Sabda Russell Peters dan Menertawakan Hidup Sendiri

Eunike
no one...........
Konten dari Pengguna
28 Februari 2018 2:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eunike tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sabda Russell Peters dan Menertawakan Hidup Sendiri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
disclaimer: tulisan ini tidak dibuat oleh jurnalis kumparan tapi oleh sang penulis yang tentunya bebas punya pendapat apapun tentang bagaimana dia melihat suatu kondisi tertentu. mau pakai gue, beta, saya, aku, itu terserah penulis:) ------ Kenapa coba kalian tertarik buat klik tulisan ini? Kalau bisa gue tebak, kalian datang karena baca caption yang gue kasih di media sosial bahwa tulisan ini adalah semacam opini gue setelah nonton Deported World Tours-nya Russell Peters di The Kasablanka pada hari Selasa, 27 Februari 2018. Ya nggak? Kalau iya, kalian jangan kaget dulu karena alih-alih melihat fotonya Russell di bagian cover tapi kok malah foto nenek-nenek yang diambil dari sebuah website penyedia foto gratis kekinian. Foto di atas itu benar adanya, judul yang gue kasih juga benar adanya bahwa ngetawain sendiri itu hukumnya wajib, mulai dari lo baru pertama kali bisa tertawa sampai nanti udah bangkotan nenek-nenek kaya foto di atas. Lah kenapa gitu? Kok ngetawain diri sendiri? Gue ga merasa diri gue lucu kok, Ke? Hidup gue nggak ada bagus-bagusnya buat diketawain, hidup jangan dibecandain!
Sabda Russell Peters dan Menertawakan Hidup Sendiri (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ok deh, coba tarik sedikit ke show-nya Russell Peters di The Kasablanka, Jakarta ya. Singkat cerita gue dapat tiket gratis baru H-1 show ini dari seorang teman, dia nggak bisa datang karena kerjaan. Ya sudahlah yah, mumpung gue juga hidupnya memang kurang berwarna kalau abis pulang kerja, gue mengiyakan saja tawaran itu. Show itu sendiri jam 9 malam, jadi pas banget lah datang ke Kasablanka situ dari Pejaten yang macetnya ajubile bin jinun mana gerimis mengundang tiada tara, hancur sudah jalanan Jakarta. Well, kalau kalian bertanya emang siapa sih Russell Peters, tolong kalian baca aja di sini (plis jangan malas!) atau nonton salah satu video dia yang berikut ini. Wait…sebelum nonton pastikan kalian bukan hanya punya selera humor tinggi, tapi orangnya nggak sensi-sensi amat dan bisa ngerti konteks juga jangan dibawa baper.
ADVERTISEMENT
Balik lagi ya ke acaranya. Pintu dibuka sejak pukul 20:30, gue kebetulan masih diajak nongkrong dulu sebentar sama yang ngasihin tiket di venue dan tepat pukul 21:00 baru masuk ke hall. Kan biasa ya gue orangnya apa-apa di-Instastory-in, kali ini juga pengen dong pamer-pamer dikit (hadeuh tetep ya gengges), tapi niat itu langsung gue urungkan karena pas duduk gue baca tuh di layar ada peringatan bahwa beberapa menit lagi nggak boleh rekam-rekam apapun. Gue sembunyiin udah deh tuh hape semua sama di-silent, mana ngeri juga lihat orang yang jagain kaya badannya gede gitu dan sepertinya siap ngusir kalau kita nggak nurutin ketentuan. Lagian sih ya, datang ke show seperti ini kan buat nikmatin kontennya, bukan buat pamer. Dan memang worth it banget. Nggak kebayang kalo misalnya malah sibuk update status di media sosial dan jadi nggak dengerin jokes-jokes yang bikin mulut gue sampai sekarang masih sakit parah sangking ngakak 2 jam penuh. Deported World Tours ini sendiri dibuka sama salah satu comedian juga yang namanya Jake Johannsen. Gue nggak mau cerita banyak tentang dia, intinya ya ini orang bisa menjadikan cerita keluarganya sebagai materi stand-up dan itu kece banget menurut gue (heran kenapa sih orang-orang ini kalau bercerita tuh bisa ngalir dan nggak maksa terus tau-tau aja udah kelar. Kesel