Konten dari Pengguna

Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat: Fondasi Masa Depan Bangsa

Fahmi Rahmatan Akbar
Sedang menempuh pendidikan S1 Hukum Tata Negara Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
7 Februari 2025 14:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahmi Rahmatan Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (dok. ditpsd.kemdikbud.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (dok. ditpsd.kemdikbud.go.id)
ADVERTISEMENT
Membangun karakter anak sejak dini adalah investasi terbaik bagi masa depan bangsa. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menginisiasi program "Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat", sebagai strategi membentuk generasi unggul. Kebiasaan ini tidak hanya bertumpu pada nilai akademik, tetapi juga membentuk karakter luhur yang menjadi modal bagi anak-anak dalam menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT
Tujuh kebiasaan tersebut yaitu Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat (ditpsd.kemdikbud.go.id). Tujuh landasan ini menjadi landasan penting dalam membentuk karakter anak-anak Indonesia untuk mewujudkan generasi emas 2045.
Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam acara peluncuran tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat pada Jumat (27/12) menyampaikan, bahwa tujuh kebiasaan ini bukan hanya membangun individu yang kuat, tetapi juga menciptakan generasi yang peduli dengan sesama dan lingkungannya. “Pendidikan tidak hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun karakter“, terang Mu’ti.
Program ini juga dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang merupakan bagian dari Asta Cita ke-4 dalam visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami akan urgensi dari tujuh kebiasaan ini, kita dapat melihatnya dari lima aspek, yaitu yuridis, historis, filosofis, sosiologis, dan medis.
Secara yuridis, Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan implementasi dari berbagai regulasi nasional yang ada. Diantaranya yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) juga menekankan pentingnya penguatan karakter dalam pendidikan formal dan nonformal. Dengan demikian, tujuh kebiasaan ini bukan sekadar program, tetapi bagian integral dari kebijakan pendidikan nasional yang bertujuan menciptakan generasi unggul.
ADVERTISEMENT
Apabila melihat secara historis, tujuah kebiasaan ini merupakan pendidikan karakter yang telah menjadi bagian dari sistem pendidikan dan budaya Indonesia sejak zaman dahulu. Bangun pagi, beribadah, bermasyarakat, telah menjadi nilai penting dalam kehidupan masyarakat sejak zaman kerajaan Nusantara hingga perjuangan untuk kemerdekaan. Sekolah tradisional, dan sistem pesantren juga mengajarkan untuk gemar membaca dengan berbasis nilai-nilai luhur.
Secara filosofis, program ini juga menunjukkan prinsip-prinsip Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia. Misalnya, kebiasaan beribadah selaras dengan sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa". Kebiasaan bangun pagi, berolahraga, makan sehat dan bergizi mencerminkan sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", dan kebiasaan bermasyarakat mencerminkan sila ketiga, "Persatuan Indonesia."
Selain itu, kebiasaan Gemar Belajar mendukung sila keempat dan kelima, yang masing-masing menekankan demokrasi. Dengan menerapkan kebiasaan ini sejak dini, anak-anak Indonesia dapat tumbuh menjadi orang yang menghargai prinsip Pancasila.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang sosiologis, kebiasaan ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang berdaya saing dan harmonis. Misalnya, kebiasaan bermasyarakat dan bekerja sama menunjukkan budaya gotong royong yang menjadi ciri khas dari masyarakat Indonesia.
Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, kebiasaan gemar membaca sangat penting untuk anak-anak, agar mereka dapat menghadapi tantangan zaman dengan cara yang kreatif, dari buku atau sumber pengetahuan lain yang mereka baca. Disiplin dan kebiasaan bangun pagi juga membantu membangun rasa tanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, tujuh kebiasaan ini baik untuk orang-orang dan negara secara keseluruhan.
Sedangkan dari perspektif medis, program ini juga meningkatkan kesehatan fisik dan mental anak. Bangun pagi, tidur cepat, dan berolahraga meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu anak tumbuh dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Makan makanan yang sehat dan bergizi memastikan bahwa tubuh menerima asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan otak dan daya tahan tubuh. Kebiasaan bermasyarakat juga membantu membangun hubungan sosial yang sehat, yang pada gilirannya menyebabkan kesehatan mental yang lebih baik. Sehingga anak-anak dengan kebiasaan tersebut cenderung lebih bahagia, percaya diri, dan lebih baik menangani stres.