Twitter Pindah Tangan, Netizen Pindah Platform

Fauziah
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komunikasi dan Penyiaran Islam
Konten dari Pengguna
18 Desember 2022 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : https://pixabay.com/id/photos/elon-kesturi-mars-ruang-angkasa-6083103/
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://pixabay.com/id/photos/elon-kesturi-mars-ruang-angkasa-6083103/
ADVERTISEMENT
Twitter Kini Berpindah Tangan
Twitter merupakan media sosial paling digandrungi masyarakat global karena selalu up to date dalam memberikan kabar paling aktual bahkan dalam hitungan detik saja. Dalam teori Uses and Gratifications yang di kemukakan oleh para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch dalam sebuah karya tulis mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Pengguna media merupakan pihak yang paling aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Severin & Tankard, 2008). Artinya, pengguna media yang membutuhkan suatu informasi akan berusaha mencari pilihan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, dapat kita simpulkan bahwa Twitter menjadi pilihan para penggunanya untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang ingin mereka ketahui.
ADVERTISEMENT
Belakangan, warganet digegerkan dengan berpindah tangannya kepemilikan Twitter kepada pengusaha sukses Elon Musk. Dilansir dari BBC News, tak tanggung-tanggung Elon berhasil menguasai saham aplikasi berlogo burung tersebut dengan membayar sebesar US$44 Miliar atau setara dengan Rp682,5 triliun. Pada awalnya, dewan direksi menolak tawaran Musk untuk menguasai saham hingga mereka membuat ketentuan khusus untuk mencegah perpindahan tangan secara paksa. Namun, dengan berbagai pertimbangan dan kesepakatan para direksi, Elon Musk berhasil mendapatkan gelar sebagai pemilik saham terbesar pada aplikasi yang tak pernah berkurang eksistensinya ini pada 25 April yang dikuatkan oleh unggahannya dalam bentuk cuitan di akun Twitternya pada 26 April 2022. Warganet selaku pengamat perkembangan platform ini sangat dikejutkan dengan berita tersebut akhirnya setelah beredar kabar burung mengenai pemilik Twitter yang baru, Elon Musk dengan bahagianya menyatakan bahwa kini Twitter sudah berpindah tangan.
ADVERTISEMENT
Mengapa Elon Musk membeli Twitter ?
Musk mengunggah potongan teks wawancara pada akun Twitternya
Sumber : https://twitter.com/elonmusk/status/1518677066325053441
Ia mengungkapkan bahwa, "Kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting untuk masa depan umat manusia diperdebatkan," kata Musk. "Saya juga ingin menjadikan Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan menyempurnakan produk dengan fitur-fitur baru, menjadikan algoritma open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia. Twitter memiliki potensi yang luar biasa - saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan komunitas pengguna untuk membukanya."
Mengenai prinsip Elon Musk yang ingin mengalahkan bot spam, hal ini sependapat dengan Sugiyono dalam bukunya yang berjudul 'Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D' mengatakan bahwa populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut (Sugiyono, 2011). Jadi, percuma saja ada jutaan atau miliyaran akun namun sebagian adalah akun palsu juga bot semata.
ADVERTISEMENT
Twitter Kini Berbayar ?
Pada awal kepemimpinan Musk sebagai pemilik saham terbesar, warganet dikejutkan dengan berbagai kebijakan baru salah satunya yakni bukan hanya public figure, semua orang dapat mendapatkan centang biru yang menandakan bahwa akun tersebut telah terverifikasi. Dilansir dari MBS News, Elon Musk menentukan tarif bagi para pengguna Twitter yang telah bercentang biru sebesar 8 dollar perbulan atau sekitar 125 ribu rupiah dinilai memberatkan para pengguna akun Twitter yang biasanya menikmati fitur tersebut secara gratis (Jyg, 2022).
Dilihat dari tranding yang saya baca, user Indonesia turut meramaikan hal tersebut selama beberapa hari sebagai bentuk protes kepada sang pemilik Twitter yang dinilai membuat keputusan yang terlalu menguntungkan diri sendiri berbagai cuitan beredar mengenai keputusan ini.
