Konten dari Pengguna

Lucu di Balik Deportasi 2 Orang Turis Inggris yang Ikut Demo Ojol di Jakarta

Erniwati
Abdi Negara yang hobby nulis, Tim Humas Kanwil Kemenkumham NTB, Freelancer yang doyan Web Design dan Digital Marketing. Hobby Belajar banyak hal baru.
9 September 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erniwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
2 orang Turis Asal Inggris Ikutan Demo Ojek Online (Ojol) di Jakarta Pusat, menimbulkan pertanyaan sendiri buat saya. Bahkan berujung deportasi, Kok bisa?
Sumber : SS kumparan.com
Dalam pandangan saya, kedua WNA asal Inggris yang notabene merupakan wisatawan ini sebenarnya agak lucu. Dari beberapa pemberitaan yang saya baca, ada yang menarik dari kehadiran turis ini.
ADVERTISEMENT

Berawal Dari Unjuk Rasa Ojek Online

Kejadian ini berawal dari aksi unjuk rasa pengemudi ojol yang berlangsung pada 29 Agustus 2024 lalu yang diikuti oleh kurang lebih 2.500 Driver.
Dalam unjuk rasa tersebut para driver ini menyuarakan sejumlah tuntutan kepada pihak aplikator. Mulai dari revisi aturan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), tarif yang tak sesuai, kebijakan suspend akun yang berulang, dan program baru yang mencekik pemasukan driver.
Berikut sejumlah point tuntutan yang di orasikan antara lain :
ADVERTISEMENT

Munculnya Orator Asing, WNA Asal Inggris

Nah yang membuat saya lucu dan tak habis pikir, dalam kegiatan tersebut tetiba kedatangan orator bule alias turis asing yang jelas-jelas datang untuk berlibur.
Entah apa yang dipikirkan oleh dua orang turis asal Inggris tersebut hingga tiba-tiba bisa hadir dengan ikat kepala bendera Indonesia, sambil mengepalkan tangan dan ikut-ikutan teriak "Hidup Ojol!"
Setelah bergabung ke dalam kerumunan masa, Sorak sorai peserta demo pun mengiringi kedua WNA tersebut. Bahkan Kedua WNA itu lalu diminta naik ke atas mobil komando.
Para koordinator aksi yang sudah berada di atas mobil komando pun mengaku tak mengerti apa perkataan kedua WNA itu, namun tetap mempersilakannya mengambil mic.
ADVERTISEMENT
Kocak memang, bahkan menurut saya peserta demo mendapat sedikit suguhan hiburan di tengah kerumunan masa yang lumayan padat.
Dalam bayangan saya, mungkin kedua orang bule ini menganggap hal ini aksi solidaritas juga bagi mereka. Atau yang lebih receh adalah aksi ringan untuk sekedar Having Fun.

Tak Jadi Liburan, Malah Berujung Di Deportasi

Namun siapa sangka, bahwa akibat aksinyatersebut, kedua turis asal Inggris itu tak jadi liburan dan malah berujung Deportasi. Mereka resmi dideportasi melalui Bandara Soekarno Hatta pada 4/9/2024 lalu.
Apesnya lagi, tak hanya di deportasi, keduanya bahkan mendapatkan status Cekal. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim pada Jum'at, 6/9/2024 kemarin.
Menurut Silmy Karim, WNA yang berkunjung ke Indonesia dilarang untuk mengikuti demo apapun. Oleh karenanya, sanksi deportasi menjadi konsekuensi dua WNA asal Inggris tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita juga beri sanksi cekal," tutur Silmy melanjutkan.
Sehari sebelumnya, Silmy juga menuturkan bahwa area demonstrasi merupakan wilayah yang dilarang bagi orang asing.
Sebagai Informasi, keduanya dideportasi oleh Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Jakarta Pusat setelah dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan pemeriksaan, BJL dan BTS datang ke Indonesia dengan visa liburan. Namun keduanya melakukan pelanggaran terhadap aturan keimigrasian, khususnya Pasal 75 UU No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
Perlu dicatat juga bahwa Area Demonstrasi adalah merupakan area terlarang bagi orang asing.
Nah, meskipun sambil ketawa ketiwi sendiri karena masih geli dengan kelakuan dua bule Inggris ini, namun saya tetap berharap kepada para pihak terkait khususnya, untuk lebih baik dalam mensosialisasikan berbagai aturan keimigrasian yang ada.
ADVERTISEMENT
Pasalnya bisa jadi budaya hukum kita di Indonesia dengan mereka yang di luar negeri agak sedikit berbeda. Tak menutup kemungkinan bahwa Demo ini besar bagi kita, namun menjadi ajang having fun bagi mereka.
Siapa yang tau kan?