan waktu dan energi untuk mengembangkan diri, menulis, meneliti, serta meningkatkan wawasan dan profesionalisme. (Bastari, 2021)
ADVERTISEMENT
Selain itu, Perguruan Tinggi kecil yang memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana, terutama perguruan tinggi negeri (PTN) di daerah terpencil, menghadapi tantangan besar dalam menjalin kolaborasi dengan instansi besar dan PTN unggulan untuk pengembangan ilmu dan pengalaman mahasiswa. Tanpa mekanisme yang jelas dan visi bersama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta kementerian lainnya, kebijakan ini dianggap baik secara teori tetapi menimbulkan masalah dalam implementasinya. (Nofia, 2020)
Beberapa tantangan tersebut membuat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi kurang efektif dalam menyelesaikan sekaligus memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
3. Perbaikan Kebijakan Kampus Merdeka agar Relevan dengan Kondisi yang ada
Dalam menghadapi tantangan di atas perlu solusi yang sesuai dengan kondisi pemerintahan saat ini. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan :
ADVERTISEMENT
1. Peningkatan Anggaran dan Pendanaan
merupakan langkah krusial untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Perguruan tinggi perlu melakukan diversifikasi sumber pendanaan dengan menjalin kerjasama dengan sektor swasta, pemerintah daerah, dan lembaga internasional. Selain itu, program hibah dan dana penelitian harus ditingkatkan untuk memberikan dukungan yang lebih besar terhadap proyek MBKM. Di samping itu, penciptaan program beasiswa juga penting untuk mendorong mahasiswa yang ingin berpartisipasi dalam MBKM, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan mereka dan memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha. Dengan upaya ini, diharapkan pembiayaan pendidikan dapat lebih berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan zaman.
2. Pengurangan Beban Administrasi
Pengurangan beban administratif menjadi langkah penting untuk meningkatkan efektivitas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyederhanakan regulasi dan mempercepat proses birokrasi, sehingga mengurangi beban administratif yang tidak perlu. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu mengembangkan kebijakan yang lebih sederhana agar guru tidak menghabiskan terlalu banyak waktu pada tugas administratif. Selain itu, penerapan sistem manajemen terintegrasi untuk mengelola tugas-tugas administratif akan membantu guru untuk lebih fokus pada pengajaran dan pengembangan diri. Dengan demikian, diharapkan kualitas pendidikan dapat meningkat sejalan dengan pengurangan beban administratif yang dihadapi oleh para pendidik.
ADVERTISEMENT
3. Komunikasi Visi Bersama dan Mekanisme Yang Jelas
penerapan sistem manajemen terintegrasi akan membantu guru fokus pada pengajaran dan pengembangan diri. Untuk memastikan visi bersama dan mekanisme yang jelas, rapat koordinasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kementerian lain perlu diadakan untuk menyusun tujuan yang sinergis dalam pelaksanaan MBKM, diikuti dengan sosialisasi program secara menyeluruh kepada semua pemangku kepentingan, termasuk guru, dosen, dan mahasiswa, agar mereka memahami tujuan dan manfaat program ini. Selanjutnya, peningkatan kualitas dan relevansi kurikulum sangat diperlukan dengan menyesuaikan kurikulum secara berkala agar sesuai dengan tuntutan dunia industri dan perkembangan teknologi terbaru, serta melibatkan praktisi dalam pengembangannya. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas akses pendidikan, seperti melalui platform pembelajaran daring yang mendukung kolaborasi dan pengajaran jarak jauh, terutama bagi perguruan tinggi di daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
4. Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara lain, sehingga diperlukan solusi seperti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim pada 24 Januari 2020. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan menghadapi perkembangan teknologi dan dunia usaha. Namun, MBKM menghadapi tantangan, termasuk keterbatasan sumber daya dan beban administratif bagi guru. Solusi yang diusulkan meliputi peningkatan anggaran dan pendanaan, pengurangan beban administratif melalui penyederhanaan regulasi, serta komunikasi visi bersama antara kementerian. Penyesuaian kurikulum agar relevan dengan kebutuhan industri dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga penting untuk meningkatkan efektivitas program MBKM dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
Abdul Mukti Bisri, A. M. (2023). Hambatan Utama Implementasi Merdeka Belajar pada Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 413.
ADVERTISEMENT
Bastari, K. (2021). Belajar Mandiri dan Merdeka Belajar Bagi Perserta Didik, Antara Tuntutan dan Tantangan. ACADEMIA : Jurnal Inovasi Riset Akademik, 74.
Hasanah, U. (2022). Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Tantangan dan Prospek. Jurnal Pengkajian Islam, Vol 2, No. 1, 29.
Neng Virly Apriliyani, D. H. (2022). Implementation of Freedom to Learn Independent Campus. Governansi, 11.
Nofia, N. N. (2020). Analisis Tantangan Implementasi Kebijakan "Merdeka Belajar Kampus Merdeka" Pada Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 68.
Yosef Patandung, S. P. (2022). Analisis Masalah-Masalah Pendidikan dan Tantangan. Jurnal Sinestesia, Vol. 12, No. 2, 795