Konten dari Pengguna

Rokok Elektrik sama Bahayanya Dengan Rokok Konvensional?

Fachreza Nazriel
Mahasiswa Aktif D3 Penerbitan (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta Semester 4
4 Juli 2024 10:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachreza Nazriel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional (Sumber: Istock)
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional (Sumber: Istock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rokok elektrik, atau yang sering disebut vape, telah menjadi alternatif populer bagi banyak perokok konvensional dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun dipromosikan sebagai pilihan yang lebih aman, penelitian terbaru menunjukkan bahwa rokok elektrik bisa sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Berikut adalah beberapa alasan mengapa rokok elektrik patut mendapat perhatian serius. Rokok elektrik mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan. Selain nikotin, yang sudah dikenal adiktif, cairan vape (e-liquid) juga mengandung propilen glikol dan gliserin. Ketika dipanaskan, senyawa ini dapat terurai dan menghasilkan senyawa beracun seperti formaldehida dan asetaldehida. Formaldehida dikenal sebagai karsinogen yang dapat meningkatkan risiko kanker . Asetaldehida juga merupakan senyawa beracun yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan pada hati dan sistem saraf . Selain itu, beberapa penelitian menemukan adanya logam berat seperti timbal, nikel, dan kromium dalam uap rokok elektrik. Logam berat ini berasal dari elemen pemanas dalam perangkat vape dan dapat terhirup oleh pengguna, menyebabkan berbagai efek kesehatan yang merugikan. Paparan jangka panjang terhadap logam berat dapat menyebabkan kerusakan organ, gangguan sistem saraf, dan masalah perkembangan pada anak-anak . Studi menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, mirip dengan efek rokok konvensional . Hal ini disebabkan oleh nikotin, yang merangsang sistem saraf simpatik dan menyebabkan vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Vasokonstriksi meningkatkan tekanan darah dan beban kerja jantung, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke . Selain itu, nikotin juga dapat menyebabkan pengerasan arteri atau aterosklerosis, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung . Aterosklerosis terjadi ketika plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya menumpuk di dinding arteri, menghambat aliran darah dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke . Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik memiliki risiko yang sama untuk mengalami disfungsi endotelial, kondisi di mana lapisan dalam pembuluh darah tidak berfungsi dengan baik, yang merupakan tanda awal penyakit kardiovaskular . Paparan uap rokok elektrik juga berdampak negatif pada sistem pernapasan. Partikel-partikel kecil yang dihasilkan dari penguapan cairan vape dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan serta kerusakan jaringan. Pengguna rokok elektrik dilaporkan mengalami gejala seperti batuk, sesak napas, dan iritasi tenggorokan, mirip dengan gejala yang dialami oleh perokok konvensional . Lebih jauh lagi, beberapa kasus penyakit paru-paru terkait penggunaan rokok elektrik telah dilaporkan. Salah satu contohnya adalah "e-cigarette or vaping product use-associated lung injury" (EVALI), kondisi serius yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kerusakan paru-paru, dan bahkan kematian. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan tambahan dalam cairan vape, seperti vitamin E asetat, dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah bila terhirup . Rokok elektrik relatif baru di pasaran, sehingga penelitian mengenai efek jangka panjangnya masih terbatas. Namun, bukti yang ada menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, penyakit kardiovaskular, dan potensi risiko kanker . Dengan kata lain, pengguna rokok elektrik bisa menghadapi bahaya kesehatan serius di masa depan, serupa dengan risiko yang dihadapi oleh perokok konvensional. Beberapa penelitian sedang berlangsung untuk memahami dampak jangka panjang penggunaan rokok elektrik, tetapi hasil awal sudah menunjukkan adanya potensi risiko serius. Misalnya, paparan nikotin jangka panjang diketahui dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak, yang berpotensi mempengaruhi kognisi dan memori . Selain itu, ada kekhawatiran bahwa paparan terus-menerus terhadap bahan kimia berbahaya dalam uap rokok elektrik dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) . Rokok elektrik sering kali dipasarkan dengan berbagai rasa yang menarik, seperti buah-buahan dan permen, yang dapat menarik minat remaja dan anak muda. Ini menjadi masalah serius karena penggunaan rokok elektrik pada usia muda dapat menyebabkan kecanduan nikotin, yang sulit diatasi dan bisa menjadi pintu gerbang menuju penggunaan produk tembakau lainnya .
ADVERTISEMENT
Remaja yang menggunakan rokok elektrik juga lebih mungkin untuk mencoba rokok konvensional di masa depan. Hal ini dikenal sebagai "gateway effect," di mana penggunaan produk yang dianggap kurang berbahaya mengarah pada penggunaan produk yang lebih berbahaya .
Selain itu, kecanduan nikotin pada usia muda dapat mempengaruhi perkembangan otak, yang masih dalam tahap perkembangan hingga usia 25 tahun. Nikotin dapat mengganggu perkembangan sirkuit otak yang mengontrol perhatian, pembelajaran, dan suasana hati, yang berpotensi menyebabkan masalah kognitif dan emosional jangka panjang . Penggunaan rokok elektrik juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Biaya pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik dapat membebani sistem kesehatan . Selain itu, kecanduan nikotin dapat mengurangi produktivitas kerja dan kualitas hidup, serta meningkatkan biaya ekonomi yang terkait dengan penurunan kesehatan dan kesejahteraan. Meskipun rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa risiko kesehatannya tidak boleh diabaikan. Kandungan bahan kimia berbahaya, risiko kardiovaskular, gangguan pernapasan, efek jangka panjang yang belum diketahui, serta potensi adiksi pada generasi muda menjadikan rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan memahami risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik. Edukasi yang lebih luas dan regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi masyarakat, terutama generasi muda, dari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok elektrik .