Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tak Cuma Masyarakat, ASN Juga Butuh Penerangan Bahaya Judol dan Pinjol
13 Agustus 2024 14:33 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Erniwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa bilang cuma masyarakat yang harus diberi penerangan bahaya judi online (Judol) dan pinjaman online (Pinjol), sebaliknya ASN juga sama.
Hari ini tergelitik juga dengan salah satu berita di situs Kumham, tentang beberapa kegiatan penyuluhan hukum bagi masyarakat yang bertemakan bahaya judi online dan pinjaman online ini.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, jika ingin jujur ya, permasalahan judol dan pinjol ini hampir ada di seluruh lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Mau rakyat jelata hingga pejabat negara.
Tak pandang miskin dan kaya, tak pandang usia bahkan tak juga melihat tinggi rendahnya pendidikan yang mereka punya. Judol dan Pinjol merambah ke semua lini dan usia.
Pejabat Negara dan PNS Pelakon Juga
Realitanya, beberapa pejabat di Indonesia terlibat dalam kasus judi online yang meresahkan publik. Temuan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) beberapa waktu lalu mengungkap bahwa lebih dari 1.000 anggota legislatif, baik di DPR maupun DPRD, terlibat dalam aktivitas ini.
Bahkan beberapa diantaranya sudah masuk dalam radar pengawasan. Hal ini menyebabkan munculnya tekanan dari berbagai pihak agar mereka yang terlibat segera ditindak tegas untuk menjaga citra lembaga yang mereka wakili.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kalau bukan nama baik dan marwah sebuah institusi negara yang notabene harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat. Logikanya, bagaimana publik akan percaya jika faktanya pejabat yang mereka pilih kelakuannya tak sesuai cita-cita.
Sungguh ironi kan, yang harusnya jadi panutan positif malah jadi contoh buruk bagi masyarakat di negara ini.
Itu baru Judol, belum lagi kasus pinjol yang juga mampu memikat pejabat negara dan PNS secara umumnya. Beberapa pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di Indonesia, salah satunya kasus di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terjerat masalah pinjaman online (pinjol).
Dampak Negatif Jika ASN sudah Terjerat Judol dan Pinjol
Selanjutnya jika kita bicara dampak negatif jika ASN sudah terjerat judol dan Pinjol, maka sudah bisa dipastikan tidak hanya akan berdampak pada pribadi namun juga lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, seseorang yang sudah kecanduan judol dan pinjol umumnya akan mengalami keterpurukan baik secara individu maupun institusi.
Berikut ini sejumlah dampak judol dan pinjol yang saya rangkum sebagai gambaran untuk anda.
Dampak bagi Individu
ADVERTISEMENT
Dampak bagi Instansi
Dampak bagi instansi juga tidak kalah besar, pasalnya seorang ASN iini mewakili wajah dari sebuah Institusi secara umum.
Sehingga, otomatis jika individu ini sudah terjerat, maka dampak yang ditimbulkan bagi instansi pun pasti tak bisa terelakkan. Beberapa dampaknya antara lain :
ADVERTISEMENT
Langkah-Langkah Antisipasi
Namun semua itu bukannya tak bisa diupayakan untuk diantisipasi. Berbagai cara dan upaya dari pemerintah dalam rangka mengantisipasi hal ini telah dilakukan.
Diantaranya melalui berbagai kegiatan penguatan dan pengarahan di setiap kesempatan, dan dilaksanakan oleh hampir setiap level jabatan.
Adapun beberapa bentuk upaya yang telah dilakukan dan terus dilakukan antara lain :
ADVERTISEMENT
Bagi saya pribadi yang sudah mengabdi selama kurang lebih 17 tahun, sampai detik ini masih bingung apa enaknya berjudi, karena secara logika peluang menang itu sangat sulit.
Dibandingkan dengan pengeluaran yang telah dikeluarkan untuk bertaruh selama berbulan-bulan atau tahunan, keuntungannya bagi saya hanya semu.
Lalu Pinjol, secara logika tidak bisakah kita bijak dalam mengatur keuangan kita? Hidup apa adanya yang penting tenang bersama keluarga?
Kalaupun ingin mencari lebih atau butuh, bukankah bisa dengan jalan lain yang lebih aman. Faktanya banyak kasus perceraian dan anak terlantar karena masalah finansial.