Mengulas Dampak Perubahan Iklim terhadap Bencana Alam

Erina Prastyani
SainsAsyikFGMI
Konten dari Pengguna
4 April 2020 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erina Prastyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih ingatkah kejadian bencana alam berupa gelombang panas yang menyerang Eropa pada pertengahan tahun lalu dan kebakaran hutan yang terjadi di Australia pada awal tahun ini? Semakin seringnya bencana alam yang terjadi di seluruh penjuru dunia kini pada akhirnya membuat kita bertanya-tanya, (si)apa yang harus disalahkan?
Ilustrasi: Penampakan bencana angin topan yang terlihat dari luar angkasa (Sumber: flickr.com)

Perubahan iklim dan bencana alam

ADVERTISEMENT
Bencana alam merupakan peristiwa kompleks yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Bencana alam terjadi bukanlah tanpa sebab. Berdasarkan penyebabnya, bencana alam dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng bumi. Contoh bencana alam yang masuk ke dalam kategori ini di antaranya gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. Kedua, bencana alam yang berhubungan dengan cuaca, termasuk di dalamnya angin topan, tornado, gelombang panas ekstrim, dan cuaca dingin ekstrim. Ketiga, bencana alam yang terjadi sebagai akibat dari bencana alam lainnya. Banjir, tanah longsor, dan kelaparan menjadi contoh bencana alam yang masuk ke dalam kategori ini.
Cuaca ekstrem, angin topan, dan tornado adalah beberapa contoh bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini. Semakin tingginya frekuensi terjadinya bencana-bencana ini sering kali menimbulkan pertanyaan, apakah perubahan iklim global berpengaruh? Jawabannya bisa jadi ya dan tidak. Oleh karena bencana alam adalah sesuatu yang kompleks, kita tidak bisa menyalahkan perubahan iklim sebagai satu-satunya penyebab seringnya suatu bencana alam terjadi. Namun, perubahan iklim dapat memperparah kondisinya. Bagaimana bisa?
Ilustrasi: Kebakaran hutan yang terjadi di Australia (Sumber: flickr.com)

Global warming memperparah segalanya

Pemanasan global yang terjadi sebagai salah satu efek perubahan iklim menyebabkan kandungan uap air di atmosfer semakin meningkat. Semakin tingginya kadar uap air akan mempengaruhi tingkat kelembapan di atmosfer. Kondisi atmosfer yang lembap akan memicu terjadinya badai besar yang terjadi. Ancaman badai semakin diperparah oleh berkurangnya perbedaan suhu antara ekuator dengan kutub. Akibat adanya global warming, temperatur di kutub mengalami lebih banyak peningkatan jika dibandingkan dengan perubahan temperatur yang terjadi di ekuator. Peningkatan suhu yang sangat drastis di kutub membuat perbedaan suhu antara ekuator dengan kutub menjadi lebih kecil dari yang seharusnya. Hal ini sebenarnya membuat potensi kejadian badai dengan intensitas kecil semakin jarang terjadi. Namun, secara bersamaan, hal tersebut ternyata meningkatkan ancaman terbentuknya badai berintensitas tinggi di atmosfer bumi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, semakin banyaknya panas yang diserap oleh atmosfer akibat perubahan iklim dapat membuat lautan juga menjadi lebih hangat. Meningkatnya suhu lautan ini berpotensi untuk memperbesar kecepatan angin topan yang sedang menyerang wilayah tertentu. Jika kecepatan angin topan semakin besar, maka tingkat ancaman kerusakan yang akan dialami pasca bencana angin topan terjadi juga semakin tinggi.
Melelehnya es di kutub juga tidak boleh luput dari perhatian. Temperatur global yang semakin tinggi membuat es di kutub mencair sehingga menyebabkan level permukaan air laut semakin meninggi. Tingginya level permukaan air laut mengancam keberlangsungan hidup manusia di wilayah pesisir. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut menjadi lebih rawan untuk tenggelam dan terkena tsunami.
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan yang pernah terjadi di Australia pada awal tahun ini juga diperparah oleh cuaca panas dan kekeringan yang melanda negara tersebut. Kejadian ini tidak hanya memakan korban manusia tetapi juga satwa-satwa liar yang ada di sana. Bahkan beberapa di antara satwa-satwa tersebut kini terancam mengalami kepunahan.
Perubahan iklim bukanlah hal yang bisa dianggap sepele lagi. Banyak potensi ancaman bencana yang menghantui jika kita tidak bertindak mulai hari ini.