Dilematis Piala Dunia U20, Antara Prestasi atau Hanya Partisipasi bagi Indonesia

Erik Fajar Susandi
Memiliki Hobi dan ketertarikan terhadap sepakbola dalam dan luar negri.
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2020 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erik Fajar Susandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Piala Dunia Foto: ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Piala Dunia Foto: ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak
ADVERTISEMENT
Indonesia resmi ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 pada tahun 2021 mendatang, kepastian ini didapatkan setelah FIFA melakukan General Meeting di Shanghai, pada kamis (24/11/2019). Indonesia menyingkirkan Peru dan Brazil dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia U20 setelah sebelumnya Thailand dan Myanmar mundur pada pencalonan untuk memuluskan langkah indonesia agar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2021. Hal merupakan catatan sejarah tersendiri bagi Indonesia, bagaimana tidak karena untuk pertama kalinya Indonesia akan menyelenggarakan turnamen sepakbola berskala FIFA.
ADVERTISEMENT
Sebagai tuan rumah, Indonesia berhak lolos langsung ke putaran final nanti. Partisipasi kali ini menjadi kali kedua bagi Indonesia setelah sebelumnya pada tahun 1979 di Jepang Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia U20. Tentunya tampil di depan publik sendiri perlu di maksimalkan oleh Bagus Kahfi dkk yang saat ini tergabung di Timnas U19 dan digadang gadang akan menjadi pilar Timnas Indonesia pada Piala Dunia U20 tahun depan.
Tentunya kesempatan bermain di Piala Dunia haruslah dimanfaatkan semaksimal mungkin, jika berkaca dari Vietnam yang saat ini tengah menjadi kekuatan baru Sepakbola asia. Vietnam berhasil lolos Piala Dunia U20 pada 2017 mereka berhasil menjadi Runner-up Piala Asia 2018, semifinalis Asian Games 2018, juara piala AFF 2018, meraih medali emas Sea Games dan mampu menembus peringkat 100 besar dunia tepatnya di posisi 97. Di balik kesuksesan tersebut ada nama nama seperti Nguyen Tien Linh, Nguyen Quang Hai, Tran Dinh Trong yang merupakan alumni skuat Piala Dunia U20 . Selain itu ada juga Doan Van Hao yang sempat bermain di club liga Belanda SC Heerenveen yang juga alumni Timnas U20 Vietnam pada Piala Dunia U20 2017.
ADVERTISEMENT
PSSI selaku otoritas tertinggi sepak bola di tanah air lantas melakukan persiapan guna menyambut event dua tahunan tersebut di antaranya melakukan renovasi stadion yang akan menjadi venue Piala Dunia nanti dan juga mempersiapkan tim yang nantinya akan tampil di Piala Dunia tahun depan. Diharapkan tim yang akan bermain nantinya akan meraih prestasi dan juga akan menjadi pilar pilar Timnas senior kedepannya.
Serangkaian persiapan pun telah dibuat PSSI dimulai dengan penunjukan pelatih sekaliber Shin Tae Yong yang menjadi pelatih kepala Korea di Piala Dunia Rusia 2018 dan juga cukup memiliki rekam jejak yang baik di Timnas junior negeri gingseng. Selain itu PSSI juga membuat program gardua select di mana para pemain yang isinya sebagian besar pemain Timnas U19 dikirim ke Inggris guna merasakan atmosfer bertanding di benua Eropa.
ADVERTISEMENT
PSSI juga tengah merencanakan sebuah rencana yang cukup kontroversial yaitu melakukan naturalisasi beberapa pemain asal Brazil untuk dimainkan pada Piala Dunia U20 tahun depan. Tujuannya jelas yaitu mendapatkan prestasi secara instan di perhelatan Piala Dunia U20 nanti. Isu yang berhembus akan ada delapan pemain yang sudah masuk kedalam list PSSI. Bahkan dua pemain sudah terlihat ikut berlatih bersama persija jakarta, yaitu Thiago Apolinairo Pereira dan Maikel Henrique Irine de Lima.
Dilansir dari Jawa Pos selain mereka berdua juga ada beberapa nama yang rencananya akan “dititipkan” pada beberapa klub liga 1 lainnya di antaranya adalah Pedro Bartoli Jardim dan Hugo Guilherme bersama Arema FC serta Roberto Junior Rodrigo Santos bersama Madura United. Sebenarnya langkah yang diambil oleh PSSI cukup berani, selain skill para pemain asal Brazil ini belum teruji pun dengan rekam jejak mereka juga yang belum jelas.
