Konten dari Pengguna

Carbon dioxide Sequestration: Solusi Atasi Global Warming?

Erina Prastyani
SainsAsyikFGMI
31 Maret 2020 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erina Prastyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Global warming atau pemanasan global menjadi salah satu masalah perubahan iklim yang harus dihadapi oleh seluruh masyarakat dunia sekarang dan nanti. Efek pemanasan global semakin diperparah karena meningkatnya emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Sebanyak lebih dari 30% karbon dioksida yang dirilis ke atmosfer berasal dari industri yang menggunakan bahan bakar fosil. Jumlah karbon dioksida ini telah mencapai angka 2000 gigaton sejak adanya Revolusi Industri (satu gigaton sama dengan satu miliar metrik ton, dimana satu metrik ton adalah 1000 kilogram)! Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi jumlah emisi karbon dioksida, salah satu yang mungkin masih asing terdengar adalah Carbon dioxide sequestration.
Ilustrasi: Carbon dioxide sequestration (Sumber: wikimedia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Carbon dioxide sequestration (Sumber: wikimedia.org)
Apa itu carbon dioxide sequestration?
ADVERTISEMENT
Carbon dioxide sequestration atau sekuestrasi karbon dioksida adalah suatu metode yang digunakan untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida yang berasal dari atmosfer. Metode ini juga dikenal dengan istilah Carbon Capture and Storage (CCS). United States Geological Survey (USGS), sebuah lembaga sains yang bergerak di bawah pemerintah Amerika Serikat, menerapkan dua jenis metode CCS untuk membantu mengurangi jumlah kandungan karbon dioksida yang ada di atmosfer bumi. Metode tersebut adalah sekuestrasi karbon geologi dan biologi. Perbedaan antara dua jenis sekuestrasi karbon ini terletak pada lokasi penyimpanan karbon dioksidanya.
Pada sekuestrasi karbon biologi, kandungan karbon dioksida yang berhasil ditangkap dari atmosfer disimpan di dalam vegetasi tanaman, tanah, dan lingkungan akuatik. Pada sekuestrasi jenis ini, menambah jumlah populasi pohon di hutan dapat berperan dalam mengurangi karbon dioksida yang ada di atmosfer. Sedangkan pada sekuestrasi karbon geologi, karbon dioksida di atmosfer disimpan di bawah formasi batuan tertentu. Proses penangkapan karbon dioksida pada sekuestrasi karbon geologi adalah dengan mengompres karbon dioksida dari atmosfer agar berbentuk likuid untuk kemudian diinjeksikan ke dalam formasi batuan sedimen yang berpori-pori tinggi.
ADVERTISEMENT
Metode CCS juga sering dikaitkan ke dalam fase tersier dari produksi minyak bumi yang dikenal dengan sebutan EOR (Enhanced Oil Recovery). Pada EOR, karbon dioksida yang diinjeksikan ke dalam reservoar berfungsi untuk meningkatkan produksi sisa-sisa minyak yang sebelumnya tidak bisa terangkat ke permukaan. Selain menaikkan produksi sumur, penerapan metode CCS pada EOR memberikan kesempatan bagi industri minyak bumi untuk berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer.
Ilustrasi: Pemanasan global (Sumber: needpix.com)
Tantangan apa yang akan dihadapi dari penerapan CCS?
Potensi yang diberikan oleh metode CCS untuk mengurangi kandungan karbon dioksida di atmosfer tidaklah main-main. Salah satu potensi besar tersebut berupa usia simpan karbon dioksida di dalam formasi batuan yang dapat mencapai lebih dari 1000 tahun lamanya, jika sekuestrasi karbon geologi dilakukan dengan benar dan dikontrol dengan baik. Namun, di balik potensi besarnya ini, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi oleh berbagai pihak. Tantangan-tantangan tersebut berupa membengkaknya biaya listrik dan ancaman kebocoran karbon dioksida yang berhasil ditangkap dan disimpan.
ADVERTISEMENT
Penerapan metode CCS dapat meningkatkan biaya listrik sebesar 30% hingga 80%. Faktor utama penyebab hal ini terjadi adalah karena metode CCS membutuhkan energi yang tidak sedikit. Energi yang besar ini digunakan untuk menangkap dan mengompres karbon dioksida dari atmosfer agar siap ditransfer dan diinjeksikan ke dalam bawah permukaan bumi. Estimasi peningkatan biaya yang dikeluarkan ini juga dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk di antaranya lokasi dan jenis teknologi yang digunakan.
Selain biaya, ancaman kebocoran karbon dioksida juga menjadi perhatian ketika metode CCS diterapkan sebagai salah satu solusi atas masalah pemanasan global yang terjadi. Karbon dioksida yang berhasil disimpan di dalam formasi batuan dapat merembes ke lapisan batuan yang di atasnya atau ke atmosfer. Diperlukan sistem instalasi sumur injeksi yang baik serta monitoring yang terkendali agar penerapan metode CCS dapat berjalan optimal dalam mengurangi emisi gas rumah kaca berupa karbon dioksida.
ADVERTISEMENT