nggak sih). Jake Johannsen ini dikasih panggung ada sekitar 15–20 menit (gue lupa) lalu setelahnya nongol deh si bintang utama malam itu, Russell Peters. Kalau disuruh ngulang lagi cerita, gue nggak bisa nyusun dengan rapih semua materi yang dia bawakan. Pasti berantakan sana-sini misalnya gue ceritain ulang, walaupun Russell sendiri bawain materinya itu smooth banget SUMPAH GUE BISA NGGAK SIH PINTER KEK GITU??!! Terus apa hubungannya sama judul lo, Ke? Itu yang di atas…yang lo bilang ngetawain hidup sendiri tuh harus? Nah, itu dia! Highlights malam ini yang gue tangkep dari Russell Peters adalah sebetulnya dia sedang menertawakan setiap hal-hal kecil di dalam hidupnya. Menertawakan dalam arti semua dibawa sederhana aja, apa-apa please jangan dibikin ribet, semua dibawa ketawa aja karena kalau dibawa ketawa ya lo nggak akan ngerugiin siapapun termasuk diri lo sendiri. Misalnya menertawakan nama sendiri (hi halo Dimas, kini semua orang nggak akan pernah melupakan malam di mana kamu dibahas terus sama Kang Russell. LOL! Sabar ya, dude) ya tujuannya biar kamu jadi lebih menghargai dan sayang sama diri sendiri, secara nggak langsung Russell membuat nama ‘Dimas’ menjadi sangat spesial dengan caranya sendiri (ngaku, kalian yang nonton akan selalu ingat nama itu!). Atau menertawakan bagaimana kejadian-kejadian kecil dalam hidup bisa membentuk diri kita yang sekarang (ingat Taj Mahal, ingat India Utara dan India Selatan, ingat periksa ke dokter dan obatnya Michael Jackson. Nggak ngerti lah ini rahang mau copot seriusan ngakak nggak berhenti-berhenti). Dan juga menertawakan apa yang terjadi dengan dunia saat ini tapi tetap peduli dengannya dan tidak larut dalam keseriusan yang malah bikin kita makin pusing, runyam dan jadi mikir yang negatif mulu. Russell Peters tidak hanya berdiri di depan The Jakartans malam itu untuk sekadar memberikan lelucon receh, dia ya kerja cari duit woy…hahah..nggak..nggak…(seriusan Ke ah!). Lebih dari sebuah pertunjukan komedi, buat gue pribadi Russell Peters memberikan show yang kelihatannya bikin ketawa, tapi pas pulang bikin mikir banyak banget. Mikir kok nih orang punya kemampuan storytelling segila itu, otaknya bisa berpindah dari satu hal ke hal lain, kok bisa nggak mati ide di depan ribuan orang, kok bisa berpikiran terbuka kaya gitu (nggak pake acara nggak enakan), kok gini kok gitu, ah kesal lah kalau lihat orang pintar tuh ya. Tapi satu hal yang pasti, Russell bersama jokes-jokes bangke nan brilian itu membuat gue sadar bahwa selama ini gue kurang ngetawain hidup sendiri, terlalu serius akhirnya apa-apa suka ribet dan stress sendiri. 2 jam show itu sangatlah mahal (iya serius tiketnya mahal), membuktikan bahwa harga dari tertawa lepas di masa sekarang ini sangatlah tinggi karena kita udah susah ngetawain hidup sendiri sampai-sampai mesti diajarin/diajak dulu sama orang lain. Well, itu bagian seriusnya, bagian gilanya? DUH BANYAK MBAK, MAS! Nggak ngerti lagi gue mah, bisa bikin satu essai ini mah kalo dipanjangin (mbak sebelah gue aja ampe batuk-batuk karena ketawa mulu). Oh ya, pesan kalau kalian mau nonton show Russell Peters di lain kesempatan, pilihlah tempat duduk paling depan (iya pasti mahal), tapi di situlah kamu akan belajar untuk tidak baper karena jadi bahan lelucon dari awal ampe akhir (Yes….we feel you, Dimas…we feel you. LOL!)
ADVERTISEMENT
The memorable ones: 1. The Twins Joke: Kate & Duplicate, Pete & Repeat 2. “I don’t trust people who don’t swear. They’re must be hiding something” 3. The Romanians 4. ‘Mahatma Gandhi’ from Gujarat didn’t take his wife to the show because he can’t afford to buy 2 tickets 5. Gold, Platinum, Bronze and The C Section 6. “Dad, i wanna see The Taj Mahal” 7. Trump’s Face