Konten dari Pengguna

Relevansi The Feminine Mystique Karya Betty Friedan dalam Konteks Isu Kesetaraan

Erina Puspita
Mahasiswi universitas pamulang.
24 Oktober 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erina Puspita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kesetaraan Gender. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kesetaraan Gender. Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
The Feminine Mystique karya Betty Friedan, yang diterbitkan pada tahun 1963, menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah feminisme. Buku ini menggugah kesadaran wanita Amerika akan ketidakpuasan yang terpendam akibat peran tradisional sebagai istri dan ibu yang terbatas. Friedan menyoroti perasaan kekosongan yang dialami oleh banyak wanita yang, meskipun memenuhi peran yang diharapkan secara sosial, merasa terkungkung dan kehilangan identitas diri.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks saat ini, The Feminine Mystique masih sangat relevan karena beberapa tema yang diangkat oleh Friedan tetap ada, meskipun dalam bentuk yang berbeda. Misalnya, ketidaksetaraan gender di tempat kerja, seperti kesenjangan upah antara pria dan wanita serta kurangnya representasi perempuan di posisi kepemimpinan, masih menjadi isu global. Meskipun lebih banyak wanita kini memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan, mereka tetap menghadapi stereotip gender dan tekanan sosial terkait peran tradisional di rumah.
Selain itu, isu keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga—yang sudah menjadi sorotan di buku ini—juga masih menjadi perdebatan utama di banyak negara. Banyak wanita karir merasa tertekan untuk "melakukan semuanya," yaitu menjadi pekerja produktif sekaligus ibu yang baik, yang mengakibatkan tekanan mental dan fisik yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan kebangkitan gerakan-gerakan seperti #MeToo dan perjuangan untuk hak reproduksi, suara perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan dan kebebasan individu semakin kuat. Buku Friedan terus menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam memahami bahwa ketidakpuasan yang mereka rasakan mungkin bukan masalah individu, tetapi masalah struktural yang membutuhkan perubahan kolektif.