ADVERTISEMENT
Twitter Mengalami Down System
Tak sampai disitu, selama beberapa hari setelah berbagai kebijakan baru diberlakukan Twitter mengalami penurunan sistem yang tentunya membuat para pengguna media ini geram berbagai kabar simpang siur kembali beredar diantaranya kabar bahwa mungkin saja Twitter akan ditutup dan berbagai kabar yang memang dibesar-besarkan oleh para user Twitter. Melalui cuitannya para pengguna menyatakan jika terus seperti ini mereka akan berpindah pada platform sejenis, banyak juga para user yang mengusulkan Jack Dorsey selaku founder dan juga pencipta twitter untuk membuat platform saingan untuk Twitter. Netizen mengungkapkan bahwa mereka siap untuk berhijrah ke platform baru jika Twitter terus begini. Ditambah menurut keterangan beberapa pegawai dalam cuitannya, kantor Twitter akan ditutup selama empat hari kedepan.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 11 Desember kemarin Twitter kembali mengalami down system. Saat itu, Twitter tidak bisa me-refresh timeline kebetulan Bogor sedang dilanda hujan deras saya pikir ini terjadi dikarenakan kendala jaringan. Namun, ternyata saat saya mengecek kembali di pagi hari, ada banyak cuitan mengenai down system yang saya alami semalam. Sampai saat ini, belum ada kejelasan apa alasan dari penurunan sistem yang terjadi baru-baru ini.
Elon Musk Memecat Ribuan Karyawan yang Mengkritiknya
Setelah resmi menjadi pemegang saham terbesar Twitter Inc dilansir dari New York Times, Elon musk memutuskan untuk memberhentikan pegawai yang mengkritik dan melanggar kontrak. Setelah memecat pegawai di hari selasa, Elon juga memecat pegawai yang ia anggap tidak kompeten. Hal ini dilaporkan oleh media Bloomberg pada hari sabtu. Surat pemecatan pegawai pun dinilai masyarakat tidak etis karena hanya melalui email pada hari minggu (Conger dkk, 2022).
ADVERTISEMENT
Menurut saya, memulangkan pegawai yang mengkritik perusahaan dinilai tidak bijak. Padahal Musk berkata bahwa ia membeli Twitter semata-mata untuk menjadikannya wadah untuk berpendapat. Namun nyatanya, pegawai yang bekerja pada perusahaan ini pun dibungkam untuk berpendapat. Ditambah lagi cara Elon memulangkan pegawainya hanya dengan teks yang dilampirkan dalam email.
Alasan Akan Seluruh Kebijakan Elon Musk
Namun sesungguhnya, kebijakan yang ditetapkan Elon Musk semata-mata untuk meningkatkan sistem yang ada. Maka dari itu, terjadi penurunan sistem saat aplikasi sedang diperbaharui. Sedangkan, pada pemecatan pegawai Musk menetapkan hal tersebut untuk mempertahankan pegawai yang kompeten dan memulangkan pegawai yang dianggap tidak bekerja dengan baik juga tidak berdedikasi pada perusahaan. Salah satunya yaitu memecat petinggi perusahaan yakni Wakil Penasihat Umum Twitter, James Baker yang berupaya mengendalikan dialog publik. Keputusan itu diumumkan Musk melalui akun Twitternya dengan handle @elonmusk. Menurut Musk, alasan ia memecat James Baker adalah karena "kekhawatiran terkait kemungkinan Baker berperan dalam menekan informasi penting untuk dialog publik." Alasan ini jelas sangat logis untuk direalisasikan sebagaimana yang ia katakan bahwasannya ia ingin Twitter menjadi tempat untuk bebas berpendapat tanpa sedikit pun gangguan.
ADVERTISEMENT
Sumber Rujukan
Jyg (2022) Akun Centang Biru Twitter kini berbayar. Dikunjungi pada 25 November 2022, dari https://mbsnews.id/news/read/59065/Akun-Centang-Biru-Twitter-Kini-Berbayar-Elon-Musk-Kenakan-Tarif-8-Dolar-AS-per-Bulan
Kate Conger, Ryan Mac dan Mike Isaac (2022) Elon Musk Fires Twitter Employees Who Criticized Him. Dikunjungi pada 25 November 2022, dari https://www.google.com/amp/s/www.nytimes.com/2022/11/15/technology/elon-musk-twitter-fired-criticism.amp.html
Severin, Werner J & James W. Tankard, Jr. (2008). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi ke 6 (Communication Theories: Origin, Methods & Uses in The Mass Media). Terjemahan Hayanto, Sugeng. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sugiyono (2011). Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta