Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Apa yang Membuat Gunung Berapi Meletus?
27 April 2020 15:30 WIB
Tulisan dari Erina Prastyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang menyeramkan. Bagaimana tidak, bencana alam ini muncul dengan membawa ancaman untuk memakan korban jiwa. Semakin banyak jumlah gunung berapi aktif yang dimiliki oleh suatu wilayah, maka semakin besar potensi ancaman letusan yang akan terjadi di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Letusan atau erupsi gunung berapi menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini karena beberapa gunung berapi di Indonesia sedang menunjukkan gejala-gejala keaktifannya secara bersamaan . Jika berbicara mengenai erupsi gunung berapi, apa yang menjadi penyebab munculnya fenomena ini?
Penyebab erupsi
Erupsi merupakan proses naiknya magma ke permukaan bumi. Magma terbentuk ketika mantel bumi mengalami pelelehan. Pelelehan dapat terjadi akibat dinamika gerakan lempeng-lempeng bumi. Di Indonesia sendiri, subduksi yang terjadi antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia merupakan salah satu alasan munculnya banyak gunung berapi di negeri ini.
Magma dapat naik ke permukaan bumi karena lebih ringan dibandingkan batuan yang ada di sekitarnya. Magma yang naik akan berkumpul di dapur magma yang biasanya terletak di bawah tubuh gunung berapi. Ketika tekanan yang ada di dalam dapur magma cukup tinggi, magma tersebut akan mencari jalan keluar melalui rekahan-rekahan yang ada untuk mencapai permukaan. Perubahan tekanan inilah yang menjadi penyebab utama sebuah gunung berapi mengalami erupsi. Magma yang telah mencapai permukaan bumi disebut dengan lava.
ADVERTISEMENT
Beberapa gunung berapi akan mengalami letusan yang eksplosif, sedangkan sebagian yang lain tidak. Tingkat eksplosivitas letusan gunung berapi dipengaruhi oleh komposisi magma tersebut. Ketika magma mengalami kenaikan, gelembung-gelembung gas akan terbentuk secara bersamaan di dalam magma. Jika jenis magma tersebut sangat kental, maka gelembung-gelembung gas tidak dapat dengan mudah keluar dari magma.
Hal ini dapat menciptakan tekanan yang tinggi di dalam gelembung gas tersebut sehingga berpotensi untuk menghasilkan tipe letusan yang eksplosif. Letusan eksplosif sangat berbahaya dan mematikan. Letusan ini dapat menghasilkan awan panas yang jangkauan ketinggiannya bisa mencapai atmosfer bumi dan mempengaruhi iklim global . Namun, jika magma cenderung bersifat encer, maka gelembung-gelembung gas akan dengan mudah keluar. Sehingga, ketika magma mengalami erupsi, ia akan cenderung mengalir dari tubuh gunung berapi, tidak meledak seperti letusan eksplosif.
Kapan sebuah gunung berapi akan meletus?
ADVERTISEMENT
Kita sudah mengetahui bahwa ternyata perubahan tekanan yang terjadi di dalam dapur magma dapat memicu erupsi sebuah gunung berapi. Lalu, timbullah pertanyaan berikutnya, kapan letusan gunung berapi tersebut akan terjadi?
Hampir seluruh gunung berapi akan memberikan prekusor (tanda-tanda) ketika ia akan mengalami erupsi. Naiknya magma ke atas permukaan bumi akan menimbulkan tremor-tremor vulkanik yang biasanya dapat terdeteksi oleh seismograf (alat perekam getaran gempa bumi). Selain itu, adanya gerakan magma juga dapat menyebabkan deformasi tanah di tubuh gunung berapi. Kemunculan gas serta perubahan temperatur dan kandungan kimia pada air tanah yang lokasinya berdekatan dengan gunung berapi juga bisa dijadikan patokan bahwa gunung tersebut akan mengalami erupsi.
Indikator-indikator ini, ditambah dengan pemahaman yang mendalam mengenai sejarah karakteristik letusan gunung berapi yang pernah terjadi dapat membuat tingkat prediksi terhadap letusan semakin baik dilakukan oleh para ahli. Fasilitas instrumentasi yang baik untuk keperluan monitoring gunung berapi sebelum erupsi terjadi juga menjadi poin penting lain yang dapat mendukung kinerja vulkanolog dalam memprediksi kapan gunung berapi akan mengalami letusan.
ADVERTISEMENT