Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Ephitel Barrier Yang Rusak : Penyebab Bertambahnya Kasus Autoimun dan Alergi
23 Februari 2025 11:01 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Erniwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ephitelial Barrier yang rusak ternyata menjadi salah satu alasan utama dari banyaknya kasus autoimun dan alergi, begitu tangkapan judul dari salah satu rekomendasi yang muncul di layar youtube saya pagi ini. Apalagi mengingat saya juga punya salah seorang sepupu yang mengalami autoimun kronis, dan sejumlah reaksi alergi saya sendiri terhadap sejumlah bahan-bahan kimia.

Kebiasaan setelah shalat subuh dan habis beberes saya di akhir minggu memang bersantai mendengarkan ceramah, entah itu dakwah dari para Ustadz maupun soal kesehatan. Dua hal ini yang kadang membuat saya merasa hidup, benar-benar hidup dengan jelas.
ADVERTISEMENT
Jadi, ada hal yang sangat penting menurut saya, yang harus saya bagi kepada pembaca budiman hari ini. Setelah saya mendengarkan paparan dari dokter Stevent Sumantri ini, seakan bertambah lagi ilmu pengetahuan saya tentang bagaimana tubuh ini diciptakan dengan begitu sempurna, pun dengan mekanisme kerjanya.
Profesor Cezmi Akdis dalam Kongres APAAACI 2024, sumber : Linkedin APAAACI 2025
Apa Itu Ephitelial Barrier?
Jadi, ephitelial barrier ini adalah lapisan yang sangat tipis yang membatasi setiap organ-organ tubuh manusia. Jaringan epitel atau lapisan epitel tidak hanya ada di kulit saja, namun lapisan ini memagari batas-batas lapisan tubuh kita mulai dari kulit, saluran cerna, pembuluh darah, saluran napas, sampai ke kelenjaar-kelenjar sampai ke ginjal dan otak. dan organ-organ lain.
ADVERTISEMENT
Ternyata lapisan ini memiliki fungsi lain yang tak kalah penting yaitu :
ADVERTISEMENT
Jadi epitel ini harus dijaga dengan baik agar fungsinya dapat berjalan dengan maksimal. Dengan kata lain, untuk menjaga agar organ-organ tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka keberadaan jaringan epitel ini juga harus terjaga.
Bagaimana Ephitel Barrier Bisa Rusak?
Dalam Kongres APAAACI (Asia Pacific Association of Allergy, Asthma and Clinical Immunology) di Kuala Lumpur, Malaysia, yang diadakan pada 12-15 Desember 2024 lalu, seorang Ahli Imunologi dari Swiss yang merupakan salah satu tokoh terkemuka dunia bernama Profesor Cezmi Akdis memaparkan bagaimana ephitel barrier kita bisa rusak.
Menurut profesor yang sudah puluhan tahun bergerak di penelitian terkait alergi dan imunologi, Kerusakan lapisan epitel merupakan permasalahan yang menyebabkan banyaknya penyakit kronik di jaman modern ini.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jika saya boleh jujur setelah membaca point 4, kita akan sama-sama berfikir bahwa apabila lapisan ephitel ini sudah terkena gangguan atau kerusakan, seakan proses penyembuhan menjadi lingkaran setan yang lebih sulit lagi bagi tubuh.
Dalam bahasa mudahnya, menurut dokter Stevent, Lapisan Ephitel ini bisa kita ibaratkan rumah dengan atap, dinding, lantai, saluran air, dan kabel listriknya. Bayangkan apabila atapnya bocor, pipa airnya bocor, listriknya konslet, dindingnya retak, maka kita harus segera memperbaikinya dengan tepat, kadangkala saat proses perbaikan ini juga bisa mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.
Hal ini lah yang terjadi ketika lapisan epitel ini bocor, dimana sistem imunitas tubuh akan bekerja berlebihan dan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut. Lalu Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi hal ini? Ya hindari sebisa mungkin faktor-faktor yang menyebabkan lapisan ephitel kita akan terganggu atau mengalami kerusakan.
ADVERTISEMENT
Penyakit Kronik Apa Saja Yang Dapat Ditimbulkan
Adapun sejumlah penyakit kronik yang dikaitkan dengan gangguan perlindungan ephitel adalah :
Keempat golongan penyakit di atas diketahui semuanya diakibatkan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi di lapisan epitel kita yang kemudian mengakibatkan peradanganan di organ jauh bahkan di otak dan sendi.
Jika kebocoran peradangan akibat kebocoran terjadi di otak maka biasanya akan mengakibatkan degenerasi di otak, sedangkan jika di sendi akan mengakibatkan arthritis, osteoporosis, dan mengakibatkan kelemahan otot yang dipercepat.
ADVERTISEMENT
Dari kongres tersebut bahkan diketahui bahwa Semakin lama semakin bertambah, bahkan sudah mencapai 68 penyakit yang sudah dibuktikan terkait langsung dengan kebocoran atau kerusakan di ephitel.
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Ephitel
Ada beberapa faktor penyebab kerusakan Ephitel Barrier yang patut kita ketahui diantaranya :
ADVERTISEMENT
Nah dengan bocornya lapisan-lapisan ini, yang menyebabkan berbagai allergen, racun, polutan, mikroba dan pathogen mudah sekali masuk ke tubuh khsuusnya saluran cerna.
Gluten Tak Sepenuhnya Bersalah
Ada yang lucu dalam salah satu bahasan dalam video tersebut, dimana saya baru tahu bahwa gluten tak sepenuhnya bersalah atas berbagai penyakit degeneratif yang saya ketahui.
Jadi akibat dari lemahnya atau kebocoran jaringan epitel barrier ini, bahkan dapat mengakibatkan sebuah protein yang tidak maslaah seperti gluten, dijadikan kambing hitam yang menyebabkan penyakit kronik.
Padahal faktanya adalah gluten ini protein makanan yang telah dicerna di saluran cerna, dipecah jadi asam amino di usus halus. Kesalahannya adalah, gluten ini harusnya tidak bisa tembus masuk ke pembuluh darah, namun karena adanya kebocoran lapisan epitel, sehingga asam amino ini justru masuk ke pembuluh darah, yang kemudian terbawa dan nyangkut ke otak, nyangkut di sendi, dan di kulit.
ADVERTISEMENT
Nah asam amino yang nyangkut di tempat yang salah inilah yang kemudian memicu sistem kekebalan tubuh (sistem imun kita) melihatnya sebagai benda asing, sehingga di seranglah oleh sistem imun. Pada akhirnya saya tertawa sendiri, menyadari bahwa kemungkinan besar masalahnya justru bukan gluten, namun lemahnya jaringan ephitel di saluran cerna kita sendiri.
Bersambung .....................
*berhubung harus menghadiri workshop jadi tulisan dilanjutkan di lain kesempatan ya, semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat ya.