ADVERTISEMENT
Sontak hal ini banyak mendapat kecaman dari berbagai pihak mulai dari supporter yang mewacanakan boikot Piala Dunia hingga Direktur teknik Timnas Indra Sjafri yang mengatakan bahwa kedatangan para pemain asal Brazil tersebut hanya untuk kepentingan klub dan tidak ada hubungannya dengan Timnas. Komentar yang cukup keras pun di lontarkan oleh eks pelatih Timnas U16 Fakhry Husaini yang mengatakan jika PSSI sudah kehilangan rasa percaya kepada pemain lokal sebaiknya PSSI menyerahkan saja status tuan rumah Piala Dunia U20 ke negara lain. Namun, pernyataan Indra Sjafri tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh pelatih kepala Persija Sergio Faria yang mengatakan bahwa kedatangan dua pemain belia asal Brazil di skuat macan kemayoran terkait dengan program dari PSSI.
Ilustrasi duel pertandingan sepak bola. Foto: Unsplash
Sebenarnya Shin Tae Yong sendiri lebih tertarik pada pemain pemain berdarah Indonesia “half blood” yang saat ini sedang bermain di eropa ketimbang proyek naturalisasi PSSI. Pada TC awal bulan ini Coach Shin sudah memanggil Elkan Baggot yang saat ini sedang bermain di Ipswich Town U18 Inggris dan rencananya juga akan memanggil Jack Brown yang saat ini bermain untuk Lincoln city U18 untuk ikut bergabung dengan Timnas Indonesia. Keduanya memiliki darah Indonesia dari orang tua mereka.
ADVERTISEMENT
Selain isu soal penolakan dari supporter program naturalisasi PSSI juga mendapatkan ganjalan dalam hal regulasi. Dari aturan yang ada dalam Undang Undang No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, para pemain asal Brazil ini jelas tidak memenuhi syarat yang ditetapkan untuk menjadi warga negara Indonesia, mereka belum pernah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut turut atau 10 tahun tidak berturut turut dan juga mereka tidak memiliki keturunan Indonesia. Namun, sebenarnya ada celah agar mereka dapat berpaspor Indonesia, yaitu dengan cara meminta persetujuan DPR dengan catatan kemampuan mereka sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan negara.
Namun secara statuta FIFA tentang Eligibility Rules sepertinya akan sangat sulit bagi para pemain asal Brazil ini untuk dapat bermain untuk Timnas Indonesia, karena para pemain ini tidak ada keturunan Indonesia dan juga belum pernah tinggal di Indonesia sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya pera pemain muda Indonesia tidak lah kalah secara skill terbukti di level junior cukup berprestasi, di antaranya Indonesia pernah jadi juara di Ghotia Cup, atau Egy Maulana Vikri yang pernah mendapatkan penghargaan di Toloun Turnament. Mungkin PSSI saat ini sedang berfikir bahwa bibit muda yang ada masih kurang baik maka dari itu PSSI memilih jalan pintas dengan mendatangkan bibit yang dirasa unggul dari produsen kelas dunia sekaliber Brazil, namun yang perlu digaris bawahi bibit sebagus apa pun kalau PSSI tidak paham bagai mana cara mengembangkan bibit tersebut pada akhirnya akan berujung sia sia.
Lantas jika ujung ujungnya PSSI akan melakukan bedol desa para pemain Brazil untuk bermain di Piala Dunia untuk apa ada program Garuda Select dan TC di kroasia toh ujung ujung nya orang Brazil juga yang akan bermain. Bila memang para pemain ini nantinya berprestasi di Piala Dunia apakah kita sebagai orang Indonesia akan merasa bangga? Rasanya tidak. PSSI harusnya tahu bagai mana memaksimalkan potensi para pemain muda yang saat ini sedang melakukan TC Ketimbang sibuk memikirkan Naturalisasi para pemain yang belum tentu mencintai negara ini. Jika nantinya para pemain asal Brazil ini bermain untuk Timnas mungkin kita harus berfikir untuk mengubah nama PSSI menjadi PSIBPersatuan Sepakbola Indonesia Brazil”.
ADVERTISEMENT